4 Cara Menjual Agar Laris

Penjualan merupakan inti dari setiap bisnis atau usaha. Karena, tanpa penjualan, bisnis apapun tidak akan pernah dapat bertahan. Dari penjualan inilah perusahaan akan mendapatkan pemasukan dan laba. Oleh karena itu, perusahaan perlu melatih tenaga penjualannya cara menjual agar laris.

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa kemampuan untuk menjual itu sudah ada dalam DNA. Orang-orang yang tidak terbiasa menjual, ini karena memang tidak punya DNA penjual. Anggapan ini tentu  saja salah. Menjual adalah sebuah ilmu yang dapat dipelajari. Ia adalah keterampilan yang dapat dilatih. Juga seni yang dapat dikembangkan.

Karena pentingnya penjualan dalam sebuah bisnis, setiap orang perlu memiliki kemampuan ini. Karena setiap orang pada dasarnya adalah penjual. Entah ia menjual produk, jasa, atau kemampuan dan keterampilannya untuk dipekerjakan. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini, kita akan membahas 4 cara menjual agar laris.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HR Suites hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

1.      Menjual pada Orang yang Tepat, di Tempat yang Tepat.

Ada sebuah kisah nyata tentang teman yang merupakan tenaga penjual dari sebuah bank penyedia layanan kartu kredit. Ketika sesame tenaga penjual lain hanya mampu closing 5 – 8 klien dalam sebulan, ia mampu closing 40 – 50 kali dalam sebulan. Apa rahasianya sehingga ia mampu closing jauh lebih banyak dari rekan lainnya?

Jawabannya adalah ia menjual pada orang yang tepat. Pertama, ia perlu mencari tahu kriteria pelanggannya seperti apa. Berapa penghasilannya? Apa hobinya? Pekerjaan, usia, dan lain-lainnya? Setelah membuat persona, ia perlu memikirkan, kira-kira dimana para pelanggan tersebut berkumpul atau berada?

Setelah mendefinisikan hal-hal tersebut, ia memahami bahwa salah satu tempat orang-orang tersebut berada adalah di ruang tunggu bandara. Beberapa bandara menyediakan ruang tunggu VIP yang jelas-jelas menjadi target market yang tepat untuk produknya. Daripada mencari di tempat lain, lebih baik ia tunggu saja di sana.

Dan, ternyata benar. Dengan menjual pada orang yang tepat, di tempat yang tepat, omset penjualan akan meningkat secara signifikan. Bagusnya, ini dapat diterapkan untuk semua jenis bisnis.

Jadi, sekarang, definisikan persona dari pelanggan Anda. Setelah itu, kira-kira dimana pelanggan dengan kriteria tersebut biasa berada atau berkumpul. Kerahkan tenaga dan sumber daya penjualan ke sana. Maka omset akan jauh lebih mudah didapatkan, dibanding promosi tanpa target yang khusus.

cara menjual teknik cermin2.      Menggunakan Emosi untuk Memancing Orang Beli

Menggunakan emosi dalam cara menjual bukan berarti memancing keributan. Tetapi bagaimana Anda mampu membangkitkan emosi dari calon pelanggan Anda. Emosi ini bukan kemarahan ya, tapi emosi positif yang mampu mengajak pelanggan Anda untuk membeli produk atau jasa Anda.

Hal ini didasari prinsip bahwa, orang membeli bukan karena logika, tapi karena emosi yang dibenarkan oleh logika. Misalnya saja, ketika Anda menggunakan jasa salon. Di balik alasan agar kelihatan lebih rapi, ada emosi ingin diperhatikan secara lebih oleh pasangan atau orang lain.

Oops! We could not locate your form.

Misalnya lagi, ketika Anda memberikan derma atau sedekah ke orang lain. Di balik alasan untuk membantu  meringankan beban sesama, ada emosi positif bahwa kita menjadi lebih baik dan bersyukur. Emosi-emosi inilah yang mendorong kita melakukan sesuatu, yang lalu kita benarkan dengan logika.

Dalam cara menjual agar laris, Anda perlu menyentuh emosi dari pelanggan Anda. Misalnya, ketika Anda menjual pakaian. Tak hanya menonjolkan kelebihan pakaian tersebut, tetapi Anda perlu menjelaskan manfaat pakaian tersebut bagi pelanggan. Jabarkan emosi-emosi seperti apa yang akan pelanggan Anda dapatkan ketika menggunakan pakaian tersebut.

Ceritakan kepada pelanggan tersebut emosi seperti apa yang akan ia dapatkan. Apakah itu kebanggaan? Ataukah itu kekaguman dari pasangan atau orang-orang di sekitarnya? Apakah kekaguman itu karena kelihaiannya memilih model, bahan, atau harga? Semua penjelasan tersebut harus dapat dikaitkan dengan emosi yang ingin dibangkitkan dari pelanggan.

cara menjual agar laris

3.      Menjual Jalan Keluar, Bukan Jalan Masuk

Bayangkan dua buah tebing yang terpisah oleh jurang yang lebar dan dalam. Di atas jurang tersebut, hanya  ada seutas tali tambang yang menghubungkan kedua tebing. Anda berada di tebing pertama. Pertanyaannya, maukah Anda menyeberang ke tebing lainnya melalui seutas tali tersebut (catatan: tidak ada media penyeberangan lain)?

Tentu Anda tidak mau. Untuk apa, jika itu tidak membawa keuntungan apapun?

Nah, bagaimana jika di tebing seberang, terdapat sebuah berpeti-peti harta karun? Masihkah Anda ragu menyeberang?

Tentu. Percuma menyeberang kalau harus mengorbankan nyawa kan? Nyawa lebih berharga daripada harta. Harta sebanyak apapun tidak akan berguna kalau kita tiada. Ya, kan?

  1. Sekarang, bagaimana kalau hartanya kita hilangkan, tapi di tebing pertama ada 5 ekor singa yang siap menerkam? Masih ragu untuk ke seberang?

Tidak. Pasti Anda langsung melompat ke tali menuju ke seberang tanpa pikir panjang.

Ini menjelaskan bahwa orang lebih memilih membeli jalan keluar dari suatu masalah, dari pada jalan masuk ke posisi tertentu. Maka, cara menjual agar laris adalah dengan memperlihatkan bahwa apa yang Anda jual mampu menyelesaikan masalah pelanggan. Dengan kata lain, juallah solusi kepada pelanggan.

Sebenarnya, yang pelanggan beli bukanlah produk atau jasa kita. Akan tetapi, yang pelanggan beli adalah solusi yang ia butuhkan dengan produk atau jasa kita. Karena itu, kita harus dapat menunjukkan bahwa, produk atau jasa kita mampu menyelesaikan masalah mereka. Begitu cara menjual agar laris.

cara menjual di keramaian4.      Menjual Laris dengan Cara Dramatis

Dramatis merujuk kepada sesuatu  yang lebih daripada biasanya. Bahkan, bagi sebagian orang mungkin agak berlebihan. Misalnya orang menangis dengan berteriak-teriak, atau tertawa dengan berguling-guling.

Nah, dalam dunia penjualan, cara menjual agar laris adalah dengan menggunakan demonstrasi yang dramatis. Kita ambil contoh, misalnya dalam menjual vacuum cleaner.

Apa kegunaan dari  vaccuum cleaner? Tepat, untuk menyedot debu dan kotoran. Semua vacuum cleaner seperti itu. Mereka memiliki komponen dan fungsi yang serupa? Lalu, apa yang membedakan vacuum cleaner Anda dengan merek lain. Kekuatannya? Ketahanannya? Bagaimana cara Anda menunjukkan hal tersebut kepada pelanggan Anda?

Penjual  vaccuum cleaner yang baik akan mendemonstrasikan kekuatan vacuum cleanernya. Tidak hanya untuk menyedot debu, melainkan juga untuk menyedot bola bowling. Tapi kan, alat tersebut tidak akan dibuat menyedot bola bowling, melainkan debu? Memang, tapi ini jauh lebih dramatis dan mengena kepada benak dan emosi pelanggan.

Jadi, cara menjual agar lebih laris adalah dengan membuat demonstrasi yang dramatis dari produk atau jasa yang Anda jual.

Support Tenaga Penjualan Anda

Untuk mampu menerapkan cara menjual agar laris, Anda perlu memberikan dukungan kepada tenaga penjualan. Tak perlu khawatir mekanismenya, karena dengan menggunakan JojoExpense, hal ini akan jauh lebih mudah.

dukungan tenaga penjualanDilengkapi fitur mobile approval serta advance cash dengan intelligence OCR dan geo-tagging, JojoExpense sangat lengkap. Tidak akan ada lagi penipuan keuangan yang membuat perusahaan bocor. Jadi, Anda tetap dapat mendukung tenaga penjual menerapkan cara menjual agar laris dan menguntungkan. Coba demonya secara gratis di sini.