Apa yang dimaksud dengan Fraud Triangle dan Cara Mengatasinya

Didalam dunia bisnis sering kita mendengar istilah Fraud triangle, yang bisa diartikan sebagai segitiga penipuan. Artinya sebuah skema kerja yang dirancang untuk menjelaskan alasan dibalik keputusan pekerja dalam melakukan penipuan di tempat kerja.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Fraud adalah tidak jujur; tidak lurus hati;tidak adil; mencurangi dan berbuat curang terhadap seseorang; menipu;mengakali; kecurangan; perbuatan yang curang; ketidak jujuran dan keculasan.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berbuat jahat. Tak terkecuali juga cara untuk menipu. Penipuan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Pekerja juga bisa melakukan penipuan. Untuk mengungkap bagaimana penipuan itu dilakukan, para pakar mengeluarkan teorinya masing-masing. Salah satu yang cukup populer adalah fraud triangle. Pernahkah anda mendengarnya?

Pengertian Fraud Triangle

Fraud triangle bisa diartikan sebagai segitiga penipuan. Artinya sebuah skema kerja yang dirancang untuk menjelaskan alasan dibalik keputusan pekerja dalam melakukan penipuan di tempat kerja.

Disebut fraud triangle karena ternyata ada tiga buah tahap penting yang mempengaruhi seseorang dalam berbuat tindakan penipuan tersebut. Penipuan yang dimaksud terjadi di tempat kerja contohnya seperti korupsi, Penyalahgunaan aset kantor, salah kaji keuangan dan masih banyak lagi.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang – Audit Forensik (SKKNI AF) mendefinisikan Fraud sebagai perbuatan yang disengaja atau diniatkan untuk menghilangkan uang atau harta seseorang dengan cara akal bulus, penipuan atau cara lain yang tidak fair.

Menurut Jones dan Bates (1990) Fraud terjadi dimana seseorang memperoleh kekayaan atau keuntungan keuangan melalui kecurangan atau penipuan. Kecurangan semacam ini menunjukkan adanya keinginan yang disengaja.

Tahap Fraud Triangle

Seperti dijelaskan di atas bahwa fraud triangle memiliki tiga buah tahapan yang mendasari seorang pekerja dalam melakukan fraud triangle, yakni sebagai berikut:

Disebut fraud triangle karena ternyata ada tiga buah tahap penting yang mempengaruhi seseorang dalam berbuat tindakan penipuan tersebut. Penipuan yang dimaksud terjadi di tempat kerja contohnya seperti korupsi, Penyalahgunaan aset kantor, salah kaji keuangan dan masih banyak lagi.

Seperti dijelaskan di atas bahwa fraud triangle memiliki tiga buah tahapan yang mendasari seorang pekerja dalam melakukan fraud triangle, yakni sebagai berikut:

1. Tekanan atau pressure

Tekanan (Pressure) adalah motivasi seseorang untuk melakukan kecurangan yang bisa saja dikarenakan tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja. Jenis fraud triangle ini bisa bersifat eksternal maupun internal.

Tekanan eksernal misalnya adalah beban hutang atau tagihan yang harus segera dilunasi, keinginan memiliki sesuatu secara berlebihan (keserakahan), gaya hidup mewah dan perilaku terlarang (berjudi, ketergantungan narkoba atau perselingkuhan). Tekanan internal dalam bentuk beban kerja yang terlalu tinggi atau kesibukan yang terlalu padat untuk mencapai target financial perusahaan/instansi.

Fraud atau kecurangan dalam dunia pengadaan barang/jasa bisa saja dikarenakan Pelaku PBJ mendapat tekanan dari atasan atau pihak lain yang memerlukan uang dari proses tender proyek secara tidak benar. Atasan atau pihak lain memberikan tekanan kepada pelaku PBJ Pemerintah (mungkin) guna pengembalian ongkos politik yang cukup besar saat pemilu.

Pencegahan terjadinya kecurangan yang dikarenakan oleh faktor tekanan (pressure) adalah dengan cara memperbaiki ekosistem pengadaan dan integritas pelaku PBJ Pemerintah secara bersama-sama.

Adanya faktor tekanan merupakan sebuah faktor awal yang membuat seseorang melakukan tindakan kriminal di tempat kerjanya. Tekanan ini biasanya datang dari individu yang memang sedang dilanda tekanan yang membuat dirinya tidak lagi mampu berpikir secara logika dalam menyelesaikan masalah keuangannya yang rumit.

Contoh tekanan yang memaksa seseorang berbuat fraud triangle misalnya:

  • Utang piutang
  • Kebiasaan berjudi
  • Untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya yang konsumtif
  • Kurangnya pendapatan yang diterima dari pihak perusahaan
  • Tidak sanggup membayar tagihan rumah, kendaraan ataupun kartu kredit
  • Biaya sekolah anak
  • Membantu kebutuhan orang tua
  • PHK
  • Perceraian
  • Terlibat masalah narkoba, minuman keras
  • Keluarga mengidap sakit keras
debt to equity rasio


Biasanya dalam mengatasi situasi sulit, seseorang akan malu untuk mengakuinya dan tidak bisa untuk membuka dialog dengan orang lain yang barangkali sebenarnya mungkin dapat membantunya dalam memberi jalan keluar.

Kondisi yang dirasakan menghimpit ini, membuat seseorang akan berbuat nekad untuk dapat mengatasinya dengan memanfaatkan apa yang ada dihadapannya. Hal ini adalah jalan pintas untuk segera melunasi apa yang menjadi beban hidupnya saat ini.

2. Peluang atau kesempatan

Untuk dapat merealisasikan apa yang menjadi keinginannya dalam membayar segala kebutuhan hidup, maka sebuah peluang atau kesempatan yang ada di depan mata adalah hal yang tidak akan dia lepaskan. Cara seseorang dalam memanfaatkan peluang tentu berbeda-beda tergantung tingkat posisi dan kedudukannya dalam sebuah perusahaan.

  • Sebuah peluang akan hadir ketika seseorang mampu mengidentifikasi dan kemudian memanfaatkannya secara ilegal untuk memperoleh keuntungan pribadi. Contoh peluang dan kesempatan yang sering dilakukan seorang pekerja di perusahaan:
  • Seorang bagian keuangan dapat mengeluarkan cek terhadap vendor “siluman” yang sebenarnya tidak ada, untuk kemudian dia cairkan sendiri untuk dirinya.
  • Sebuah pihak vendor yang bekerja sama dengan bagian keuangan untuk menerima sejumlah uang yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang tertera dalam cek perusahaan
  • Melakukan mark up pembelian dengan kwitansi palsu
  • Melakukan pencurian terhadap sejumlah aset perusahaan untuk kepentingan pribadi

Peluang dan kesempatan ini hadir karena adanya faktor kelalaian perusahaan, seperti berikut:

  • Kontrol internal perusahaan yang lemah
  • Seorang karyawan melakukan multi job desk. Biasanya dikarenakan perusahaan memang masih dalam skala kecil, sehingga satu orang karyawan harus melakukan beberapa tugas. Hal ini tentu menimbulkan kesempatan untuk berbuat curang. Misalnya seorang karyawan bertugas untuk menentukan proyek, lalu mencari pihak vendor, melakukan adu tawar, melakukan pembayaran, melakukan setoran. Semua dikerjakan oleh orang yang sama
  • Managemen perusahaan kurang mampu memantau pekerjaaan secara detail
    Biasanya di akhir cerita, semua orang akan terkejut ketika menemukan kasus fraud triangle. Tersangka pada umumnya adalah orang yang paling dipercaya, orang yang mampu mengendalikan jalannya perusahaan, orang yang selama ini telah membesarkan nama perusahaan.

3. Rasionalisasi atau alibi pembenaran dari tindakan pidana penipuan

Rasionalisasi ini timbul biasanya dalam rangka pembelaan diri. Ada banyak alasan muncul ketika tersangka diajukan pertanyaan mengapa melakukan tindakan penipuan atau pencucian uang?

Contoh bentuk rasionalisasi yang biasa ditemukan di lapangan:

  • Perusahaan sudah banyak mengambil keuntungan yang berlimpah
  • Gaji yang tidak sesuai dengan keuntungan yang didapat pihak perusahaan
  • Ada alibi lain yang lebih halus yaitu dengan istilah tersangka akan mengembalikan semua keuntungan yang dia ambil secara sembunyi-sembunyi di kemudian hari atau istilah lain dia hanya “meminjamnya” sementara waktu
  • Karyawan berpikir bahwa dia telah bekerja jauh lebih keras dari pihak pemilik perusahaan, sehingga wajar bila dialah yang seharusnya lebih banyak menikmati keuntungan yang didapat perusahaan
  • Merasa kecewa ketika tidak diikutsertakan dalam promosi jabatan
  • Menipu atau mencuri adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah, daripada harus kehilangan keluarga dan hal-hal yang berharga bagi dirinya, lebih baik mengorbankan perusahaan

Jenis-Jenis Fraud Triangle

Selain memiliki beberapa tahapan, fraud triangle juga memiliki beberapa jenis berdasarkan objek penipuanya, yakni:

  • Skimming, mencuri data elektronik keuangan perusahaan
  • Membuat sendiri biaya penggantian reimbursement
  • Mark up Biaya pemeriksaan dan pemeliharaan asset
  • Biaya tagihan perusahaanKorupsi
  • Penggajian karyawan
  • Pencairan keuangan
  • Penyalahgunaan sumber daya milik perusahaan
  • Pencurian laporan keuangan perusahaan

Fraud triangle ini biasanya dikaitkan dengan pihak internal dan eksternal. Pihak internal adalah orang dalam perusahaan yang berbuat curang dengan memanfaatkan kekayaan perusahaan untuk kepentingan diri sendiri secara ilegal. Sementara faktor eksternal adalah pihak-pihak vendor terkait yang menyediakan layanan dan jasa yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Selain itu pula adanya kolusi bersama antara internal dan pihak eksternal yang sama-sama memiliki kepentingan di dalamnya. Pihak vendor yang berambisi untuk memenangkan tender sementara pihak internal yang memanfaatkan vendor dengan meluluskan tender. Lalu kemudian mendapat imbalan cek palsu yang tidak sesuai dengan yang diterima vendor.

Mengidentifikasi Tekanan

Manajemen biasanya melakukan kecurangan secara berbeda dari karyawan non-manajemen, Untuk karyawan non-manajemen, insentif terjadi ketika seorang karyawan memiliki alasan utama untuk mencuri dari perusahaan.

Terkadang karyawan tersebut memiliki tagihan yang tidak dapat ia bayar atau memiliki gaya hidup menghamburkan uang. Banyak kasus muncul dari individu yang tidak ingin pasangan, anak, atau orang tua tahu tentang masalah tersebut. Karyawan memilih untuk menolong diri sendiri daripada mengambil risiko dipermalukan dengan mengakui bahwa mereka memiliki utang yang sangat besar.

Pasangan karyawan kehilangan pekerjaan

  1. Jika ada Karyawan bercerai dan memiliki pembayaran tunjangan anak atau pasangan yang mahal.
  2. Keluarga karyawan atau pasangan atau anaknya terlibat dalam proses perdata atau pidana.
  3. Seorang karyawan memiliki masalah narkoba, alkohol, atau judi.
  4. Karyawan itu membeli rumah baru dengan dengan angsuran kredit yang besar.

Manajer dapat meminimalisir pekerja untuk melakukan penipuan dengan cara mereka memberikan kompensasi. Misalnya, manajer departemen mungkin memancing untuk kenaikan yang lebih tinggi di akhir tahun. Seberapa baik kinerja setiap departemen bisa menjadi metode manajemen tingkat atas dalam mengalokasikan bonus yang tersedia untuk para pekerja. Ukuran kinerja umum adalah membandingkan pengeluaran departemen aktual dengan anggaran.

Identifikasi Peluang

Terlepas dari tekanan dalam melakukan penipuan, penipuan hanya dapat terjadi jika ada kesempatan. Peluang penipuan dapat datang dari berbagai arah:

  1. Kontrol internal yang lemah: Kontrol internal yang kuat adalah lini pertahanan pertama bisnis.
  2. Tidak ada pemisahan tugas: Ini terjadi ketika satu karyawan menangani banyak tugas terkait yang berbeda. Misalnya, karyawan yang sama mengelola email, mencatat pembayaran, dan menyiapkan serta mengambil setoran ke bank.
  3. Manajemen acuh tak acuh: Terkadang manajemen tidak memberlakukan kontrol internal yang ditetapkan.
  4. Pemantauan manajemen yang tidak efektif: Ini terjadi ketika perusahaan kecil dan memiliki sedikit manajer.

Identifikasi Rasionalisasi

Pikirkan kembali segala keputusan yang kurang optimal yang pernah Anda buat. Biasanya, semakin buruk keputusan, semakin Anda harus berbicara pada diri sendiri tentang kebijaksanaan tersebut dan meninjau kembali. Karyawan melalui proses yang sama akan membenarkan penipuan melalui kebijaksanaan atau peraturan yang Anda buat

Alasan karyawan biasanya adalah ia bekerja lebih keras daripada pemiliknya. Di mata karyawan, pemilik dibayar jauh lebih besar, dan, oleh karena itu, sedikit fraud di pihak karyawan tidak akan masalah bagi keseluruhan bisnis

Berikut adalah beberapa rasionalisasi umum lainnya:

  1. “Aku hanya meminjam uang.” Ini adalah alasan yang berada di puncak daftar. Karyawan terkadang memang memiliki niat tbaik untuk mengganti dana yang dicuri. Namun, ada efek bola salju. Semakin lama karyawan lolos dari penipuan, semakin dia menganggap enteng hal ini. Penipuan biasanya meningkat ke titik di mana karyawan tidak dapat membayar kembali uang yang dicuri.
  2. “Mereka salah paham.” Beberapa acara, seperti dilewatkan untuk promosi, membuat karyawan merasa bahwa membawa pulang aset perusahaan adalah haknya.
  3. “Tidak ada cara lain untuk mengelola masalah saya.” Karyawan itu percaya bahwa dia akan kehilangan segalanya yang disayanginya, termasuk rumah dan keluarganya, kecuali jika dia mencuri uang itu.
fraud triangle

Bagaimana Fraud Triangle Membantu Mengidentifikasi Penipuan dan Menghindarinya?

Tekanan untuk melakukan penipuan dapat bervariasi dari keuangan ke non-keuangan. Untuk mencegah penipuan, perusahaan harus menerapkan kontrol internal yang kuat. Sebagai organisasi dengan pengalaman kontrol internal yang kuat, penipuan yang lebih rendah dan identifikasi kecurangan dengan cepat.

Kebijakan pencegahan penipuan yang kuat juga membantu mencegah penipuan karena karyawan takut akan konsekuensinya seperti kehilangan pekerjaan dan tidak mendapatkan pekerjaan di mana pun. Dalam audit, audit manajemen dan audit operasional harus dimotivasi sehingga kecurangan manajemen dapat dideteksi.

Dalam kasus audit berdasarkan undang-undang, ada klausa di mana auditor harus melaporkan apakah kecurangan dilakukan oleh karyawan atau manajemen di perusahaan atau oleh pihak ketiga kepada perusahaan.

Meminimalisir Tindakan Fraud

Kontrol Internal yang Kuat

Untuk Mencegah organisasi dan manajemen dari melakukan tintakan fraud, maka harus ada kontrol internal yang kuat dan kepatuhan terhadap hukum dan memberlakukan hukuman yang tegas kepada siapa saja yang melakukan penipuan, sehingga kegiatan fraud dapat dikurangi.

Menciptakan Kebijakan Karyawan yang Menguntungkan

Harus ada kebijakan karyawan yang menguntungkan setiap pihak, baik manajemen dan karyawan. Sehingga karyawan yang membutuhkan dapat memperoleh dana dari perusahaan alih-alih melakukan penipuan.

Kebijakan Anti Fraud yang Matang

Harus ada kebijakan pencegahan penipuan yang kuat sehingga karyawan bahkan tidak berpikir untuk melakukan penipuan karena konsekuensinya yang berat.

Untuk meminimalisir tindakan fraud dalam keuangan perusahaan misalnya, salah satu caranya adalah menggunakan software akuntansi berbasis cloud agar seluruh transaksi dan data keuangan terpantau secara maksimal.

Pelatihan Etika

Harus ada pelatihan etika yang tepat untuk semua karyawan yang mengajarkan mereka bahwa etika paling penting dalam hidup dan melakukan penipuan atau menipu dalam situasi apa pun adalah tidak etis yang membantu mengubah pola pikir karyawan.

Pastikan juga perusahaan memiliki kode etik yang kuat untuk memastikan bahwa mereka mengirim pesan yang tepat kepada karyawan ketika terjadi kecurangan. Dan memastikan bahwa kode etik harus diikuti oleh semua karyawan.

Jangan Berikan Toleransi pada Tindakan Fraud

Jangan berikan toleransi terhadap penggelapan dan kecurangan. Banyak karyawan mengasihani diri sendiri setelah melakukan penipuan dan untuk ini juga organisasi tidak boleh baik dan jangan berikan toleransi untuk hal buruk seperti ini.

Pemeriksaan dan Audit Dadakan

Harus ada sistem pemeriksaan mendadak, kunjungan oleh manajemen puncak dan auditor juga harus melakukan audit mendadak untuk memastikan bahwa tidak ada penipuan yang dilakukan oleh atau pada perusahaan.

Antisipasi Fraud Triangle dengan Software Otomatis

Proses penggajian karyawan akan lebih aman dan mudah pengelolaannya dengan software berkualitas dari Jojonomic.

Aplikasi JojoPayroll mampu mengatasi kesulitan saat transaksi di jam sibuk, karena bekerja dengan terintegrasi pada data yang tersimpan di komputer, sehingga data karyawan Anda tetap rapi dan aman.

fraud triangle

Solusi Payroll Otomatis, Kelola Penggajian Dimana Saja Kapan Saja

JojoPayroll Membantu Anda Mengelola Payroll Perusahaan dengan Cara Baru yang Lebih Baik

Perhitungan Payroll Otomatis
Kelola penggajian bulanan perusahaan menjadi mudah dengan aplikasi otomatis JojoPayroll. Semua perhitungan telah disesuaikan dengan Kebijakan Perburuhan Indonesia, di mana basis data karyawan dapat diintegrasikan dengan pajak pribadi, asuransi, tunjangan, dan reimbursement.

Cetak Slip Gaji Otomatis
Dapatkan slip gaji Anda dengan cepat menggunakan dashboard JojoPayroll yang disertakan dengan Take Home Pay, Deduction, Benefit, dan semua detail lainnya untuk dokumen pribadi Anda.

Kemudahan Bank Transfer
JojoPayroll dapat melakukan transfer gaji secara real time ke 150+ akun bank di Indonesia, otomatis dengan satu klik.

Kelola penggajian bulanan perusahaan menjadi mudah dengan aplikasi otomatis JojoPayroll. Semua perhitungan telah disesuaikan dengan Kebijakan Perburuhan Indonesia, di mana basis data karyawan dapat diintegrasikan dengan pajak pribadi, asuransi, tunjangan, dan reimbursement. JojoPayroll dapat melakukan transfer gaji secara real time ke 150+ akun bank di Indonesia, otomatis dengan satu klik. Solusi Payroll Otomatis, Kelola Penggajian Dimana Saja Kapan Saja.