Cara Mengatasi Inflasi dan Mengenal Jenis-jenis dan Dampkanya

Tight Money policy

Cara Mengatasi Inflasi dan Mengenal Jenis-jenis dan Dampkanya – Sebagai pelaku ekonomi, kita semua pasti perlu memerhatikan naik turunnya harga-harga barang di pasaran. Hal inilah yang kita sebut dengan inflasi. Mengapa hal ini penting untuk kita ketahui? Inflasi akan sangat menentukan harga pasar semua hal yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, jika kamu merupakan pelaku bisnis, hal itu juga akan sangat memengaruhi proses operasional perusahaanmu.

Oleh karena itu, yuk sekarang kita pelajari lebih lanjut mengenai pengertian dari inflasi, penyebabnya dan cara mengatasinya!

Apa itu Inflasi?

Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Berbagai upaya yang dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja.

Penyebab Inflasi

Menurut pengertian yang sudah dibahas di atas, tentu saja inflasi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Secara rincinya, berikut adalah beberapa penyebab inflasi:

Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/jasa tersebut terjadi secara menyeluruh (agregat demand).

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

  • Meningkatnya belanja pemerintah
  • Melonjaknya permintaan barang untuk diekspor
  • Melambungnya permintaan barang untuk swasta

Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:

  • Harga bahan bakar naik
  • Upah buruh naik

Tingginya Peredaran Uang

Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.

Jenis-Jenis Inflasi

Bukan hanya faktor-faktor penyebabnya saja yang berbeda-beda, inflasi pun ada beragam jenisnya. Utamanya, jenis-jenis inflasi dapat dibagi berdasarkan 3 hal, yakni tingkat keparahan, penyebab dan sumbernya. Berikut ini kita lihat pembagian secara detilnya:

Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu:

  • Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
  • Sedang, yaitu inflasi dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
  • Berat, yaitu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran 30% – 100% per tahun.
  • Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.

Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

  • Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang/ jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen.
  • Cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena terjadi kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran barang naik.
  • Bottle neck inflation, yaitu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.

Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

  • Domestic inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi jenis ini juga dapat terjadi ketika jumlah barang/ jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga harga-harga naik.
  • Imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri. Contoh, Indonesia melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata harga barang-barang modal di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi.

Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun, hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.

Dampak Inflasi

Mengingat pengertian inflasi yang sudah kita bahas di atas, kondisi ekonomi seperti ini tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara—maupun rakyatnya. Dampak-dampak ini dapat kita lihat melalui beberapa aspek kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak inflasi secara umum:

Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan

Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga barang/ jasa naik.

Dampak Inflasi Terhadap Ekspor

Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.

Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung

Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi inflasi, minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil, sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.

Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok

Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit, karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat.

Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat para produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian.

Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian

Berbicara tentang inflasi tentu akan berdampak pada perekonomian di Indonesia. Inflasi memiliki dampak cukup signifikan, berikut ini adalah dampak inflasi bagi perekenomian:

Inflasi Dapat Membuat Daya Beli Masyarakat Menurun

Dampak dari inflasi yaitu dapat menggerus daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat menurun, masyarakat sudah pasti irit. Padahal dalam pergerakan ekonomi, masyarakat memiliki pengaruh besar dengan kegiatan konsumsi. Jika masyarakat mengurangi daya belanjanya, otomatis pertumbuhan ekonomi melambat dan lebih rendah.

Merugikan Masyarakat

Selain produsen, inflasi juga merugikan masyarakat karena pendapatan yang diterima stagnan. Pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang. Terlebih pengeluaran untuk belanja membengkak lantaran kenaikan harga barang dan jasa.

Mempengaruhi Ekspor

Inflasi juga mempengaruhi kegiatan ekspor, akibat inflasi maka diakibatkan biaya ekspor jadi lebih mahal. Daya saing produk ekspor juga menurun, dan pada akhirnya devisa negara jadi berkurang.

Mengurangi Minat Orang Menabung di Bank

Akibat inflasi, orang-orang akan kurang berminat untuk menabung di Bank. Penyebabnya karena bunga simpanan tabungan kecil karena tergerus oleh laju inflasi. Apalagi menabung di bank juga mengeluarkan biaya administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah makin minim, bahkan tidak terasa.

Mempengaruhi Kestabilan Mata Uang Rupiah

Kestabilan kurs rupiah mengandung dua aspek, yaitu pertama kestabilan nilai mata uang terhadap jasa dan barang, dan juga kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua berkaca pada perkembangan kurs rupiah terhadap mata uang negara lain. Dengan begini inflasi berpengaruh terhadap kestabilan harga mata uang rupiah.

Teori Inflasi

Inflasi kerap terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan apa pun. Tidak heran jika fenomena ini sering membuat khalayak publik kebingungan dan ingin mengetahui apa penyebabnya. Untuk itu, terdapat 3 teori inflasi yang digunakan, yakni:

Teori Kuantitas

Seperti yang disebutkan pada pengertian inflasi di atas, semakin banyak uang yang beredar maka harga-harga akan naik.

Teori Keynes

Menurut Teori Keynes, inflasi bisa terjadi ketika suatu golongan masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya, dengan membeli barang dan jasa secara berlebihan. Sesuai hukum ekonomi, semakin banyak permintaan sedangkan penawaran tetap, maka harga-harga akan naik.

Teori Struktural

Inflasi juga dapat terjadi ketika produsen tidak bisa mengantisipasi dengan cepat terjadinya kenaikan permintaan akibat pertambahan penduduk.

Penghitungan Inflasi

Laju inflasi dapat dihitung dengan beberapa cara dibawah ini, diantaranya adalah:

1.      Menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK)

Cara yang pertama ini merupakan cara yang mudah dilakukan dalam menghitung laju inflasi. Caranya adalah dengan menghitung rata-rata harga barang yang dibeli oleh konsumen.

2.      Deflator PDB

Cara yang kedua adalah dengan menghitung besarnya perubahan harga yang terjadi pada barang-barang tertentu. Contohnya seperti harga barang produksi dalam negeri, harga barang jadi, harga barang baru, dan juga harga jasa.

3.      Menggunakan Indeks Harga Produsen

Cara yang ketiga ini dilakukan dengan mengitung harga barang yang dibutuhkan oleh produsen dalam melakukan proses produksi. Contohnya dengan menghitung harga bahan baku dan upah buruh.

4.      Menggunakan Indeks Harga Komoditas

Cara ini dilakukan dengan menghitung harga barang sesuai kebutuhan produsen.

5.      Menghitung Indeks Biaya Hidup

Cara ini digunakan dengan cara menghitung biaya hidup sehari-hari masyarakat.

Cara Menghitung Tingkat Inflasi

Inflasi di suatu negara dapat dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya Hidup, dan Indeks Harga Produsen. Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK adalah:

Pit : Harga Barang Per Periode Tertentu

Qit: Berat Barang Per Periode Tertentu

Pio: Harga Barang Per Periode Dasar

Qio: Berat Barang Per Periode Dasar

Setelah mendapatkan nilai Indeks Harga Konsumen, maka nilai inflasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Inflasi = (IHK periode 1- IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100

Dengan rumus diatas, maka nilai inflasi dapat diatasi dalam suatu negara. Jika nilai inflasi berada di tingkat yang melebihi target, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dapat mengambil langkah tepat agar inflasi tidak semakin memburuk. Karena dalam hal ini Bank Indonesia dan Pemerintah memiliki andil besar dalam mengatasi laju inflasi.

Cara Mengatasi Inflasi

Karena terjadi secara alamiah, inflasi bukanlah fenomena ekonomi yang dapat dihindari, hanya dapat diatasi. Untuk melakukan hal ini, perlu penanganan yang serius dalam pengerjaannya. Cara-cara yang dapat diambil adalah dengan memberlakukan kebijakan-kebijakan tertentu. yang bisa diambil untuk mengatasi masalah inflasi adalah:

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah mengatasi inflasi untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah, yang memiliki beberapa keuntungan antara lain:

Menghemat Pengeluaran Pemerintah

Untuk mengurangi permintaan akan barang dan jasa yang dapat menurunkan harga, pemerintah harus menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran. Cara mengatasi inflasi tersebut terbukti efektif untuk mengatasi inflasi.

Menaikkan Tarif Pajak

Jika tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan dinaikkan, hal ini dapat mengurangi tingkat konsumsi, sehingga harga dapat turun.

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter bertujuan menjaga kestabilan moneter, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai hal tersebut:

Kebijakan Penetapan Persediaan Kas

Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan. Bank sentral dapat mengambil keputusan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank.

Kebijakan Diskonto

Meningkatkan nilai suku bunga, agar masyarakat bersemangat untuk menabung.

Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga.

Kebijakan Lainnya

Di samping kedua jenis kebijakan di atas, ada pula kebijakan-kebijakan lain yang dapat ditetapkan oleh pemerintah untuk mengendalikan atau mengatasi inflasi, yakni:

Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar

Pemerintah dapat melonggarkan keran impor dengan cara menurunkan bea masuk barang impor, seperti membuka keran import beras.

Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang

Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada, sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi harus realistis. Kalau tidak, akan menjadi pasar gelap (black market).

Peran Pemerintah, Bank Indonesia, dan Masyarakat dalam Mengatasi Laju Inflasi

Untuk mengatasi inflasi, biasanya pemerintah bersama Bank Indonesia memiliki target setiap tahun. Misalnya tahun ini pemerintah dan BI menjaga nilai inflasi di level 3,5 plus minus 1%. Otoritas fiskal dan moneter bersama-sama bekerja untuk menekan laju inflasi dengan mengeluarkan cara-cara dalam pengendalian inflasi.

Sebagai contoh, pertama sinergi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan koordinasi komunikasi yang efektif. Kedua, adaptasi dalam inovasi, dan ketiga, pengembangan bisnis model kerja sama perdagangan antar daerah, serta strategi lainnya. 

Masyarakat juga berperan besar dalam mengatasi laju inflasi. Salah satunya adalah daya konsumtif yang berlebihan. Misalnya saat produksi tempe merosot, harga yang semakin mahal, kemudian banyak masyarakat yang akhirnya membeli dalam jumlah yang banyak.

Biasanya masyarakat beralasan takut kehabisan, padahal dengan daya konsumtif masyarakat yang berlebihan tersebut dapat mendongkrak kenaikan harga yang lebih tinggi akibat permintaan besar. Jadi, masyarakat harus bijak dalam berbelanja, secukupnya. Karena, pemerintah dan Bank Indonesia berupaya keras untuk menjaga laju inflasi agar tetap stabil dan sesuai target.

Peran Masyarakat Mengatasi Inflasi

Jika inflasi terjadi, pemerintah biasanya sudah memiliki perencanaan yang matang. Ambil contoh pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (BI) sama-sama sudah memiliki target tahunan untuk mengatasi terjadi inflasi. Begitupun masyarakat, juga bisa ambil bagian dalam mengatasi inflasi. Cara diantaranya adalah dengan tidak membeli barang kebutuhan secara berlebihan, jangan panik hanya karena barang yang dicari sudah naik harganya. Jangan sampai masyarakat membeli barang dalam jumlah banyak. Jika hal ini terjadi, justru bisa menaikkan harga menjadi lebih tinggi karena permintaan pasar yang sangat besar.

Inflasi memang tidak bisa diduga kapan bisa terjadi, Pemerintah dan BI berupaya untuk menjaga inflasi agar stabil. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam mengatasi inflasi dengan mengontrol keuangan dengan baik. Masyarakat perlu memahami untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapi di masa mendatang.

Cara mengatasi inflasi yang sangat bermanfaat bahkan untuk finansial jangka panjang Anda adalah dengan berinvestasi. Karena dengan investasi, Anda bertindak sebagai investor, uang Anda dapat mengalahkan inflasi dan daya beli Anda juga tidak menurun. Jika Anda sudah mulai investasi, itu menjadi langkah yang baik. Investasi seperti Reksadana menjadi langkah awal investasi yang baik.

Terdapat beberapa jenis reksadana seperti Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Terproteksi, Reksadana Campuran, Reksadana Index (RDI), dan Reksadana Saham yang memiliki berbagai keunggulan dan manfaat.

Manfaat menggunakan reksadana antara lain adalah dikelola oleh manajer investasi yang profesional, diversifikasi investasi, transparansi informasi untuk Anda, likuiditas yang tinggi, biaya rendah, hingga memberi kemudahan akses berinvestasi.

Cegah Inflasi dengan Kontrol Keuangan yang Baik

Seperti yang sudah dibahas bahwa masalah inflasi bisa datang kapan saja. Namun, jika pengelolaan keuangan dapat Anda lakukan dengan baik, inflasi akan terasa lebih cepat dan tepat. Untuk itu, pemahaman tentang ilmu ekonomi dan Akuntansi memang perlu dimiliki guna mengatasi masalah keuangan dengan lebih akurat.

jojonomic

Sekarang kalian jadi tahu, bahwa mengontrol kebiasaan belanjamu bukan hanya soal keuanganmu (atau keluargamu) saja, tapi juga bisa berdampak ke perekonomian negara. Hal ini jadi berkali lipat lebih penting bagi perusahaan, sehingga mereka pun sangat perlu melakukan pencatatan keuangan. Untuk memudahkan perusahaan dalam merekap pengeluaran mereka, kini sudah ada aplikasi JojoExpense.

Dengan sistem yang digital dan proses yang terotomatisasi, JojoExpense membantu perusahaan menghemat waktu untuk manajemen pengeluaran dan menggunakannya untuk tugas-tugas yang lebih berpengaruh bagi kemajuan perusahaan. Yuk, kembangkan bisnismu sekarang!