Aktiva Tak Berwujud – Manfaat, Karakteristik, Jenis dan Contoh Soalnya

Aktiva tak bewrujud atau dalam artian lain adalah aset tak berwujud. Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva tak berwujud bukan? Aktiva tak berwujud ini penting jika perusahaan hendak dijual. Karena nilai yang dihitung tak hanya modal melainkan juga aktiva tak berwujud.  Dalam artikel kali ini akan dibahas segala hal tentang aktiva tak berwujud. Dari mulai pengertian, mengapa penting bagi perusahaan, karakteristik, masa manfaat, jenis-jenis dan lain sebagainya. Simak yuk artikel ini!

Pengertian Aktiva Tak Berwujud

Pengertian dari aktiva tak berwujud (intangible asset) ini menunjuk pada aset dari perusahaan yang tidak berbentuk fisik dan memiliki sifat aset jangka panjang. Artinya, aktiva tidak berwujud milik perusahaan ini tidak ditujukan untuk dijual suatu hari nanti. Seluruh aktiva tidak berwujud akan dikelola untuk menghasilkan keuntungan untuk operasional perusahaan. Berdasarkan definisi dari aktiva tidak berwujud ini, maka dapat dimengerti bahwa keberadaannya sangat penting untuk perusahaan. Namun ada beberapa bentuk dan jenis berbeda dari aktiva tidak berwujud (intangible asset) ini.

Mengapa Aktiva Tidak Berwujud Penting bagi  Perusahaan?

Jika suatu perusahaan tidak mencantumkan aktiva tak berwujud, hal itu akan berpengaruh ke seluruh perusahaan. Tingkat kepentingannya hampir sama dengan aktiva berwujud. Perolehan aktiva tak berwujud dicatat dan diakui sebesar nilai faktur serta ditambah semua biaya yang menyertai untuk mendapatkan aset/haknya. Apabila terjadi pengeluaran setelah perolehan aktiva tak berwujud, biaya-biaya tersebut bisa dibebankan ke periode berjalan, sama seperti aktiva berwujud.

Oops! We could not locate your form.

Katakanlah sebuah perusahaan akan dijual. Maka untuk menentukan nilai perusahaan, tidak hanya berdasarkan modal semata, tetapi juga menghitung aktiva tak berwujud. Bahkan dalam suatu kasus, nilai aktiva tak berwujud ini bisa lebih besar daripada modal perusahaan itu sendiri. Itulah mengapa aktiva tidak berwujud juga berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan Anda.

Karakteristik Aktiva Tidak Berwujud

Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva tidak berwujud, yaitu:

  1. Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
  2. Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya dari klaim untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa mendatang.
  3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa dalam kurun waktu bertahun-tahun.

Karakteristik Pendukung Aktiva Tidak Berwujud

Selain karakteristik utama di atas, ada beberapa karakteristik pendukung aktiva tidak berwujud, seperti:

– Diperoleh melalui pengembangan atau dibeli secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain.

– Secara tidak langsung digunakan dalam operasional perusahaan.

– Dipengaruhi oleh kegiatan kompetitor.

– Memiliki nilai pada perusahaan.

– Tidak ditentukan umur ekonomisnya.

Di awal perolehan aset atau aktiva tidak berwujud harus diakui sebesar harga perolehannya, sedangkan untuk periode berikutnya aktiva tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Harga perolehan aktiva tidak berwujud ditentukan melalui cara perolehannya. Untuk aset atau aktiva tidak berwujud yang didapatkan melalui pembelian kas, maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan. Namun, jika aset tersebut didapatkan melalui proses pertukaran dengan aset lainnya, nilai perolehannya menjadi sebesar perkiraan harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

Masa Manfaat Aktiva Tidak Berwujud

Umumnya masa manfaat untuk aktiva tidak berwujud tidak lebih dari 20 tahun sejak digunakannya. Dalam mempertimbangkan masa manfaat aktiva tidak berwujud yang harus diperhatikan adalah:

  1. Perkiraan penggunaan aset oleh organisasi dan efisiensi pengelolaannya.
  2. Siklus hidup produk pada umumnya.
  3. Keusangan teknologi atau teknis.
  4. Kestabilan industri dimana aset digunakan dan tren pasar terhadap produk atau jasa yang dihasilkan.
  5. Perkiraan pemakaian dan efisiensi pengelolaan aset.
  6. Estimasi tindakan pesaing.
  7. Pengeluaran untuk pemeliharaan dalam hal mendapatkan masa manfaat.
  8. Periode pengendalian aset.
  9. Ketergantungan masa manfaat aset terhadap masa manfaat aset lainnya.

Aktiva tidak berwujud bisa dalam bentuk hak yang melekat pada produk intelektual dimana fasilitasnya digunakan oleh pihak lain.

Beberapa Hak yang Termasuk Dalam Kategori Aktiva Tidak Berwujud

Berikut ini akan diberitahu ada hak-hak apa saja mengenai aktiva tidak berwujud dalam perusahaan:

Hak Cipta

Diberikan pada penulis atau pencipta untuk menjual, mengawasi, atau menerbitkan hasil karyanya. Hak cipta dapat dijual kepada pihak lain dengan perjanjian yang telah disepakati. Harga perolehan hak cipta meliputi pengeluaran mulai penyusunan sampai pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta diterima.

Hak Paten

Diberikan kepada pihak yang melakukan penelitian dan menemukan hal baru untuk memproduksi, menjual, atau mengawasi temuannya dalam kurun waktu tertentu. Harga perolehannya meliputi semua pengeluaran yang mencakup biaya penelitian, pengembangan, pembuatan gambar, percobaan, dan pengurusan hak paten hingga diterbitkannya sertifikat hak paten.

Hak Merek Dagang

Hak cipta dan hak untuk menggunakan simbol dari suatu produk. Harga perolehan hak merek dagang ini mencakup biaya perencanaan, desain, pembuatan logo atau lambang termasuk perijinan merk dagang sampai sertifikat merek dagang diterbitkan.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Hak Franchise

Menggunakan fasilitas tertentu dari suatu pihak ke pihak lain sebagai franchisee. Pihak franchisee hanya diperkenankan menggunakan hak franchise sesuai dengan kesepakatan, tidak berhak menjual hak franchise kepada pihak lain. Bagi pihak franchisor harga perolehan hak franchise sebesar dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan izin hak franchise, sedangkan bagi franchisee harga perolehan sebesar harga yang diberikan kepada franchisor.

Hak Sewa

Menggunakan aset tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian sewa menyewa. Pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran berkenaan dengan mendapatkan hak sewa ditentukan dari cara pembayaran sewa yang dilakukan. Perolehan hak sewa mencakup pembayaran sewa kepada pihak pemilik aset dan pengeluaran lain untuk persiapan aset agar siap digunakan.

Hak Eksklusif

Hak khusus yang diberikan negara kepada suatu lembaga atau instansi untuk mengelola fasilitas atau sumber daya alam milik negara. Harga perolehan dari hak ini meliputi biaya survei, riset, pemetaan, eksplorasi, pembangunan fasilitas, perjanjian dan biaya lainnya hingga hak tersebut dinyatakan siap.


Cara Penilaian Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset) dalam Perusahaan

Seperti yang sudah disebutkan di bagian sebelumnya, aktiva tak berwujud sifatnya tetap. Sehingga untuk memberikan penilaian dari aset ini dilakukan dalam dua pertimbangan. Kedua pertimbangan tersebut adalah pertimbangan mengenai biaya awal dan amortisasi. Penjelasan mengenai kedua pertimbangan dari penilaian aktiva tidak berwujud dapat anda simak pada penjelasan berikut ini. Menggunakan dua pertimbangan tersebut, akhirnya penilaian bisa dilakukan pada aset yang tidak berwujud yang dimiliki oleh setiap perusahaan tadi.

Penilaian Hak Paten

Hak paten juga dinilai melalui dua aspek yaitu biaya awal dan amortisasi. Biaya awal dari hak paten yang dibeli adalah biaya imbalan jasa hukum dari perusahaan yang memilikinya sebelumnya. Atau biaya awal juga bisa dihitung dari biaya yang dihabiskan selama masa penemuan melalui riset. Lalu terkait amortisasi adalah penilaian nilai aset yang diestimasi berdasarkan masa kegunaan hak paten dikurang dari sisa masa hak paten secara hukum.

Penilaian Hak Cipta

Terkait penilaian dari aktiva tidak berwujud berupa hak cipta, maka juga dinilai melalui dua aspek, yaitu biaya awal dan amortisasinya. Biaya awal dari satu hak cipta dihitung dari biaya saat menciptakan karya tersebut, biaya administrasi publikasinya, hingga biaya hukum untuk mendapatkan hak cipta yang dimaksud. Bisa juga dihitung melalui nilai beli, jika anda membeli hak cipta dari perusahaan atau individu lain. Lalu terkait dengan biaya amortisasi, sama seperti sebelumnya dihitung melalui estimasi waktu kegunaannya.

Penilaian Merek Dagang

Merek dagang juga bisa dinilai asetnya berdasarkan biaya hukum yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendaftarkan nama tersebut menjadi merek dagangnya. Selain biaya hukum, tentunya ada biaya administrasi dan biaya lainnya yang membuat merek dagang ini sangat berharga. Jika merek dagang dibeli dari perusahaan lain yang mengalami penggabungan, maka nilai beli itu pun termasuk menjadi biaya awalnya. Sedangkan terkait penilaian dari amortisasinya, juga sama seberapa lama merek dagang ini diestimasikan untuk digunakan.

Penilaian Goodwill

Penilaian dari aset tak berwujud seperti goodwill dihitung melalui transaksi pembeliannya dari perusahaan lain. Nilai beli ini adalah nilai beli perusahaan secara bersih mencakup aset dan kewajiban dalam perusahaan tersebut. Lalu terkait dengan nilai amortisasinya, goodwill di Indonesia diakui masa kegunaannya hingga tidak lebih dari 5 tahun. Namun ada kemungkinan untuk memperpanjangan amortisasi hingga tidak lebih dari 20 tahun dengan alasan yang dapat diterima.

Secara akuntansi, perlakuan aset tak berwujud adalah sebagai berikut:

Pengakuan Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan:

  • Individu/Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa yang akan datang dari aset tersebut.
  • Biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.

Penilaian/Pengukuran Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud dinilai/diukur sesuai dengan harga perolehannya. Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:

  1. harga beli termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat;
  2. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.

Pencatatan Aset Tak Berwujud

Pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset tak berwujud secara sederhana adalah sebagai berikut:

Pembelian Amortisasi
(D) Aset Tak Berwujud (D) Biaya Amortisasi
     (K)      Kas      (K)      Aset Tak Berwujud

Pelaporan Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud disajikan dalam neraca pada kolom aktiva, dan dicatat sesuai dengan nilai bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi.

Dalam akuntansi ini sendiri, aktiva tidak berwujud diakui apabila:

  • Perusahaan yang memiliki potensi mendapatkan manfaat ekonomi di masa mendatang dari aset tersebut
  • Biaya-biaya dalam perolehan aset tersebut dapat diukur dengan andal

Jadi, aktiva tidak berwujud diakui sebesar harga perolehan. Kemudian, pada periode selanjutnya akan dilaporkan sebesar nilai yang tercatat. Dalam menentukan besaran harga perolehan, ini tergantung dengan bagaimana cara perolehan aktiva tidak berwujud itu sendiri. Aktiva tidak berwujud didapat dengan membeli atau dengan adanya transaksi menggunakan kas atau setara kas lainnya,dengan demikian harga perolehan aktiva tidak berwujud sebesar uang yang dikeluarkan atau yang dibayarkan suatu perusahaan. Namun, jika aktiva tidak berwujud diperoleh dari pertukaran aktiva lainnya maka harga perolehan aktiva tidak berwujud itu sendiri sebesar harga terkini dari aktiva yang ditukar.

Pentingnya Pelaporan Aktiva Tidak Berwujud Bagi Perusahaan

Perlu diketahui bahwa setiap perusahaan wajib melaporkan jumlah pendapatannya kepada pemerintah untuk kepentingan dalam membayar pajak. Pelaporan mengenai pendapatan sudah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang mendukung dalam program Good Corporate Governance (GCG) dengan tujuan agar pengelolaan suatu perusahaan dapat menjadi lebih baik dan dapat memberikan rasa aman kepada para investor.

Syarat pengakuan pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terbilang lebih ketat daripada menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal ini dikarenakan semua syarat pengakuan pendapatan dan manfaat ekonomi sehubungan dengan transasksi yang mengalir ke perusahaan haruslah terpenuhi.

Sebelumnya telah dijelaskan pengertian aktiva tidak berwujud, karakteristik, jenis dan cara pelaporan aktiva tidak berwujud mulai dari penilaian, pengakuan dan pencatatan. Untuk melaporkan aktiva tidak berwujud maka perlu diketahui ketentuannya sebagai berikut.

Ketentuan Pelaporan Aktiva Tidak Berwujud Bagi Perusahaan

Sederhananya, aktiva tidak berwujud merupakan harta yang tidak terlihat namun memberikan manfaat. Perlakuan dari aktiva tidak berwujud dalam akuntansi tentu memiliki ketentuan antara lain individu atau perusahaan memiliki potensi mendapatkan manfaat ekonomi di masa mendatang dari aset tersebut, dan biaya-biaya perolehannya dapat diukur dengan handal.

Penilaian aktiva tidak berwujud diukur sesuai dengan harga perolehannya yang termasuk dalam biaya perolehan. Biaya perolehan dari aktiva tidak berwujud terdiri dari harga beli yang termasuk dalam bea masuk (import) dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan setelah dikurangi dengan diskon, rabat dan berbagai biaya lainnya yang terikat langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.

Aktiva tidak berwujud dicatat dalam laporan neraca pada kolom aktiva sesuai dengan nilai bersih setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Perlu diketahui bahwa Akuntansi aktiva tidak berwujud terdiri dari proses pencatatan, pengakuan, pengukuran dan pelaporan aset tidak berwujud atau yang tidak terlihat namun memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.

Pengakuan pendapatan dan penilaian aktiva tidak berwujud sangat penting karena pelaporan kepada pemerintah ini sebagai bentuk pelaksanaan hukum negara dan pertumbuhan keuntungan sebagai tolak ukut dalam perkembangan sebuah perusahaan.

Jadi, tidak ada perusahaan yang tumbuh tanpa mengetahui dan memonitor kondisi keuangannya. Monitor ini mutlak diperlukan untuk keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

Perkembangan yang pesat dalam bidang akuntansi, standar dan regulasi, teknologi dan beragam praktik industri membuat perusahaan membutuhkan pembelajaran, pengembangan serta pelatihan agar selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pelaporan akuntansi dan keuangan yang kian hari terus berubah.

Contoh Soal Aktiva Tidak Berwujud Dan Jawabannya

Berikut merupakan contoh soal aktiva tidak berwujud beserta pembahasannya:

Contoh Soal 1

Pada tanggal 1 Januari 2019, PT. Inti Sejahtera mendapatkan daftar pelanggan dengan harga Rp. 6.000.000.

Dalam database pelanggan tersebut terdiri dari informasi nama, kontak, riwayat pesanan dan informasi demografis.

  1. Inti Sejahtera berharap dapat memperoleh keuntungan dari informasi tersebut secara merata selama periode 3 tahun. Dalam hal ini daftar pelanggan merupakan aktiva tidak berwujud yang umur manfaatnya terbatas dan harus diamortisasikan.

Ditanya: Buatlah jurnal saat pembelian (1 Januari 2019) dan carilah beban amortisasi setiap periode dan buatlah jurnalnya!

Jurnal saat pembelian (1 Januari 2019)

Daftar Pelanggan

Rp. 6.000.000

                Kas

Rp. 6.000.000

Beban amortisasi setiap periode (31 Desember 2019,2020,2021)

Rp. 6.000.000/3 = Rp. 2.000.000

Beban Amortisasi Daftar Pelanggan

Rp. 2.000.000

           Akumulasi Amortisasi Daftar Pelanggan

Rp. 2.000.000

Contoh Soal 2

Berdasarkan soal 1 jika PT. Inti Sejahtera menentukan bahwa perusahaan dapat menjual daftar tersebut dengan harga Rp. 60.000 ke perusahaan lain pada akhir tahun ke-3 maka buatlah jurnal dan perhitungan beban amortisasi pada setiap periodenya.

Jurnal beban amortisasi setiap periodenya

Beban Amortisasi Daftar Pelanggan

Rp. 1.980.000

           Akumulasi Amortisasi Daftar Pelanggan

Rp. 1.980.000

Didapat dari:

Rp. 6.000.000 – Rp. 60.000 = Rp. 5.940.000

Rp. 5.940.000/3 = Rp. 1.980.000

Contoh Soal 3

Pada tanggal 1 Januari 2019 PT. Makmur Jaya mengeluarkan biaya jasa hukum sebesar Rp. 180.000 untuk mempertahankan paten. Dimana umur manfaat paten tersebut adalah 20 tahun, dan diamortisasikan secara garis lurus.

Ditanya: Buatlah pencatatan pada tanggal 1 Januari 2019 dan pada tanggal 31 Desember 2019!

1 Januari 2019

Hak Paten

Rp. 180.000

           Kas

Rp. 180.000

31 Desember 2019

Beban Amortisasi Hak Paten

Rp. 9.000

           Akumulasi Amortisasi Hak Paten

Rp. 9.000

Didapat dari: Rp. 180.000/2 = Rp. 90.000

Contoh Soal 4

  1. Maju Jaya membeli PT. Makmur Sentosa dengan harga Rp. 1.500.000.000. Nilai wajar aktiva PT. Makmur Sentosa ketika terjadinya transaksi adalah Rp. 2.400.000.000 dan nilai semua hutangnya adalah Rp. 1.000.000.000. Goodwill ini berlaku selama 20 tahun.

Ditanya: Berapakah nilai goodwillnya dan buatlah jurnal saat pembelian serta saat amortisasi!

Harga beli PT. Makmur Sentosa

Rp. 1.500.000.000

Nilai Wajar Aktiva Netto

Rp. 2.400.000.000

Nilai Utang

(Rp. 1.000.000)

Total Modal PT. Makmur Sentosa

(Rp. 1.400.000.000)

Nilai Goodwill

Rp. 100.000.000

Jurnal bagi PT. Maju Jaya pada saat terjadinya transaksi

Macam-macam aktiva

Rp. 2.400.000.000

Goodwill

Rp. 1.000.000

           Macam-macam Utang

Rp. 100.000.000

             Kas

Rp. 1.500.000.000

Goodwill akan diamortisasikan selama masa manfaatnya.

Rp, 100.000.000/2 = Rp. 50.000.000

Beban Amortisasi Goodwill

Rp. 50.000.000

           Goodwill

Rp. 50.000.000

Aktiva Tidak Berwujud Menurut Akuntansi Pajak

Aktiva tidak berwujud menurut akuntansi pajak terdapat dalam Pasal 11A UU PPh yang menyebutkan bahwa aktiva tidak berwujud dilakukan terhadap pengeluaran untuk memperoleh harta tidak berwujud dan pengeluaran lainnya yang termauk dalam biaya perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Pakai dan muhibah (goodwill) yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.

PayRoll

Setelah mengetahui manfaat pentingnya aktiva tak berwujud, sekarang kamu harus tahu lagi nih hal penting lainnya. Apalagi kalau bukan salah satu produk Jojonomic. Jojonomic adalah salah satu software HRD terbaik di Indonesia. Produknya adalah  JojoPayroll. JojoPayroll adalah slaah satu software HR yang melakukan penggajian secara online. JojoPayroll juga sudah terintegrasi dengan PPH21, BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan. Jadi, tidak perlu lagi melakukan penghitungan manual dengan excel. Jika, ingin mencoba demonya klik link ini ya JojoPayroll.