Manfaatkan Jurnal Koreksi untuk Bantu Hemat Waktu Kerjamu

Dalam manajemen keuangan, membuat jurnal itu sangatlah penting. Jurnal keuangan bisa menjadi tolok ukur yang baik untuk mengetahui kondisi finansial perorangan atau organisasi. Tergantung fungsinya, ada berbagai macam jenis jurnal keuangan. Salah satunya adalah jurnal koreksi.

Apa kalian tahu apa itu jurnal koreksi? Kapankah jurnal jenis ini dibuat dan untuk apa fungsinya? Mungkin, bagi kalian yang tidak pernah belajar ilmu akuntansi sebelumnya, masih asing dengan terminologi ini. Yuk, kita bahas tentang jurnal ini untuk mengetahui lebih dalam lagi.

Apa itu Jurnal Koreksi?

Sebagai manusia, mungkin kita akan melakukan kesalahan atau human error dalam pekerjaan yang kita kerjakan. Jika kalian sebagai akuntan, mungkin kalian bisa mengalami kesalahan dalam penghitungan. Maka dari itu, dibutuhkan adanya jurnal koreksi.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Jadi, jurnal koreksi adalah jurnal yang membenarkan kekeliruan pada penghitungan yang dilakukan oleh akuntan.

Kapan Jurnal Koreksi Dibutuhkan?

Dalam penghitungan arus kas, mungkin saja terjadi kesalahan atau kekeliruan yang dapat merubah hasil yang sebenarnya. Saat itulah jurnal koreksi berfungsi untuk mengatasi kesalahan penghitungan yang terjadi.

Singkatnya, jurnal koreksi bersifat wajib ketika terjadi kesalahan, dan tidak perlu dilakukan jika tidak ada kesalahan dalam penghitungan.

Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Koreksi

Jurnal koreksi juga mempunyai tahap-tahap untuk penyusunannya. Terdapat tiga tahap dalam penyusunan jurnal koreksi, yaitu tahap pembuatan jurnal penghapusan, tahap pembuatan jurnal yang benar yang seharusnnya dibuat, dan tahap pembuatan jurnal koreksi.

1. Tahap Pembuatan Jurnal Penghapusan

Tahap ini adalah tahap pertama yang bertujuan untuk menghapus jurnal yang keliru, tapi sudah tercatat dalam data yang diolah. Dengan begitu, tahap ini dibuat dengan cara membalik posisi akun dan saldonya.

Misalnya, akun kas awalnya di posisi debit, maka untuk menghapus akun kas ini, diubah posisinya menjadi kredit. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kesalahan hasil penghitungan.

2. Tahap Pembuatan Jurnal yang Benar

Dalam tahap kedua ini, akan dimunculkan jurnal yang sudah benar untuk menggantikan jurnal yang keliru.

Jadi, setelah tadi di tahap pertama kita menggunakan tahap penghapusan pada data yang salah untuk diolah, pada tahap ini kita mengganti data yang salah dengan data yang benar, untuk mengatasi keliruan akibat salahnya input data.

Maka dari itu, pada tahap ini kita membutuhkan ketelitian agar tidak terjadi keliruan.

3. Tahap Pembuatan Jurnal Koreksi

Tahap ini adalah tahap yang terakhir ketika jurnal yang diperbarui sudah dipastikan tidak ada kesalahan dalam penghitungan.

Pada dasarnya, tahap ini merupakan gabungan dari tahap pertama yang menghapus jurnal-jurnal yang telah salah diproses dan tahap kedua yang membenarkan jurnal yang salah.

Ketiga tahap ini harus dijalankan dengan teliti untuk mencegah terjadinya kesalahan yang berulang kali. Kalau terjadi kesalahan dalam jurnal koreksi, akan percuma tahap pengerjaan yang sudah dilakukan.

Namun, apa saja kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam penulisan jurnal akuntansi? Secara garis besar hanya ada dua kesalahan yang terjadi dalam penulisan jurnal akuntansi, yaitu kesalahan pada periode berjalan dan periode yang berbeda.

Tipe Kesalahan dalam Jurnal Koreksi

Bertugas memperbaiki kesalahan di jurnal sebelumnya, jurnal koreksi biasanya disusun berdasarkan beberapa jenis kesalahan. Secara garis besar, terdapat dua jenis kesalahan:

Kesalahan pada Periode Berjalan

Biasanya, kesalahan ini berupa salah klasifikasi akun dan/atau salah jumlah.

Kesalahan untuk Periode yang Berbeda

Dalam pencacatan keuangan, kesalahan pada periode sebelumnya dapat terbawa ke periode selanjutnya, jika kesalahan berpengaruh pada laporan neraca atau laporan laba rugi. Kesalahan yang berpengaruh pada neraca harus dikoreksi, hal ini karena akun-akun pada neraca tidak ada tutup buku.

Sementara, kesalahan yang berpengaruh pada laba rugi tidak perlu dikoreksi, karena pada akhir periode akun-akun tersebut sudah di nol kan jadi tidak terbawa pada periode berikutnya.

Manfaat Jurnal Koreksi

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan membuat jurnal koreksi. Selain dapat mengetahui kesalahan kita, kita juga bisa lebih teliti untuk melakukan jurnal akuntansi untuk ke depannya.

Lebih jelasnya, ada tiga manfaat pada penulisan jurnal koreksi, yakni sebagai berikut:

Mengetahui Histori Sebuah Transaksi

Dengan membuat jurnal koreksi, maka kita akan melakukan pengecekan kembali pada jurnal akuntansi yang dibuat. Nah, dari situlah kita bisa tahu histori transaksi apa saja yang telah kita lakukan.

Kita bisa tahu uang yang kita keluarkan itu terlalu boros atau sudah cukup irit. Dengan begitu, kita bisa melakukan evaluasi untuk lebih baik menggunakan uang kita ke depannya.

Pekerjaan Lebih Sistematis dan Terstruktur

Ketika kita membenarkan jurnal akuntansi yang salah, maka kita akan mengulang kembali pekerjaannya. Dari sini kita akan mengerjakan lebih sistematis dan struktural, agar tidak terjadi kesalahan.

Yang sebelumnya kita melakukan pekerjaan dengan melongkap-longkap hitungan, sekarang kita jadi lebih teratur untuk mencegah kesalahan terjadi kembali.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Melatih Kita untuk Melakukan Pekerjaan-Pekerjaan Lain Juga dengan Sistematis serta Terstruktur

Dengan terbiasanya kita membenarkan jurnal akuntansi yang salah, maka kita akan tahu letak-letak kesalahan yang dibuat. Maka dari itu, kita akan mengubah cara bekerja kita agar menjadi lebih baik. Selain itu, kita juga akan bekerja secara berhati-hati untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Dengan belajar mengolah jurnal koreksi, kita akan terbiasa untuk mengikuti alur perkerjaan tanpa melongkap-longkap untuk mendapatkan hasil yang cepat.

Lebih baik kita mendapatkan hasil yang pasti daripada mendapatkan hasil dengan cara cepat, tapi tidak pasti dan membuat kita mengerjakan ulang suatu pekerjaan.

Ketelitian juga dibutuhkan, agar saat mengerjakan sesuatu kita tidak akan sedikit-sedikit menghapus, dan akan berpikir bagaimana cara membetulkan kesalahan tersebut dengan benar.

Contoh Penerapan Jurnal Koreksi

PT XYZ membeli barang dagangan ke pemasok sebesar 100.000.000 secara tunai. Namun, akuntan keliru mencatatnya sebagai pembelian peralatan kantor.

Jurnal yang dibuat PT. XYZ:

Peralatan Kantor (D) 100.000.000  
        Kas (K)   100.000.000

Berdasarkan kesalahan tersebut, maka harus dibuat jurnal koreksi. Berikut langkah yang harus dilakukan:

1. Membuat Jurnal Penghapusan

Kas (D) 100.000.000  
        Peralatan Kantor (K)   100.000.000

2. Membuat jurnal yang benar

Pembelian (D) 100.000.000  
        Kas (K)   100.000.000

3. Membuat Jurnal Koreksi

Pembelian (D) 100.000.000  
        Peralatan Kantor (K)   100.000.000

Jurnal Koreksi vs. Jurnal Penyesuaian

Meskipun kedua jenis jurnal ini sering disamakan, namun sesungguhnya jurnal penyesuaian memiliki fungsi yang berbeda dengan jurnal koreksi.

Jurnal penyesuaian sendiri adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai saldo akun-akun tertentu, agar sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Akun yang perlu disesuaikan biasanya akun yang timbul karena harus menyegerakan pengakuan biaya (biaya akrual) dan untuk pengakuan biaya yang ditunda (biaya deferal).

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah cara pencatatan jurnal penyesuaian:

Cara Pencatatan Jurnal Penyesuaian

PT Intan Ujung menunjukkan akun perlengkapan di Neraca saldo sebesar Rp3.250.000, dan jumlah yang masih ada di gudang Rp1.400.000, sehingga selisihnya Rp1.850.000, sebagai biaya perlengkapan, dengan jurnal penyesuaian.

  Debit Kredit
Biaya Perlengkapan Salon Rp1.850.000              –
   Perlengkapan Salon             – Rp1.850.000

Mengenal Fungsi Jurnal Penyesuaian lewat Kasus

Perlengkapan merupakan bahan-bahan habis pakai yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk digunakan sendiri.

Biasanya, perlengkapan dicatat pada saat membeli saja, sedangkan saat pemakaian perlengkapan tidak pernah dilakukan pencatatan. Akibatnya, saldo pada neraca saldo adalah sebesar harga beli selama satu periode.

Padahal, karena perlengkapan selalu digunakan setiap saat, maka pada akhir periode jumlah perlengkapan riil yang ada di gudang akan lebih kecil.

Selisih antara jumlah perlengkapan yang ada di neraca saldo dan yang sesungguhnya ada yang harus dimasukkan sebagai biaya perlengkapan. Pencatatan selisih tersebut harus melalui penyesuaian pembukuan (jurnal penyesuaian).

Singkatnya, jurnal penyesuaian disusun bukan untuk memperbaiki pada jurnal yang disusun sebelumnya, melainkan untuk memberi penjelasan terhadap perbedaan yang terjadi pada akun-akun tertentu.

Apa kalian sudah mengerti mengenai jurnal koreksi sekarang? Jurnal ini sangat penting bagi kalian yang memimpin sebuah perusahaan. Sayangnya, pembuatan jurnal semacam ini bisa memakan waktu yang cukup lama.

Hal ini bisa cukup memakan waktu dan tenaga. Bagi perusahaan, itu artinya produktivitas karyawan justru banyak yang tidak terfokus untuk memajukan bisnis.

Untuk memudahkan perusahaan, kini sudah ada aplikasi JojoExpense yang memiliki proses otomatis. Dapat diakses kapan saja di mana saja, aplikasi ini bisa menjadi solusi yang tepat untuk manajemen pengeluaran perusahaan yang praktis.

Tunggu apa lagi? Coba demo gratisnya sekarang!