Feedback adalah: Dari Komunikasi Massa sampai Dunia Bisnis

Feedback adalah: Dari Komunikasi Massa sampai Dunia Bisnis – Penggunaan istilah feedback atau umpan balik, mungkin sangat sering digunakan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimulai dari bidang komunikasi, bisnis, hingga konstruksi sekalipun. Banyaknya definisi yang dimiliki oleh feedback terkadang membuat kita bingung bagaimana penempatan untuk menggunakan istilah ini.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HR Suites hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Untuk itu, pada artikel ini akan coba untuk membahas tentang feedback secara umum, yang sering digunakan dalam berkomunikasi. Mulai dari pengertian, hingga bagaimana cara menyampaikan umpan balik ini dengan baik, khususnya dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, langsung saja kita bahas satu persatu dalam artikel ini, yuk!

Arti dari Feedback

100+ Feedback Pictures [HD] | Download Free Images on Unsplash

Merupakan sebuah kata yang diadopsi dari Bahasa Inggris, yakni kata feed dan back yang memiliki arti harfiah “memberi makan kembali”, namun sebenarnya dapat diartikan sebagai “memberi masukan kembali”. Melihat definisi tersebut, penjelasan tentang feedback yang tertulis dalam Cambridge Dictionary adalah information or statements of opinion about something, such as a new product, that can tell you if it is successful or liked. Atau dapat diartikan sebagai sebuah informasi atau opini tentang sesuatu, misalnya seperti suatu produk baru, yang dapat menjelaskan bahwa produk itu sukses atau disukai.

Ada pendapat lain yang mengemukakan feedback sebagai reaksi yang timbul dari komunikan sebagai pesan kepada komunikator dan bisa berlaku sebaliknya (Ardianto, 2004). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah umpan balik ini, salah satunya dapat diartikan sebagai bahan yang diperoleh kembali dari penerapan sesuatu untuk unsur perbaikan dalam tindak lanjut.

Melihat ketiga penjelasan singkat terkait feedback dapat dikatakan bahwa umpan balik ini diberikan dari satu perspektif sebagai komunikan untuk memberikan pendapatnya terkait sesuatu (bisa berupa produk, atau hal lain) kepada pihak lain sebagai komunikator (berlaku sebaliknya). Tujuannya agar sesuatu itu, bisa ditindak lanjuti untuk diadakan suatu bentuk perbaikan. Hal ini dimaksudkan supaya, umpan balik yang diberikan bisa lebih baik dan mampu memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak.

Fungsi dan Tujuan Feedback

Meski feedback hanya umpan balik, namun feedback juga memiliki fungsi dna tujuan. Namun perlu diketahui bahwa tujuan dan fungsinya berbeda-beda tergantung penerapannya dalam bidang masing-masing. Tetapi, secara garis besar, fungsi dan tujuan feedback semuanya sama.

Adapun fungsi dari feedback adalah sebagai informasi atas suatu produk dengan tujuan perbaikan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa feed diartikan sebagai sebuah informasi dari penggunaan sebuah produk baik produk berupa barang maupun jasa.

Dalam hal ini feedback yang bertindak sebagai pemberi informasi adalah pihak pemakai jasa atau pemakai produk tersebut. Sedangkan informasinya diberikan kepada pihak pemberi atau pihak pembuat produk dan jasa.

Dengan adanya reaksi feedback yang disampaikan dalam bentuk informasi tersebut, maka feedback dalam hal ini bermanfaat untuk produsen. Tentu fungsinya sebagai bahan yang dapat digunakan oleh pihak pembuat atau pemberi perbaikan terhadap produk atau jasa tersebut sehingga dapat menjadi lebih baik.

Jenis Feedback dalam Kajian Ilmu Komunikasi

100+ Feedback Pictures [HD] | Download Free Images on Unsplash

Umpan balik atau feedback dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang ia lakukan. Sehingga, feedback menjadi satu-satunya elemen yang dapat menilai apakah komunikasi berhasil atau gagal dilakukan. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh feedback sebagai bentuk penilaian.

Untuk mengetahui jenis-jenis yang dimiliki oleh umpan balik, khususnya dalam kajian Ilmu Komunikasi, berikut ini akan coba kita bahas satu persatu. Jangan lupa tetap scroll artikel ini ya!

Internal Feedback

Jenis pertama adalah Internal feedback, bisa diartikan sebagai umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari komunikator itu sendiri. Misalnya, ketika menyampaikan pesan (berbicara), komunikator menyadari telah melakukan kesalahan, kemudian ia meminta maaf dan langsung berinisiatif untuk memperbaiki apa yang ia lakukan tersebut.

Eksternal Feedback

Selain ada internal, ternyata umpan balik juga bisa berasal dari eksternal, lho! Eksternal feedback ini adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan, dan bisa bersifat langsung dan juga tidak. Dari kedua hal tersebut, apa saja sih yang membedakannya?

Umpan Balik Langsung

Untuk umpan balik lansung, yaitu reaksi yang dapat segera ditangkap oleh komunikator. Misalnya anggukan kepala pertanda komunikan mengerti atau setuju terhadap pesan yang diterimanya. Bisa juga berupa gelengan kepala, dengan mengandung arti bahwa pesan yang diterimanya tidak dimengerti oleh komunikan.

Umpan Balik Tertunda

Kemudian, umpan balik yang sifatnya tidak langsung (delayed feedback) adalah feedback yang datang kepada komunikator setelah melewati suatu rentang waktu (jangka waktu). Misalnya, pada suatu majalah atau surat kabar terdapat rubrik “Surat Pembaca” atau sejenisnya yang menampung aspirasi dan juga feedback dari pembaca sebagai komunikan.

Representative Feedback

Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah komunikannya bersifat heterogen. Oleh karena itu, akan sulit untuk mengukur umpan baik yang didapat dari semua komunikan. Maka, dalam hal ini biasanya umpan balik didapatkan dalam bentuk sampel dari beberapa komunikan yang menjadi perwakilan (representative). Hal ini, dianggap mampu mewakili komunikan secara keseluruhan, meskipun yang memberikan pendapatnya hanya sebagian orang saja.

Cumulative Feedback

Selanjutnya adalah feedback dengan jenis cumulative. Yakni, umpan balik yang datang kepada komunikator untuk kemudian dihimpun dahulu dan tidak segera diubah ke bentuk tindakan berikutnya. Karena komunikator harus mampu untuk mempertimbangkan terlebih dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya.

Quantitative Feedback

Lalu, ada juga quantitative feedback dengan peran sebagai umpan balik yang umumnya diukur menggunakan jumlah (kuantitas)nya.

Institutionalized Feedback

Terakhir, ada institutionalized Feedback sebagai umpan balik yang terlembagakan. Artinya, umpan balik ini diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung masyarakat sebagai komunikan untuk mengumpulkan pendapatnya. Setelah terkumpul akan dianalisis sendiri oleh lembaga tersebut, untuk kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja mereka.

Feedback Berdasarkan Pengklasifikasiannya

Customer Feedback Pictures | Download Free Images on Unsplash

Masih dalam kajian Ilmu Komunikasi, selanjutnya umpan balik ini juga telah terbentuk berdasarkan beberapa pengklasifikasian. Untuk membuatmu semakin

Feedback Positif dan Negatif

Kategori pertama ada umpan balik positif dan negatif. Feedback positif adalah isyarat atau gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran. Serta tidak menunjukkan perlawanan atau pertentangan ketika terjadi sebuah proses komunikasi. Contohnya: komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius, mencatat, responsif ketika ditanya.

Oops! We could not locate your form.

Sedangkan untuk umpan balik negatif adalah isyarat yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa komunikan memiliki sikap serta perilaku, mulai daru tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, dan cara penyampaian komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif adalah feedback negatif. Sebagai contoh, sikap acuh tak acuh, mengganggu orang lain, nyeletuk, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan yang sedang dibahas, mengobrol, memotong pembicaraan secara tidak sopan, atau keluar ruangan tanpa izin dari komunikator, dan lain-lain.

Feedback Netral dan Zero

Kemudian ada umpan balik netral dan zero. Feedback netral adalah jenis umpan balik yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat atau gejala yang menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain umpan balik netral adalah feedback yang tidak jelas wujudnya, apakah itu positif atau negatif. Misalnya: perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak.

Sedangkan untuk umpan balik zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator. Komunikator tidak tahu harus menafsirkan isyarat yang muncul dari komunikan. Misalnya: ada yang tertawa saat komunikator tidak sedang menyampaikan hal yang lucu, tiba-tiba ada yang menangis, dan sebagainya.

Feedback Internal dan Eksternal

Lalu ada umpan balik internal dan eksternal. Feedback Internal menunjukkan sumber dari isyarat yang menjadi umpan balik. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka disebut feedback internal. Contohnya ketika komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator.

Feedback Eksternal adalah umpan balik yang berasal dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi sementara berlangsung.

Feedback Verbal dan Non-Verbal

Feedback Verbal mengarah pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan komunikan sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi tertentu yang sedang berlangsung. Contoh: interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk (menyampaikan komentar secara spontan ketika komunikator sedang menyampaikan pesan), atau dapat pula berupa secarik kertas yang ditulis dan mengatakan kepada speaker untuk berhenti karena adanya timeout.

Sedangkan, umpan balik Non-Verbal wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan. Misalnya. ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, berdiri, atau menatap, ada juga bentuk senyuman, isyarat tangan, dan lain-lain.

Feedback Langsung dan Tidak Langsung

Sejumlah pakar komunikasi tidak sependapat dengan adanya dua jenis feedback ini. Alasannya karena feedback seharusnya adalah sesuatu yang tampak atau dapat diidentifikasi keberadaannya saat proses komunikasi sedang berlangsung, bukan setelahnya. Bila sesudahnya, maka merupakan respon atau tanggapan. Mereka menyatakan karena pengertian umpan balik langsung (immediate feedback) adalah dapat ditunjukkan ketika komunikasi sedang berlangsung. Sedangkan umpan balik tidak langsung (delayed feedback) dapat disampaikan ketika komunikasi telah selesai.

Penerapan Feedback

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa feedback dapat terjadi pada berbagai bidang kehidupan. Selain itu, feedback juga bsa terjadi dalam berbagai situasi dan dalam berbagai peristiwa. Feedback dapat terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa mengenal batasan waktu.

Jadi intinya, feedback dapat terjadi jika ada pihak yang memberikan reaksi dan pihak yang menerima reaksi. Terlepas dari apapun jenisnya, pemberi reaksi dan penerima reaksi dalam feedback merupakan syarat utama dari adanya feedback.

Feedback dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan pada situasi serta situasi apa saja. Asalkan memenuhi dua syarat yaitu pemberi reaksi dan penerima reaksi. Dengan adanya  syarat tersebut maka akan terjadilah komunikasi berupa umpan balik yang disebut sebagai feedback.

Yang paling sering terjadi adalah feedback pada sebuah komunikasi seperti adanya pertemuan rapat, seminar, forum diskusi, kelompok pertukaran pendapat hingga pada komunikasi yang kita jalani sehari-hari.

Selain itu, feedback juga dapat terjadi dalam berbagai bidang baik dalam bidang pendidikan, bisnis, pemerintahan, instansi, hingga pada bidang di kalangan sosialita. Kemudian feedback juga dapat terjadi dalam ruang lingkup yang kecil seperti dalam lingkungan keluarga maupun dalam ruang lingkup yang luas seperti sebuah instansi dan lembaga pemerintahan.

Bicara mengenai lebih jauh terkait penerapan feedback berdasarkan bidang  tertentu maka ada beberapa contoh pelaku maupun proses terjadinya feedback. Berikut diantaranya.

Penerapan feedback dalam dunia industri

Dalam dunia industry, feedback dapat terjadi antara pihak produsen dengan pihak konsumen. Feedback dapat terjadi setelah pihak konsumen sudah menikmati produk baik barang atau jasa yang diberikan oleh pihak produsen.

Dalam hal dunia industry ini, feedback menjadi reaksi atau tanggapan atas pemakaian sebuah barang yang sudah diproduksi. Wujud dari umpan baliknya berupa perasaan baik puas atau tidak puas tergantung dengan pendapat konsumen yang menyampaikannya.

Penerapan feedback dalam dunia pendidikan

Dalam dunia pendidikan, feedback dapat terjadi antara penyelenggara pendidikan dan penerima penyelenggara tersebut. Disini pihak guru sebagai penyelenggara pendidikan dan pihak penerima penyelenggara tersebut adalah muridnya.

Dalam dunia pendidikan, feedback dapat berbentuk berbagai macam mulai dari reaksi langsung berupa protes atas penyelenggaraan pendidikan tersebut yang tidak memuaskan hingga feedback positif berupa hasil belajar dari siswa.

Penerapan feedback dalam dunia bisnis

Dalam dunia bisnis, feedback juga dapat terjadi antara karyawan dan pimpinan. Jika dilihat dari pihak karyawan maka feedback dapat dilakukan dengan menyampaikan tanggapan atas kepemimpinan yang dilakukan atasan atau pimpinan. Sedangkan dari pihak pimpinan atau atasan dapat memberikan feedback terhadap karyawannya.

Penerapan feedback dalam dunia lembaga pemerintahan

Dalam lembaga pemerintahan, penerapan feedback dapat terjadi antara pihak pemerintah dan pihak masyarakat. Dalam hal ini feedback dapat berupa feedback positif maupun feedback negatif. Bentuk positif dari feedback adalah dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkann bentuk feedback negatif berupa protes asyarakat yang dapat dilakukan dalam bentuk demonstrasi atau unjuk rasa.

Sepuluh Cara Menyampaikan Umpan Balik yang Baik

100+ Review Pictures [HD] | Download Free Images on Unsplash

Setelah mengetahui jenis yang dimiliki umpan balik dari segi Ilmu Komunikasi, sekarang kita akan sedikit membahas dari sisi Bisnis. Karena, umpan balik (feedback) adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan. Umpan balik yang erat hubungannya dengan dunia bisnis adalah yang berbentuk positif (positive feedback) yang akan fokus pada identifikasi dan perilaku karyawan untuk meningkatkan kinerja. Serta umpan balik konstruktif (constructive feedback) yang mengarah pada identifikasi perilaku yang mengurangi kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Lantas, bagaimana sebaiknya pemberian umpan balik tersebut untuk karyawan agar mereka tidak merasa tersinggung? Simak sepuluh cara yang efisien berikut ini, untuk memberikan umpan balik di dalam dunia bisnis berikut ini.

Kamu Harus Mampu Mengontrol Emosi

Hindari memberikan umpan balik atau kritikan kepada orang lain ketika kamu sedang marah atau kesal. Karena, umpan balik yang bersifat membangun, bisa saja disalah artikan, jika suasana hatimu sedang buruk. Akan lebih baik, jika penyampaian kritik yang membangun ini disampaikan di lain hari. Ketika kamu sedang berada dalam kondisi prima.

Lakukan Secara Tertutup

Kamu haru mencari tempat seperti ruang rapat atau ruangan lain ketika memberikan masukan kepada karyawanmu. Hindari menyampaikan kritik atau masukan di depan karyawan atau tim lainnya. Jika sampai terjadi, hal ini akan menyebabkan terganggunya dinamisme kinerja di dalam tim.

Fokus Pada Perilaku Saat Kerja, Bukan Pribadi Karyawan

Kamu harus mengingat, tujuan utama memberikan masukan adalah untuk mengurangi perilaku yang menghambat peningkatan kinerja. Jika karyawan merasa diserang secara individu, maka mereka otomatis akan defensif dan menghilangkan kesempatan untuk melakukan diskusi yang sehat.

Menyampaikan Masukan Harus Spesifik

Menyampaikan umpan balik yang membangun, harus dilakukan secara efektif, maka harus disampaikan dengan spesifik dan tepat sasaran. Sampaikan secara detail letak kesalahan karyawan atau perilaku yang harus mereka ubah ketika bekerja. Jangan hanya mengatakan bahwa karyawan membuat kesalahan tanpa penjelasan yang lengkap.

Tepat Waktu

Jika kamu pernah menerima daftar panjang berisi feedback negatif dalam laporan tahunan, maka sebenarnya kamu sudah tahu faktanya sebelum laporan dibuat. Sebaiknya segera berikan feedback langsung ketika karyawan membuat kesalahan.

Kamu Harus Tetap Tenang

Terlepas dari semarah apapun kamu, harus tetap bisa mengontrol emosi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kamu harus bisa mengontrol emosi, dan tundalah pemberian umpan balik jika memang diperlukan.

Tegaskan Harapan Perusahaan

Cara ini memperkuat langkah ketiga dengan cara memberitahu karyawan bahwa kamu masih mempercayai kemampuan mereka dan yakin perilaku mereka bisa berubah.

Biarkan Karyawan Memberikan Respon

Setelah selesai memberikan pendapat dan umpan balik, ada baiknya kamu berhenti berbicara. Kamu juga harus mau memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menanggapi masukan dan mengajukan pertanyaan ataupun memberikan klarifikasi atas tindakan yang mereka lakukan.

Definisikan dan Sepakati Rencana yang Dapat Diterima

Sepakati rencana aksi yang sesuai untuk karyawan. Lihat dan definisikan dengan detail apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh mereka lakukan. Sepakati juga jika ada rencana pelatihan, misalnya yang harus kamu lakukan dan sebagainya untuk meningkatkan kinerja secara profesional.

Tetapkan Waktu untuk Follow Up

Buat dan jadwalkan waktu yang jelas untuk meninjau perubahan serta perkembangan karyawan setelah diberikan masukan. Langkah ini menetapkan akuntabilitas dan meningkatkan kemungkinan peningkatan kerja mereka. Setelah kamu menyampaikan feedback dan menyetujui rencana selanjutnya, sebaiknya mulai melupakan kesalahan karyawan yang pernah mereka lakukan.

Hal ini akan membuat karyawan merasa dihargai dan tidak melakukan kesalahan lainnya. Pantau kinerja seperti pada karyawan lainnya secara normal. Setelah menyampaikan umpan balik yang membangun kepada karyawan, kamu bisa kembali membuat manajemen kinerja, penyusunan KPI (key performance indicator), dan penilaian secara berkala.

Dengan mengetahui kesepuluh cara menyampaikan umpan balik, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di sebuah perusahaan. Selain itu, juga bisa meningkatkan kinerja yang akan dilakukan oleh karyawan.

Tips Meminta Feedback (Umpan Balik)

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pentingnya feedback dalam berkomunikasi. Sebagai contoh saat seorang karyawan menunjukkan hasil kerja kepada atsan dan berkomitmen membuat yang terbaik maka dengan demikian karyawan tersebut berkesempatan untuk dipercayakan mengerjakan proyek lainnya. Dengan begitu karyawan bisa sekaligus mengembangkan karirnya dengan cepat.

Akan tetapi, tidak selalu feedback dapat diberikan secara langsung. Lantas bagaimana cara meminta feedback yang baik? Berikut tipsnya dalam dunia bisnis.

Ketahui waktu yang tepat untuk meminta feedback

Meminta feedback dalam beberapa hari pertama yang krusial membutuhkan kesinambingan dan penilaian dari atasan serta rekan kerja. Penilaian ini nantinya akan membentu pendapat dan pemikiran yang konkret. Namun, peraturan yang harus diingat adalah jangan berharap akan mendapatkan feedback resmi pada akhir minggu pertama. Misalnya saat baru selesai mengerjakan proyek besar atau menyelesaikan tugas yang sulit. Pada waktu itulah sebaiknya menjadi waktu yang tepat untuk meminta feedback tentang cara menyelesaikan proyek tersebut.

Mengetahui cara tepat meminta feedback

Untuk meminta feedback dari atasan sebaiknya hubungi atasan melalui email atau bicara dengan langsung. Karyawan tersebut dapat meminta waktu kapan dapat bertatap muka dengan atasan. Kemudian jelaskan tujuan dari pertemuan tersebut dan jangan lupa juga persiapkan gagasan sebelum bertemu dengan atasan.

Ketahui feedback apa yang harus diminta

Selanjutnya, sampaikan hal yang ingin didengar dari atasan. Hal ini dapat berupa cara kita bersinergi dalam sebuah tim, kecepatan dalam mengerjakan tugas, kualitas pekerjaan dan berbagai hal lain yang masih perlu dikembangkan.

Pada saat ini juga menjadi waktu yang tepat untuk memberitahu atasan tentang hal yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Sebagai contoh membahas manfaat dari satu persatu pelatihan yang didapat dari perusahaan tersebut. Kemudian karyawan bisa meninjau ulang pekerjaan yang telah dilakukan.

Penerapan feedback dalam dunia lembaga pemerintahan

Selain atasan, rekan kerja juga dapat menjadi sumber yang bagus untuk meminta feedback. Dengan rekan kerja kita tidak perlu meminta secara formal seperti saat meminta feedback kepada atasan. Kita bisa mencoba dengan mengirim email dengan bahasa senyaman mungkin. Selain itu, meminta umpan balik kepada karyawan membuat kita lebih dapat menerima berbagai feedback yang diberikan.

Setelah Menerima Feedback

Kenyataan memang tidak semuanya sesuai dengan harapan. Terkadang umpan balik atau feedback yang kita terima tidak selalu menghasilkan feedback yang positif. Untuk itu, jika Anda berniat meminta feedback maka persiapkan mental diri Anda. Selalu berpikir positif dan yakin bahwa semua niat baik yang telah dilakukan akan memberikan hasil yang baik.

Setelah mendapat feedback dari atasan atau rekan kerja, Anda bisa mengirim email tidak lanjut untuk berterima kasih baik kepada atasan maupun rekan kerja atas waktu dan kejujuran mereka. Selanjutnya beritahu mereka dengan singkat langkah selanjutnya yang akan Anda ambil. Kemudian lakukan perbaikan atas apa yang telah Anda lakukan dan pastikan perbaikan tersebut sudah dibuat dengan benar dan sesuai dengan yang diharapkan.

jojonomic

Kamu juga bisa menggunakan JojoTimes untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan. Salah satu fitur yang bisa digunakan untuk itu adalah dengan memonitor aktivitas yang dilakukan oleh karyawan. Kamu bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh karyawan kapanpun dan di manapun. Hal ini akan menghindari adanya miss communication sehingga pemberian umpan balik negatif bisa dikurangi, namun tetap akan mendongkrak kinerja yang sedang dilakukan. Jadi, tunggu apalagi? Rasakan sendiri manfaatnya dengan menggunakan JojoTimes ini!