Insentif Kerja: Pengertian, Tujuan, Jenis, Bentuk, Kerugian dan Tipe

Teman-teman pasti sudah familiar dengan kata insentif? Bagi yang sudah bekerja tentunya kenal dengan kata ini. Tapi apa kalian tahu seluk-beluk insentif? Sebagai pekerja, pengetahuan mengenai insentif tentunya penting dong, terutama untuk meningkatkan performa kerja. Kalau kita tahu komponen apa sajakah yang membuat perusahaan memberikan insentif, tentunya kita akan semakin semangat bekerja, dong? Adapula 8 tipe insentif yang diberikan oleh perusahaan. Nah, bagaimana? Pengetahuan yang menarik, bukan? Yuk, kita simak artikel ini bersama-sama!

Pengertian Insentif

Apa itu insentif? Pengertian Insentif adalah kompensasi khusus yang diberikan perusahaan kepada karyawan, di luar gaji utamanya, untuk membantu memotivasi atau mendorong karyawan tersebut agar lebih giat dalam bekerja dan berusaha untuk terus memperbaiki prestasi kerja di perusahaan.

Prinsip Pemberian Insentif

Pada dasarnya pemberian insentif senantiasa dihubungkan dengan balas jasa atas prestasi ekstra yang melebihi suatu standar yang telah ditetapkan, serta telah disetujui bersama. Insentif memberikan penghargaan dalam bentuk pendapatan ekstra untuk usaha ekstra yang dihasilkan.

Prinsip pemberian insentif ini berhubungan dengan kinerja karyawan yang melampaui standar yang telah ditetapkan perusahaan. Atas kerja keras dan prestasi kerja tersebut, maka karyawan akan mendapatkan penghargaan, bisa dalam bentuk uang, barang, dan lainnya.

Oops! We could not locate your form.

Pengaturan insentif harus ditetapkan dengan cermat dan tepat serta harus dikaitkan secara erat dengan tujuan-tujuan perusahaan yang bersangkutan. Jumlah insentif yang diberikan kepada seseorang harus dihubungkan dengan jumlah atau apa yang telah dicapai selama periode tertentu, sesuai dengan rumus pembagian yang telah diketahui semua pihak secara nyata. Rumus pembagian insentif ditetapkan secara adil, sehingga dapat mendorong meningkatkan lebih banyak keluaran (output) kerja dan meningkatkan keinginan kuat untuk mencapai tambahan penghasilan, serta dapat menguntungkan semua pihak.

Tujuan Pemberian Insentif

Sesuai dengan penjelasan definisi insentif di atas, kompensasi dalam bentuk insentif sangat erat hubungannya dengan motivasi kerja. Jadi, insentif diberikan berdasarkan prestasi atau produksi dari seorang pekerja.

Berikut ini adalah tujuan pemberian insentif:

Tujuan Insentif Bagi Perusahaan

Dari sisi perusahaan, memberikan insentif kepada pekerja bertujuan untuk:

  • Menjaga loyalitas para pekerja berkualitas
  • Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja para pekerja, dimana hal ini akan terlihat dari absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja
  • Meningkatkan produktivitas perusahaan, dengan kata lain hasil produksi bertambah untuk setiap unit per satuan waktu, serta meningkatnya penjualan

Tujuan Insentif Bagi Karyawan

Dari sisi karyawan, tujuan pemberian insentif adalah:

  • Memperbaiki dan meningkatkan standar hidup dengan adanya pendapatan tambahan, selain gaji pokok
  • Memperbaiki dan meningkatkan semangat kerja karyawan, sehingga para pekerja berupaya untuk berprestasi di tempat kerja

Jenis-Jenis Insentif Kerja

Macam-macam insentif dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya dan berdasarkan penerimamya.

Jenis Insentif Berdasarkan Bentuknya

Jenis insentif berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu:

Insentif material

Jenis ini adalah yang diberikan dalam bentuk komisi, bonus, pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan, dan jaminan hari tua.

Insentif non-material

Non-material adalah jenis insentif yang diberikan kepada karyawan dalam bentuk piagam penghargaan, pemberian promosi jabatan, jaminan sosial, serta pujian dalam bentuk tulisan dan lisan.

Jenis Insentif Berdasarkan Penerimanya

Jenis insentif ini dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

Individual incentive

Insentif jenis ini memiliki arti, yaitu insentif yang diberikan kepada seorang pegawai atas kerja keras dan prestasinya di tempat kerja.

Group incentive

Ini adalah jenis insentif yang berupa pemberian kepada pegawai sesuai dengan standar dari masing-masing grup/kelompok.

Plant-wide incentive

Adapula artinya, pemberian insentif kepada semua pegawai perusahaan sesuai dengan kriteria pembayaran yang telah ditentukan perusahaan.

Bentuk-Bentuk Insentif

Seperti yang disebutkan pada pengertian insentif di atas, pemberian insentif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Menurut ahli bisnis Koontz, pemberian insentif bisa dalam bentuk uang, partisipasi, dan lingkungan kerja yang baik.

Insentif Dalam Bentuk Uang

Pada umumnya, para pegawai lebih memilih menerima insentif dalam bentuk uang. Hal ini berkaitan dengan realisasi kualitas kehidupan pegawai yang lebih baik dari sisi keuangan.

Prestasi kerja yang baik akan mendukung kesempatan mendapatkan insentif dari perusahaan. Dengan begitu, maka kebutuhan hidup pegawai tersebut terpenuhi dan menjadi lebih baik.

Insentif Berbentuk Lingkungan Kerja yang Baik

Lingkungan kerja yang baik merupakan salah satu impian dari para pekerja. Alasannya, dengan lingkungan kerja yang baik, maka hal ini akan mendukung kenyamanan dalam bekerja dan peningkatan prestasi kerja.

Insentif Kerja Dalam Bentuk Partisipasi

Kesempatan untuk berpartisipasi dan berkomunikasi dengan petinggi di perusahaan bisa memberikan dorongan semangat kerja kepada para pekerja. Dengan kesempatan seperti ini, maka karir seorang pegawai dapat meningkat lebih cepat sesuai dengan kinerjanya.

Selain itu, dengan adanya kesempatan menjadi partisipan, maka seorang pegawai mendapatkan pengakuan dan mendapat dukungan dari perusahaan.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Indikator Pemberian Insentif Kerja

Dalam pemberian insentif, tentu saja perusahaan tidak melakukannya begitu saja. Pada umumnya, ada beberapa indikator pemberian insentif, yaitu:

Kinerja Pegawai

Pegawai yang berprestasi atau yang menunjukkan kinerja di atas rata-rata biasanya selalu mendapatkan insentif dari perusahaan.

Waktu Kerja Pegawai

Seperti kata pepatah, waktu adalah uang. Insentif yang diterima oleh pegawai juga dapat ditentukan oleh waktu kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Senioritas Karyawan

Masa kerja seorang karyawan di sebuah perusahaan juga berpengaruh kepada besarnya insentif yang akan diterimanya.

Kebutuhan Pegawai

Pemberian insentif kepada pegawai dapat juga didasarkan kepada tingkat urgensi kebutuhan akan kualitas hidup yang lebih baik dari pegawai.

Keadilan dan Kelayakan

Perusahaan juga sering memberikan insentif kepada karyawan berdasarkan pengorbanan kerja yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut.

Evaluasi Jabatan Karyawan

Tingkat jabatan seorang karyawan juga menjadi salah satu indikator penting dalam pemberian insentif.

Kerugian Insentif Kerja

Nilai insentif biasanya dikaitkan dengan upah/gaji yang bersangkutan dan umumnya diberikan secara cepat, berbeda dengan kenaikan atau promosi. Namun, sayangnya, sistem insentif tidak melulu memberikan keuntungan bagi karyawan lho, bisa saja sistem insentif menghasilkan beberapa kerugian berikut ini:

  • Sering kali sulit untuk menetapkan standar sehingga dapat menimbulkan ketidakadilan.
  • Kompensasi haruslah memenuhi syarat internal equity dan external equity. Namun, sering kali insentif tidak dapat mencapai standar karena faktor-faktor yang tidak dapat mereka kendalikan (misalnya, mesin rusak atau permintaan menurun).
  • Jika terjadi sistem insentif yang biasanya tidak ada di perusahaan, maka serikat kerja (union) sering kali menentang sistem insentif, karena standar insentif bisa berubah-ubah.
  • Insentif sering kali memfokuskan upaya-upaya pada segi pekerjaan saja (output, penjualan, dan lain-lain) dan mengesampingkan segi-segi lainnya (kualitas, jasa, tujuan jangka panjang).

8 Tipe Insentif Kerja Bagi Karyawan

Insentif atau kompensasi yang dirancang khusus untuk mengapresiasi kinerja karyawan umumnya diberikan sebagai bonus di luar gaji. Biasanya, insentif diberikan sebagai imbalan atas hasil kerja yang telah dilakukan. Insentif dalam suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai kontribusi yang baik untuk menambah semangat dan gairah kerja karyawan. Apa saja jenis-jenis insentif tersebut? Inilah 8 tipe insentif karyawan yang perlu kamu ketahui.

Bonus

Bonus merupakan jenis insentif yang banyak diberlakukan di berbagai perusahaan. Banyak yang masih salah kaprah mengenai bonus. Sebenarnya, bonus tidak memiliki dasar penghitungan yang mengikat. Seorang karyawan tidak harus selalu mencapai target terlebih dulu untuk mendapatkan bonus. Dengan kata lain, bonus bisa diberikan berdasarkan kemauan atasan dan tidak ada perjanjian yang berlaku. Jadi, jumlahnya pun benar-benar terserah atasan karena bonus merupakan hak prerogatif pemilik bisnis.

Namun, biasanya memang bonus baru akan diberikan atasan jika kamu berhasil mencapai target atau goal bisnis tertentu. Meski begitu, perlu diingat bahwa bonus bersifat tidak wajib, sehingga atasan juga berhak tidak memberikannya kepadamu meski kamu sudah melampaui target bisnis.

Komisi

Komisi sering kali disamakan dengan bonus. Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komisi berarti imbalan (uang) atau persentase tertentu yang dibayarkan, karena jasa yang diberikan dalam jual beli dan sebagainya. Jika dibandingkan dengan bonus, komisi biasanya memiliki aturan yang lebih mengikat karena jumlahnya sudah ditentukan di awal. Komisi hanya bisa diberikan, apabila target yang disepakati di awal tercapai. Bila target tidak tercapai, maka secara otomatis komisi tidak akan keluar.

Profit Sharing

Tipe insentif karyawan lainnya yang juga diberlakukan di berbagai perusahaan adalah profit sharing. Profit sharing merupakan insentif yang memungkinkan karyawan memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. Insentif jenis ini mencakup pembayaran berupa sebagian hasil laba yang disetorkan kepada setiap peserta. Sistem insentif ini bisa merupakan sekian persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu. Seluruh karyawan akan menerimanya berupa share laba dalam satu periode waktu tertentu.

Jaminan Sosial

Bentuk dukungan finansial kepada karyawan sebagai reward perusahaan kepada karyawan bisa juga berupa jaminan sosial. Insentif dalam bentuk jaminan sosial secara umum sifatnya diberikan secara kolektif. Pegawai dapat memperolehnya secara otomatis tanpa ada unsur kompetitif.

Insentif jaminan sosial biasanya berkaitan dengan kesejahteraan karyawan. Misalnya, dapat berbentuk pengobatan secara cuma-cuma, pemberian rumah dinas, hingga kemungkinan pembayaran secara angsuran atas barang-barang yang dibeli. Bisa juga hadir dalam bentuk pemeliharaan jaminan tunjangan hari tua, jaminan kesehatan, rekreasi, dan lainnya.

Gain Sharing

Demi menjamin karyawan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan, bisa juga diberikan insentif berupa gain sharing. Gain sharing merupakan rencana pembagian perolehan yang dirancang untuk memberi imbalan kepada karyawan atas perbaikan dalam produktivitas perusahaan.

Tipe insentif jenis ini melibatkan karyawan dalam suatu usaha bersama untuk mencapai sasaran produktivitas. Sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk menentukan rencana insentif dalam bentuk gain sharing ini. Tentunya, standar kerja ditentukan sesuai porsi karena, bila standar terlalu tinggi, maka justru akan memberikan efek kurang baik.

Insentif Non-Finansial

Insentif non finansial bisa diberikan dalam berbagai bentuk untuk meningkatkan motivasi karyawan. Meskipun diberikan bukan dalam bentuk uang, insentif non-finansial cukup efektif untuk memicu karyawan bekerja lebih baik lagi demi perusahaan. Beberapa contohnya, antara lain kenaikan pangkat atau jabatan, pemberian piagam penghargaan dan tanda jasa gelar. Bisa juga dengan jaminan pekerjaan dan promosi. Karyawan akan bekerja dengan lebih disiplin, bersemangat dan cepat bila diberlakukan sistem insentif non finansial untuk tiap-tiap individu yang berhasil mencatatkan prestasi yang baik.

Time-Off Benefit

Salah satu insentif karyawan lainnya adalah time-off benefit atau pembayaran upah untuk waktu tidak bekerja. Artinya, gaji karyawan tetap dihitung utuh meskipun dia tidak masuk bekerja. Misalnya, seperti istirahat dalam periode waktu cuti liburan, tidak bekerja karena sakit dan alasan lainnya seperti kecelakaan, kehamilan, dan upacara pemakaman. Ini juga merupakan salah satu insentif yang dapat membuat karyawan meningkatkan produktivitasnya untuk perusahaan. Dengan insentif ini, karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan.

Program Pelayanan Karyawan

Program pelayanan karyawan ini adalah salah satu insentif non-finansial yang juga dapat memicu karyawan memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan. Misalnya, memberikan beasiswa pendidikan bagi karyawan berprestasi, pelatihan atau upgrading, konseling finansial, konseling legal, serta kursus-kursus pengembangan diri. Contohnya, seperti kursus tambahan Bahasa Inggris untuk meningkatkan skill dan kemampuan karyawan agar mereka bisa bekerja lebih baik lagi.

Pengelolaan Insentif Kerja Bagi Karyawan

500+ Employee Pictures [HD] | Download Free Images on Unsplash

Tentu saja saat perusahaan memutuskan untuk memberikan insentif pada para karyawan, perlu meninjau ulang kondisi finansial perusahaan pada saat itu. Sering kali pemberian dana ini tidak bisa maksimal karena persiapan pihak perusahaan yang kurang optimal dalam mencadangkan dana untuk pemberian insentif tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang memadai. Beberapa cara untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencanangkan dana untuk hal-hal tersebut yaitu dengan jalan berikut di bawah ini.

Menyisihkan Keuntungan Perusahaan

Salah satu langkah penting supaya perusahaan dapat memastikan pemberian insentif kepada karyawan yaitu dengan jalan menyisihkan sebagian dari keuntungan perusahaan. Untuk perusahaan yang mengelola keuangan dengan baik tentu saja hal-hal semacam ini bukan hal yang sulit. Bahkan tim keuangan telah menghitung dengan tepat berapa persen bagian yang diterima perusahaan untuk kebutuhan perusahaan termasuk profit dan berapa persen jumlah yang merupakan komisi dan hak dari para pekerja atau karyawan. Dengan demikian dana hal ini setiap tahunnya selalu tersedia tanpa khawatir apakah mampu memberikan pada karyawan atau tidak.

Mempersiapkan Secara Berkala

Sebaiknya pastikan perusahaan juga memiliki program untuk mempersiapkan insentif secara berjala pada karyawan. Sebut saja jika program ini diberikan setiap setahun sekali, artinya perusahaan memiliki waktu sekitar dua belas bulan untuk mengumpulkan dana serta menarik dana dari sektor-sektor yang mampu menyumbangkan bagian untuk hal yang satu ini. Dengan mempersiapkan secara berkala tentu saja pemberian insentif tahunan dapat terlaksana secara maksimal, sehingga karyawan bisa mendapatkan haknya secara optimal juga.

Membuat Program Berkelanjutan

Bagi beberapa bentuk insentif yang diberikan dalam rupa program dari perusahaan, entah berupa tunjangan secara finansial maupun berupa produk, maka sebaiknya terapkan sistem program yang berkelanjutan. Contohnya dilakukan secara bulanan, sehingga tidak perlu risau memikirkan sumber dana atau bagaimana cara menyalurkan hal tersebut pada karyawan yang bersangkutan tadi. Dengan program yang tepat maka pembagian hal ini bukan masalah lagi dan bahkan dapat diberikan secara teratur dan termonitor dengan baik.

Manfaat Pemberian Insentif Kerja Pada Kinerja Perusahaan

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa pemberian insentif ini dapat membantu supaya kinerja karyawan jauh lebih maksimal. Pada dasarnya pemberian hal tersebut memicu semangat kerja para staf dan karyawan untuk lebih maksimal dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan. Tentu saja ada banyak hal-hal yang bisa didapatkan perusahaan dalam hal ini. Meningkatkanya kinerja dari karyawan berkat pancingan adanya dana tambahan ini umumnya dapat memicu pula keberhasilan perusahaan dalam berbagai macam hal berikut ini.

Pencapaian Target Perusahaan Yang Lebih Optimal

Pada dasarnya saat memberikan insentif secara berkala pada karyawan maka secara tidak langsung akan memicu kerja keras karyawan yang lebih baik. Dengan jalan seperti ini tentunya akan cukup mudah untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan sejak semula. Bukan hanya itu saja, tetapi banyak hal-hal dan target divisi yang dapat diraih. Karena kesuksesan target bukan hanya dalam hal mendatangkan keuntungan bagi perusahaan saja, tetapi bisa juga dalam hal yang lain. Misalnya pencapaian program kesehatan yang ditetapkan pada perusahaan. Oleh sebab itu ada baiknya memberikan hal ini secara kontinyu dan berkelanjutan supaya target-target tahunan yang ditetapkan pada setiap divisi dapat diraih secara maksimal dan memberikan hasil yang memuaskan.

Meraih Visi Dan Misi Yang Ditetapkan

Pemberian insentif tentunya juga memicu karyawan untuk lebih fokus saat menjalankan visi dan misi perusahaan sepenuhnya. Tidak dipungkiri bahwa visi dan misi sebuah perusahaan berkaitan erat dengan tujuan serta target yang diberikan sendiri pada masing-masing divisi di dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya pemicu otomatis setiap karyawan akan berusaha lebih keras dan bekerja sama dalam mewujuskan seluruh visi dan misi yang ada di dalam perusahaan. Sehingga secara tidak langsung juga membawa perusahaan ke arah perubahan yang lebih baik dan lebih positif dari waktu ke waktu. Inilah parameter penting tanda kesuksesan sebuah perusahaan yang sedang berkembang menuju arah yang lebih baik.

Memicu Karyawan Lebih Kreatif Menghadapi Kompetitor

Siapa sangka saat karyawan mendapatkan insentif rupanya bisa membuat mereka jauh lebih bersemangat dan lebih kompetitif. Sering kali karyawan dengan loyalitas yang tinggi tentu ingin membuat perusahaan tempatnya bekerja menjadi yang terbaik. Sehingga wajar saja jika adanya bonus tambahan otomatis juga memicu semangat kerja karyawan untuk berusaha lebih baik dari perusahaan kompetitor. Ada rasa bangga tersendiri saat berhasil memperoleh pencapaian dalam mengalahkan perusahaan sejenis. Sehingga tidak mengherankan melalui adanya bonus tambahan ini banyak karyawan yang menjadi lebih inovatif dan kreatif mencari hal-hal baru yang dapat meningkatkan kemajuan perusahaan supaya lebih baik dari perusahaan pesaing. Tentunya hal ini merupakan semangat positif yang harus terus dikembangkan di dalam perusahaan secara maksimal.

Meningkatkan Daya Saing Internal Yang Positif 

Bukan hanya menjadi inovatif dalam menghadapi perusahaan pesaing atau kompetitor saja, tetapi hal ini juga membantu untuk meningkatkan daya saing internal yang positif antar karyawan yang satu dengan yang lain. Banyak yang makin terpicu untuk memunculkan ide-ide kreatifnya supaya dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dan lebih maksimal pada perusahaan. Sehingga tentu saja secara tidak langsung hal ini juga memicu pertumbuhan serta kinerja yang baik di dalam lingkungan perusahaan itu sendiri. Tugas-tugas yang diberikan dapat terselesaikan seluruhnya, serta target setiap divisi juga bisa diraih melalui ide-ide kreatif yang menarik. Perusahaan berkembang menjadi lebih optimal termasuk juga sumber daya yang ada di dalamnya jauh lebih kreatif dan meningkat.

Bijaksana Dalam Memberikan Insentif Kerja Pada Karyawan 

Pada akhirnya bukan hanya mengoptimalkan pemberian insentif saja, tetapi juga dibutuhkan unsur kebijaksanaan dari perusahaan dalam memberikan hal tersebut. Yang pertama saat menentukan kualifikasi karyawan yang berhak untuk menerimanya. Jangan sampai memilih karyawan tertentu saja dan akhirnya berlaku tidak adil pada karyawan yang lain.

Perlu dipahami bahwa seluruh fungsi di dalam perusahaan merupakan pihak yang saling terkait dan ketergantungan. Sehingga bisa jadi tanpa bantuan banyak karyawan maka tidak dapat melakukan pencapaian yang maksimal. Oleh karena itu jika memberikan sebuah insentif pada satu karyawan pertimbangkan faktor-faktor seperti yang telah disebutkan di atas, pertimbangkan pula para pendukung yang ada di dalam setiap tim supaya mendapatkan hal ini secara adil dan merata.

Dengan berusaha memberikan insentif secara bijaksana, tentu hal ini membawa kebaikan untuk seluruh pihak. Baik bagi para karyawan yang memang berhak untuk mendapatkannya, maupun untuk perusahaan sendiri secara optimal. Sehingga dengan demikian tentunya perusahaan dapat semakin meningkat dan di sisi lain kerja sama antar karyawan di dalam perusahaan juga jauh lebih baik dan lebih berkembang secara positif.

Bagaimana? Apa kalian jadi lebih paham mengenai insentif? Sebagai reward untuk karyawan, insentif merupakan salah satu eleman yang termasuk ke dalam sistem penggajian perusahaan. Di samping menghitung gaji pokok, sebuah perusahaan diwajibkan bisa menghitung dan membayarkan insentif yang mereka berikan dengan akurat. Untuk memudahkan perusahaanmu dalam melakukan hal itu, kini sudah ada aplikasi JojoPayroll. Aplikasi ini membantu staf keuangan untuk menghitung gaji dan insentif dengan akurat, mudah dan terotomatisasi. Dengan begitu, tidak perlu lagi khawatir salah menghitung imbalan yang menjadi hak para karyawan kantor. Apa kantormu sudah menggunakan sistem penggajian otomatis?