Marketplace: Pengertian, Jenis, Kelebihan dan Kekurangannya

Kamu pasti sudah sering mendengar istilah marketplace. Tahukah kamu bahwa salah satu platform yang paling banyak digunakan untuk berdagang secara online di Indonesia adalah marketplace. Belakangan ini, industri marketplace Indonesia memang sangat berkembang. Mereka membantu masyarakat Indonesia untuk bisa berbelanja hanya dengan satu klik saja di rumah sendiri. Tetapi, sebenarnya apa sih marketplace itu? Apa saja jenis-jenisnya? Dan apa bedanya dengan online shop atau toko online biasa? Semua akan kita bahas di artikel ini.

Oops! We could not locate your form.

Apa itu Marketplace?

Marketplace adalah sebuah website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko. Sebenarnya, online marketplace memiliki konsep yang kurang lebih sama dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak bertanggung jawab atas barang-barang yang dijual karena tugas mereka adalah menyediakan tempat bagi para penjual yang ingin berjualan dan membantu mereka untuk bertemu pelanggan dan melakukan transaksi dengan lebih simpel dan mudah. Transaksinya memang diatur oleh marketplace itu sendiri. Kemudian setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke pembeli. Salah satu alasan mengapa marketplace terkenal adalah karena kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan. Banyak yang menggambarkan online marketplace seperti department store.

Jenis-Jenis Marketplace

Dengan maraknya kegiatan online shopping zaman sekarang, terutama di Indonesia, tidak heran kalau semua hal yang memfasilitasi kegiatan tersebut akan membludak jumlahnya. Begitu pula dengan marketplace, yang kini memiliki jenisnya masing-masing. Pada umumnya, terdapat dua jenis kerja sama di situs marketplace Indonesia, yaitu:

Marketplace Murni

Kerjasama marketplace murni adalah ketika situs marketplace hanya menyediakan lapak untuk berjualan dan fasilitas pembayaran. Penjual yang melakukan kerjasama marketplace diberikan keleluasaan lebih banyak dibandingkan kerjasama konsinyasi. Penjual berkewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produk secara mandiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga dari pembeli. Jadi, sebelum melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan penawaran harga kepada penjual. Setelah mendapatkan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak, pembeli bisa mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang disediakan marketplace. Beberapa contoh marketplace dari luar negeri yang populer di Indonesia adalah Shopee (Singapura), Lazada (Singapura), JD.ID (Tiongkok), Amazon (Amerika Serikat) dan Rakuten (Jepang).

Marketplace Konsinyasi

Jenis kerjasama yang kedua adalah konsinyasi, atau istilah mudahnya adalah titip barang. Jika penjual melakukan kerjasama konsinyasi dengan situs marketplace, ia hanya perlu menyediakan produk dan detail informasi ke pihak marketplace. Pihak situs marketplace akan mengurus penjualan dari foto produk, gudang, pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dari jenis kerjasama sebelumnya, di jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa melakukan penawaran harga karena semua alur transaksi ditangani oleh situs marketplace. Perbedaan mendasarnya terletak pada tanggung jawab penjual dan alur transaksinya. Alur transaksi di marketplace terjadi langsung antara penjual dan pembeli, sedangkan kerjasama konsinyasi semua alur transaksi langsung ditangani situs marketplace.

Mengapa Marketplace Semakin Digemari?

Banyak pebisnis yang mulai mempromosikan dan menjual produk mereka secara online, karena hal tersebut membuat bisnis mereka menjadi lebih cepat dan efisien. Alasan lainya mengapa marketplace sangat digemari adalah marketplace cenderung memiliki lalu lintas yang besar sehingga penjual dapat memanfaatkannya. Bagi penjual online dengan modal yang kecil, tentunya mendatangkan lalu lintas yang besar ke dalam web mereka merupakan tugas yang sangat berat. Oleh sebab itu, alternatif paling bijak bagi mereka adalah berjualan melalui marketplace. Untuk menjual produk di marketplace juga tidak memerlukan persyaratan yang terlalu rumit dan tergolong mudah.

Kelebihan untuk Penjual Online  

Banyak para perintis penjual online yang mempercayakan dagangannya pada marketplace. Sangat logis mengingat hal itu jauh lebih mudah bagi mereka. Mereka hanya perlu memikirkan nama, tidak perlu rumit memikirkan website, media sosial dan bahkan pemasaran. Pemilik toko hanya perlu mempelajari cara-cara untuk mengupload produk, keterangan dalam penjualan yang perlu diisi, dan proses transaksi pembelian berlangsung.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Keunggulan kedua dari marketplace adalah tempat itu sudah mengumpulkan cukup banyak calon pembeli untuk barang kita. Sehingga, kita hanya perlu membuat supaya barang kita terlihat menarik, agar para pembeli yang menemukan barang kita tertarik untuk membeli. Apalagi jika pihak mereka melakukan banyak promosi-promosi menarik, semakin banyak pasar yang akan mengunjungi toko kita.

Dari segi networking, marketplace pun bisa menjadi lahan untuk para penjual membangun network dengan penjual lainnya. Beragam jenis penjual ada di sana, mulai dari perabotan rumah tangga, alat elektronik, fashion, produk makanan, bahkan yang sederhana seperti pulsa sekalipun.

Kekurangan untuk Penjual Online

Seperti kepingan uang logam, ada sisi lain dari marketplace, yakni kekurangan-kekurangan yang juga penting untuk diperhatikan, terutama untuk kamu yang mulai tertarik menggunakannya.

Hal pertama yang pasti, produk yang dijual akan bersaing secara terbuka dengan produk penjual lainnya yang sama. Setelah diketikkan di kotak pencarian, situs akan menampilkan produk sejenis dalam satu layar bersamaan, sehingga pelanggan bisa langsung membandingkan satu sama lainnya. Agar bisa menang dalam persaingan, penjual harus bisa memberikan layanan yang lebih bagus. Misalkan, fast response, karena pelanggan yang menunggu balasan terlalu lama bisa langsung beralih ke produk toko lainnya. Produk dengan penjelasan yang lebih detail dan gambar yang lebih baik biasanya juga akan membuat orang cenderung lebih tertarik. Sangat wajar karena para pembeli tidak bisa melihat atau mengecek produknya secara langsung.

Kekurangan lainnya yang juga perlu dipahami adalah, bahwa para penjual tidak memiliki kuasa penuh atas toko online-nya. Mereka hanya berwenang pada akunnya, namun semuanya akan tetap menjadi wewenang dari pihak marketplace. Sehingga, jika mereka membuat kebijakan apapun, penjual juga tidak bisa menolak, bahkan jika hal itu mungkin sedikit menghambat atau merugikan bisnis mereka, termasuk jika situs mengalami down system. Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang ini bisa mengamati secara langsung beberapa situs Indonesia ataupun internasional.

Marketplace vs. Online Shop

Selain marketplace, mungkin kamu juga sering mendengar istilah online shop atau toko online. Apakah marketplace dan online shop adalah dua hal yang sama? Jawabannya adalah bukan, marketplace dan online shop adalah dua platform yang berbeda.

Perbedaan utamanya terletak pada perantara. Marketplace adalah perantara yang menghubungkan para penjual dengan pembeli. Di sisi lain, online shop atau toko online tidak memerlukan perantara. Penjual langsung menjual produknya di platform mandiri kepada pembeli. Berjualan melalui online shop atau toko online menuntut kamu untuk lebih mandiri. Kamu perlu membuat website, mengelola pemasaran melalui media sosial dan langsung berurusan dengan konsumen. Walaupun begitu, dengan mengelola website toko online sendiri memiliki keuntungan lebih banyak dibanding hanya berjualan melalui marketplace. Terlebih lagi jika kamu sudah mempunyai merek sendiri.

Keuntungan Mengelola Website Toko Online Sendiri

Pertama, toko online kamu akan lebih dipercaya oleh konsumen. Karena, konsumen lebih percaya kepada toko online yang memiliki website resmi dibanding toko online yang hanya mempunyai laman media sosial.

Kedua, toko online kamu akan lebih mudah untuk muncul di hasil pencarian Google. Muncul di hasil pencarian Google ini penting karena, konsumen melakukan riset melalui mesin pencari terlebih dahulu sebelum membeli produk secara online.

Ketiga, mengurangi ketergantungan pada pihak lain, dalam hal ini marketplace. Kamu bisa mempelajari bagaimana mengelola website toko online sendiri, bukan sekadar mengelola lapak di pihak lain.

Keempat, pada akhirnya kamu akan membutuhkan website toko online sendiri. Jika kamu sedang mengembangkan merek sendiri, website adalah kebutuhan utama dalam branding produk di dunia maya.

Kelima, dengan mengelola website toko online sendiri, kamu memiliki toko pusat yang seluruh pengelolaannya di bawah kontrol kamu, bukan pihak lain. Jadi, ketika ada masalah atau perubahan kebijakan di marketplace, kamu tidak kelimpungan karena punya toko sendiri.

Di artikel ini kita sudah membahas tentang apa itu marketplace. Dengan adanya marketplace, kamu yang ingin menghasilkan uang melalui internet juga semakin mudah. Bagi kamu yang ingin memulai bisnis online dengan marketplace, JojoExpense dapat membantu kamu meningkatkan efisiensi manajemen pengeluaran perusahaan kamu hingga 76%. Kumpulkan data secara otomatis, tingkatkan produktivitas, cegah penipuan keuangan, serta pegang kendali penuh anggaran perusahaan kapanpun di manapun dengan JojoExpense. Lebih cepat, mudah, tanpa perlu repot.