Cara Komunikasi yang Baik Untuk Membangun Karir Cemerlang

komunikasi yang baik

Cara Komunikasi yang Baik Untuk Membangun Karir Cemerlang — “Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi”. Salah satu kalimat yang banyak dilontarkan oleh para akademisi dan tertera di dinding-dinding sekolah komunikasi. Sebetulnya, pernytaan tersebut tidak dapat dinafikkan, setiap orang pasti berkomunikasi, tapi tidak semuanya mengetahui cara berkomunikasi yang baik.

Bicara soal komunikasi, kita akan bertemu dengan kata verbal dan non verbal, efektif dan tidak efektif, atau berbagai konteks lainnya. Sebut saja komunikasi politik, komunikasi pemasaran, atau bahkan komunikasi olahraga.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas soal cara berkomunikasi yang baik, yang bisa kamu praktikan di berbagai lini kehidupan. Tentunya untuk melancarkan proses kehidupan dan berbagai aktivitasmu.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Supaya nantinya, tidak ada lagi yang mengatakan miskomunikasi atau salah menangkap pesan. Padahal, inti dari komunikasi adalah pesan atau informasi yang bisa tersampaikan, melalui berbagai cara dan kanal penyampaian.

Kalau kamu masih merasa bahwa ada kesalahpahaman, atau ragu dengan kemampuan komunikasimu, mungkin kamu perlu membaca artikel ini. Kita akan coba bahas soal cara dan tips untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Jadi, baca sampai selesai ya!

Mulai dari Kata Komunikasi

Cara komunikasi yang baik — Sejalan dengan subjudul di atas, kita akan mulai pembahasan kali ini dengan mengungkapkan pengertian dari komunikasi.

Kalau melihatnya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita akan menemukan arti secara harfiah, berupa pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Sedangkan kalau kamu adalah anak Ilmu Komunikasi, mungkin kamu akan menjawab pengertian komunikasi dengan pendapat seorang pakar, yang dikenal dengan nama Lasswell.

Ia mengatakan, bahwa komunikasi dapat diartikan dengan satu kalimat, yaitu “Who says what, in which channel, to whom, with what effect.” Itulah kurang lebihnya, dan cukup menggambarkan suatu proses komunikasi terjadi.

Dalam praktiknya, kita akan mengenal dua jenis komunikasi, yaitu secara verbal atau non verbal. Nantinya, ini akan menentukan bagaimana proses dan praktiknya, serta apa perantaranya.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Satu, Komunikasi Verbal

Jenis yang satu ini, merupakan komunikasi yang dilakukan melalui lisan dan tulisan. Sang komunikator akan menyampaikan pesannya dengan cara bicara, atau menulis. Lalu komunikan akan menerima dan menafsirkannya.

Misalkan, saat kamu menyampaikan pesan lewat aplikasi chat. Pesanmu akan tertulis dan diterima oleh komunikan dalam bentuk tulisan juga.

Selain itu, jenis satu ini dapat dikatakan sebagai hal paling umum yang dilakukan dalam komunikasi, yaitu berbincang atau bicara langsung dengan perantara lisan.

Dua, Komunikasi Non Verbal

Berikutnya adalah non verbal, ini tentu kebalikan dari yang pertama. Di mana pesan tidak lagi disampaikan dengan lisan dan tulisan. Melainkan dengan unsur-unsur lain yang ada dalam diri kita, dan tidak berbentuk kata.

Hal yang masuk dalam jenis ini adalah gestur atau bahasa tubuh, intonasi, mimik, hingga hal-hal yang melekat di tubuh kita. Sebut saja warna pakaian, jenis pakaian yang dikenakan, dan lainnya.

Maka, tidak heran jika ada yang bilang bahwa saat diam pun, sebetulnya kita berkomunikasi. Atau ungkapan yang lain, bahwa kita selalu berkomunikasi. Meskipun tidak dengan kata-kata atau perantara alat komunikasi.

Akan tetapi semua dari diri kita dapat mengkomunikasikan sesuatu. Sehingga, kita harus memperhatikan dan membuat semuanya baik.

Baca juga artikel Budaya Kerja

Cara Melakukan Komunikasi yang Baik

Kalau sudah tahu bahwa setiap bagian dari kita mungkin saja mengirimkan pesan atau mengkomunikasikan sesuatu, maka sudah pasti kita harus tahu bagaimana cara mengendalikan semuanya.

Terlebih jika kamu adalah sosok yang berhubungan dengan banyak orang saat bekerja. Atau bisa juga kelancaran pekerjaan atau perusahaanmu dapat dicapai dengan komunikasi yang baik.

Untuk itu, berikut akan kita bahas beberapa poin yang dapat menjadi acuan, atau semacam tips untuk mengetahui cara komunikasi yang baik. Berikut ulasannya:

Jangan Mendominasi

Hal yang perlu kamu perhatikan saat melakukan pembicaraan dengan oranglain, khususnya dalam konteks dan hubungan yang setara seperti sales dan klien, maka jangan mendominasi pembicaraan.

Benar, jika sudah karakter manusia untuk lebih banyak bicara dari pada mendengarkan. Namun, salah satu cara komunikasi yang baik adalah dengan tidak mendominasi jalannya pembicaraan.

Risikonya, bisa membuat lawan bicaramu tidak nyaman, atau bahkan kamu tidak mendapat banyak informasi dari lawan bicaramu, karena ia tidak mendapat kesempatan untuk bicara.

Perhatikan Lawan Bicara

Poin kedua adalah perhatikan lawan bicara. Ini sangat penting, karena bisa menunjukkan rasa hormatmu kepada lawan bicara. Kamu juga bisa menyimak dengan lebih baik pesan dan informasi yang disampaikannya, hingga kamu bisa menanggapinya dengan baik dan sesuai pula.

Berikan Pendapat

Dalam Ilmu Komunikasi, kamu akan mengenal kata feedback, atau berupa tanggapan pesan. Untuk itu, supaya kamu bisa menjadi komunikator atau komunikan yang baik, kamu juga harus bisa menanggapi pernyataan lawan bicaramu.

Jangan abaikan pembicaraan mereka. Karena akan membuatmu seakan tidak menghormati ia dan tidak menyimak dengan baik.

Beri Pertanyaan Terbuka

Pembicaraanmu, khususnya dalam konteks bisnis dan pekerjaan tentunya berbeda dengan petugas survei yang menanyakan pertanyaan tertutup. Contoh pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak.

Ini tidak membangun iklim komunikasi yang baik. Kamu juga akan lebih mudah kehabisan topik dan komunikasi akan terasa kaku. Maka dari itu, sebaiknya kamu mengajukan pertanyaan terbuka yang akan memungkinkan datangnya jawaban yang panjang dan penjabaran lebih jauh.

Pilih Kata dan Diksi yang Sesuai

Sudah sepatutnya kamu mengetahui beberapa poin latar belakang lawan bicaramu. Selain itu, kamu juga perlu memahami dengan betul situasi dan kondisi saat akmu bicara atau melakukan komunikasi.

Dengan begitu, hal yang penting adalah pilih dan gunakan diksi atau kata yang ssesuai. Tidak hanya pas secara padanan dan arti, tapi juga pas secara konteks dan tidak berpotensi menyinggung lawan bicaramu.

Satu kata saja yang memiliki konotasi negatif atau identik dengan hal sensitif bisa merusak pembicaraanmu. Bahkan yang parah menghancurkan reputasi perusahaanmu.

Beri Kritik atau Koreksi

Lalu, kamu bisa memberikan kritik atau koreksi apabila lawan bicaramu melakukan kesalahan dalam bicara. Tapi pastikan, kamu mengoreksinya dengan benar ya, bukan justru menyakiti atau menjatuhkannya.

Ingat Percakapan Sebelumnya dan Bertanya saat Tidak Mengerti

Poin selanjutnya adalah ingat pembicaraan sebelumnya. Supaya tidak ada pengulangan atau pertanyaan yang redunden. Itu hanya akan membuat lawan bicaramu tidak tertarik dan tidak nyaman bicara denganmu.

Apabila ada hal yang tidak kamu mengerti, maka segera tanyakan. Sebab, saat kamu tidak mengerti, maka pembicaraan berikutnya belum tentu akan berjalan dengan baik, dan inti dari komunikasi, atau pesannya tidak sampai dengan baik.

Fokus pada Pokok Pembahasan

Saat kamu melakukan komunikasi khususnya dalam konteks bisnis, biasanya komunikasimu akan serius. Ada tujuan yang harus dicapai dan kesimpulan yang didapat. Untuk itu, kamu harus fokus pada pokok pembahasan.

Jangan banyak mengalihkan pembicaraan hingga tujuan awalmu tidak tercapai. Nantinya hanya membuang waktu dan merusak reputasi perusahaan, karena kamu tidak bisa melakukan komunikasi dengan baik.

Perhatikan Aspek Non Verbal

Terakhir yang tak kalah penting adalah perhatikan unsur-unsur non verbal. Seperti pakaian, hingga warnanya. Jangan sampai saat menghadiri suatu undangan rekan bisnis yang tengah berduka, kamu menggunakan warna merah muda, yang memiliki konotasi bahagia.

Tidak hanya itu, tas, sepatu, dan berbagai hal lainnya yang melekat di tubuhmu juga harus diperhatikan. Tidak perlu memaksakan diri dalam berpenampilan, juga jangan berlebihan. Sebab itu bisa menjadi hal yang membuat kolega atau lawan bicaramu tidak nyaman.

Pastikan intonasi bicaramu sesuai dengan konteks pembicaraan. Kamu harus bisa profesional dan tidak memaksakan kebiasaanmu. Misalkan kamu orang yang keras atau tegas dalam bicara karena berasal dari suku tertentu, dan tidak menerima kritik saat kolegamu tidak nyaman dengan cara itu.

Satu lagi yang penting adalah mimik dan gestur. Kamu tidak mungkin menyatakan ungkapan bela sungkawa dengan wajah tersenyum. Jangan sampai kamu juga tiba-tiba tepuk tangan dan tersenyum bahagia saat kolega atau rekan bisnismu menceritakan kegagalannya.

Jangan meletakkan tangan di depan dada, jangan terlalu bungkuk, jangan juga terlalu menyondongkan badanmu ke depan.

Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Pemimpin yang sukses mampu berkomunikasi secara bermakna dengan orang lain.

1. Pelajari dasar-dasar komunikasi nonverbal.

Satu studi menemukan bahwa komunikasi nonverbal menyumbang 55 persen dari bagaimana audiens memandang presenter. Artinya, sebagian besar perkataan kamu dikomunikasikan bukan melalui kata-kata, tetapi melalui isyarat fisik.

Untuk berkomunikasi dengan jelas dan percaya diri, lakukan postur yang benar. Hindari membungkuk, melipat lengan, atau membuat diri kamu tampak lebih kecil dari yang sebenarnya. Alih-alih, penuhi ruang yang diberikan, pertahankan kontak mata dan (jika perlu) bergeraklah di sekitar ruang.

2. Kamu harus berkomunikasi berlebihan hanya untuk berkomunikasi.

Pada tahun 1990, seorang mahasiswa pascasarjana di Stanford University berhasil membuktikan bahwa presenter melebih-lebihkan seberapa banyak pemahaman pendengar. Dalam sebuah penelitian yang kemudian dikenal sebagai “para penyadap dan pendengar”, satu kelompok peserta diminta untuk mengetuk melodi dari 120 lagu terkenal. Peserta lainnya diminta menebak lagu apa yang sedang disadap.

Penyadap memperkirakan bahwa 50 persen lagu yang disadap akan diidentifikasi dengan benar. Kenyataannya, hanya 2,5 persen lagu yang diidentifikasi dengan benar. Studi ini menunjukkan bahwa penting untuk berkomunikasi dengan jelas, dan berkomunikasi berlebihan saat berbagi ide baru. Seperti yang ditunjukkan oleh studi ini, kemungkinan besar penonton akan gagal menyerap sebanyak yang kamu harapkan.

3. Hindari mengandalkan alat bantu visual.

Steve Jobs menerapkan aturan di Apple yang melarang semua presentasi PowerPoint. Demikian pula, Sheryl Sandberg memberlakukan larangan PowerPoint di Facebook. Kedua pemimpin menyadari bahwa presentasi PowerPoint dapat menghambat daripada membantu komunikasi.

Bersiaplah untuk menggunakan kata-kata, mendongeng yang menarik, dan isyarat nonverbal untuk mengomunikasikan maksud kamu dengan audiens. Hindari menggunakan alat bantu visual kecuali benar-benar diperlukan.

4. Mintalah umpan balik yang jujur.

Seperti kebanyakan keterampilan kepemimpinan, menerima umpan balik yang jujur dari rekan kerja, manajer, dan anggota tim kamu sangat penting untuk menjadi komunikator yang lebih baik. Jika kamu secara teratur meminta umpan balik, orang lain akan membantu kamu menemukan area untuk perbaikan yang mungkin telah kamu abaikan.

5. Libatkan audiens dalam diskusi.

Terlepas dari seberapa menarik pembicara, semua audiens memiliki rentang perhatian yang terbatas. Untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, buat presentasi dan diskusi menjadi interaktif.

Ajukan pertanyaan kepada audiens, dorong orang-orang untuk mengungkapkan pemikiran mereka selama sesi brainstorming atau setidaknya ajukan pertanyaan hipotetis untuk merangsang audiens.

6. Mulai dan akhiri dengan poin-poin penting.

Pikirkan kembali studi “penyadap dan pendengar” yang disebutkan sebelumnya. Komunikasi yang jelas sangat penting. Untuk memastikan bahwa audiens memahami poin penting dari presentasi, ulangi poin-poin penting di awal dan akhir. Ini juga dapat dicapai dengan memberikan satu halaman kepada peserta yang berisi poin-poin penting yang harus dipertimbangkan oleh audiens selama presentasi.

7. Gunakan pendekatan PIP.

Kerangka umum yang digunakan oleh pakar bisnis, seperti yang ada di McKinsey, adalah pendekatan tujuan, kepentingan, pratinjau (PIP) untuk pengantar presentasi. Mengikuti pendekatan ini, pembicara pertama-tama menyatakan tujuan presentasi, dan kemudian membagikan mengapa presentasi itu penting dengan meninjau implikasi dan kemungkinan hasil.

Terakhir, presenter memberikan preview topik yang akan dibahas. Kerangka kerja ini adalah cara yang berguna untuk membuat audiens bersemangat tentang presentasi, membantu mereka untuk fokus pada pesan kamu dan pada kesimpulan utama.

8. Rekam presentasi penting untuk anak cucu.

Diperlukan banyak waktu dan energi untuk berkomunikasi secara efektif. Jika kamu mungkin perlu memberikan presentasi yang sama beberapa kali, pertimbangkan untuk merekamnya dan membagikannya di lain waktu.

Platform seperti  Wistia dan Zoom memungkinkan pembicara merekam diri mereka sendiri saat menyampaikan presentasi. Platform perekaman video ini memungkinkan presenter untuk mengedit video agar lebih menarik dan bermanfaat. Mereka juga memberi admin metrik tentang keterlibatan pemirsa.

Presentasi yang direkam dapat sangat membantu bagi komunikator yang perlu memberikan pelatihan secara teratur di perusahaan yang sedang merekrut karyawan dengan cepat.

9. Kuasai seni pengaturan waktu.

Meskipun beberapa lelucon mereka mungkin tidak sesuai untuk tempat kerja, komedian standup jelas merupakan komunikator yang efektif. Komedian termasuk Chris Rock dan Dave Chappelle dapat menjadi pembawa acara komedi 90 menit yang menarik, sebagian karena mereka telah menguasai seni pengaturan waktu .

Komedian yang hebat, seperti semua komunikator yang hebat, dapat merasakan pendengarnya untuk menentukan kapan harus beralih ke topik baru atau kapan harus mengulangi ide.

10. Biasakan berbicara dengan nyaman.

Ketika pengacara mempresentasikan sebuah kasus di depan Mahkamah Agung Amerika Serikat, mereka biasanya berbicara secara spontan. Artinya, para pengacara menuliskan serangkaian topik yang ingin mereka diskusikan, tetapi mereka tidak mengingat apa yang akan mereka katakan kata demi kata. Metode komunikasi ini memungkinkan pengacara yang mempresentasikan kasus untuk mencakup semua poin yang diperlukan, sambil memberi mereka fleksibilitas tentang bagaimana berkomunikasi berdasarkan reaksi atau pertanyaan audiens.

Komunikator bisnis harus mempertimbangkan untuk mengadopsi gaya berbicara tanpa persiapan. Ini membutuhkan latihan, tetapi akan memungkinkan komunikasi yang lebih alami, dan dapat membantu keterlibatan audiens.

11. Kenali audiensmu.

Untuk berkomunikasi secara efektif, penting untuk mengenal audiens kamu terlebih dahulu. Setiap audiens berbeda, dan akan memiliki preferensi dan norma budaya yang berbeda yang harus dipertimbangkan saat berkomunikasi. Cara yang baik untuk memahami ekspektasi adalah dengan bertanya kepada anggota audiens tentang contoh komunikator yang baik dalam organisasi.

12. Tambahkan kebaruan untuk meningkatkan retensi penonton.

Sebuah studi baru – baru ini mengungkapkan bahwa orang pada umumnya menyimpan lebih banyak informasi ketika disajikan dengan novel, bukan situasi rutin. Untuk membantu anggota audiens mengingat informasi, pertimbangkan untuk memasukkan semacam peristiwa baru ke dalam presentasi. Ini mungkin sesuatu yang lucu, atau sesuatu yang membuat orang terkejut.

13. Fokus untuk mendapatkan rasa hormat daripada tertawa.

Kamu mungkin tergoda untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang ringan; bagaimanapun juga, ini bisa menjadi cara yang baik untuk menjalin pertemanan dalam lingkungan profesional. Tapi ingatlah bahwa komunikator yang paling sukses adalah mereka yang dihormati, bukan tertawa. Meskipun menceritakan satu atau dua lelucon untuk menghangatkan audiens bisa efektif, hindari mengakhiri presentasi dengan tertawa.

Nah, itu beberapa tips yang bisa kamu perhatikan dan cara komunikasi yang baik untuk kamu praktikan. Kalau kamu adalah pemilik atau pemegang jabatan penting yang ada di perusahaan. Pastikan kamu telah mempraktikan cara komunikasi yang baik, karena kamu bisa menjadi representasi dari perusahaan.

Jika kamu adalah karyawan, maka kamu juga mengaplikasikannya, supaya orang lain yang ada di kantor nyaman denganmu. Jadilah sosok yang baik dan berprestasi agar jenjang karirmu bisa baik.

JojoExpense

Salah satu caranya adalah dengan kinerja yang baik dan hadir tepat waktu. Kamu bisa mengusulkan kepada perusahaan untuk menggunakan aplikasi JojoTimes dari Jojonomic. Sebuah aplikasi absensi online yang mudah dan dapat meningkatkan efisiensi kerja. Selamat mencoba!