Pindah kerja bukanlah suatu keputusan yang mudah. Ada banyak yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk pindah ke pekerjaan lain. Namun, ketika hati memang sudah tidak memiliki ikatan, pindah kerja dapat menjadi pelarian yang menguntungkan.
Bekerja bukanlah sebuah lari jarak pendek, melainkan lari marathon. Ini karena bekerja merupakan sesuatu yang dilakukan untuk jangka panjang. Dalam ekosistem kerja saat ini, mungkin ada hal yang tidak sesuai dengan pertimbangan seseorang. Bisa jadi hal sepele, tapi tetap bisa membuat karyawan jadi pindah kerja. Seperti hal-hal di bawah ini.
1. Beban Kerja Terlampau Berat
Peraturan mengenai beban kerja karyawan sebenarnya sudah diatur melalui Undang-undang Ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003. Pengaturan ini tentu sudah melalui berbagai masukan dan pertimbangan. Namun, terkadang ada saja hal-hal yang menyebeabkan perusahaan tidak dapat mengadopsinya secara sempurna.
Beberapa sebab bisa saja membuat beban kerja karyawan menjadi terlalu berat. Karyawan yang bekerja lebih berat dari biasanya akan cepat mengalami kejenuhan dan keausan (exhausted). Dalam jangka panjang, bisa saja menderita burn out syndrome yang akan merugikan karyawan ataupun perusahaan tersebut.
Jika hal demikian yang terjadi, tak dapat dinyana bahwa pindah kerja adalah pilihan yang paling logis.
2. Gaji Terlalu Kecil
Penetapan besaran upah minimum regional/kabupaten (UMR/UMK) biasanya selalu mengalami revisi setiap 1 – 2 tahun sekali. Besar upah minimum ini untuk memastikan bahwa hak dan kesejahteraan karyawan terjamin dengan baik. Untuk itu, perusahaan wajib menaati peraturan yang biasanya diputuskan oleh pemerintah daerah ini.
Sayangnya, karena beberapa alasan, ada saja perusahaan yang tidak bisa, atau bahkan tidak bersedia, menunaikannya. Ini tentu akan menjadi polemik, karena karyawan dapat merasa dieksploitasi oleh perusahaan dan akhirya memilih pindah kerja. Perusahaan demikian akan menemui kesulitan untuk mempertahankan karyawan lama atau merekrut karyawan baru.
Namun, beberapa usaha mikro dan kecil mungkin belum mampu untuk memenuhi ketentuan tersebut. Perusahaan yang disebut ini dapat membuat surat pengangguhan kepada pemerintah dan membuat kesepakatan dengan karyawan. Ini untuk mengurangi potensi konflik yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.
3. Atasan yang Semena-mena
Faktor atasan sangat berpengaruh dalam mendorong karyawan untuk memilih tetap atau pindah kerja. Banyak pengakuan karyawan pindah kerja disebabkan oleh atasan yang semena-mena. Semena-mena ini dapat diartikan sangat luas. Mulai dari pilih kasih terhadap karyawan lain, berkata atau bertindak kasar, hingga melakukan tindakan yang melanggar kesusilaan.
Untuk ini, perusahaan mesti sigap membuka dan menerima pengaduan dari karyawannya. Beberapa kasus mungkin membutuhkan investigasi khusus secara serius. Karena, kredibilitas perusahaan dapat sangat ditentukan disini. Apalagi jika sampai kasus-kasus yang terjadi dibawa ke ruang publik. Nama baik dan kepercayaan terhadap perusahaan dapat hancur dan merugikan.
Pencegahan selalu lebih baik, karena itu, kontrol terhadap semua karyawan dari terbawah hingga top level management perlu dilakukan. Perusahaan harus bersungguh-sungguh dalam menerapkan dan mencontohkan kultur kerja yang baik.
4. Rekan Kerja yang Usil
Kultur kerja yang baik akan menjadikan sikap saling menghormati berkembang di dalam perusahaan. Tidak hanya kepada atasan, tetapi juga kepada seluruh pihak yang bekerjasama dalam peusahaan tersebut. Termasuk rekan kerja yang bisa saja menjadi penyebab karyawan lain mengajukan pindah kerja.
Untuk itu, setiap karyawan yang mengajukan pindah kerja harus diwawancari lagi secara benar. Tujuannya tentu bukan untuk mencegah karyawan tersebut pindah, tapi untuk menemukan masalah yang mungkin ada dalam perusahaan. Dengan investigasi tersebut, perusahaan dapat mencegah hal yang lebih buruk terjadi, salah satunya memecat karyawan yang toksik.
5. Pembajakan Karyawan
Pembajakan tak hanya terjadi di lautan, tapi juga di lingkungan perusahaan. Kompetitor yang baik akan selalu mengawasi pesaing-pesaingnya. Dan, apabila didapati ada karyawan yang cemerlang dan potensial, perusahaan kompetitor tak akan segan menawarkan hal lebih untuk menggaet karyawan tersebut.
Sebenarnya hal ini sah-sah saja, karena secara hukum bisa saja tak muncul pelanggaran dalam bentuk apapun. Namun, secara etis, mungkin akan menjadi permasalahan. Meskipun, masalah etis sering hanya berakhir dengan omongan-omongan yang berkembang, dan tak menimbulkan konsekuensi apapun.
Untuk menghindari pembajakan karyawan, perusahaan perlu secara proaktif memperhatikan karyawan. Mungkin saja belum tentu bisa memberikan tawaran yang bersaing secara ekonomis. Namun, ada banyak hal yang dapat membuat seorang tidak akan pindah kerja. Seperti ekosistem kerja yang mendukung, rekan yang hormat, dan budaya yang terbuka dari perusahaan tersebut.
6. Ide yang Tak Didukung
Ada beberapa tipe karyawan dalam sebuah perusahaan. Sala satunya yang memiliki kecemerlangan dalam pekerjaan. Karyawan seperti ini sering memiliki ide yang konstruktif, tapi kadang tak bisa diterapkan oleh perusahaan karena berbagai alasan. Karyawan yang idealis seperti ini sangat mudah untuk pindah kerja dari perusahaan.
Bagi beberapa orang, dukungan terhadap ide dan gagasan mereka jauh lebih penting dari apapun yang perusahaan berikan. Golongan ini biasanya terdiri atas generasi muda yang memiliki gambaran ideal tentang perusahaannya.
Untuk mencegah karyawan seperti ini pindah, perusahaan harus mampu untuk menyerap dan mengakomodir gagasan dari karyawannya. Toh, memang untuk kebaikan perusahaan juga. Dan, kalaupun tidak bisa difasilitasi, perusahaan harus mampu mengomunikasikannya dengan baik. Ini akan meningkatkan rasa penghargaan dan penghormatan dari karyawan terhadap perusahaan.
7. Masalah Pribadi
Setiap orang memiliki masalah yang berbeda dengan orang lain. Begitupun cara mereka mengambil keputusan, akan sangat bervariasi. Tidak ada yang bisa perusahaan lakukan ketika keputusan pindah kerja disebabkan oleh masalah pribadi.
8. Jenjang Karir yang Tak Pasti
Setiap karyawan pasti akan membutuhkan ruang untuk berkembang. Karyawan yang awalnya merasa nyaman, dapat saja menyadari bahwa dia membutuhkan jenjang karir yang berkelanjutan. Karena, setiap orang tidak ingin kehidupannya selalu itu-itu saja dan begitu-begitu saja. Tanpa ada kesempatan untuk bertumbuh, perusahaan akan sulit untuk mempertahankan karyawannya.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menyediakan jenjang karir yang pasti dan mengomunikasikannya secara baik. Perusahaan juga perlu memastikan bahwa jenjang karir ini ditapaki oleh orang yang memang seharusnya. Dalam artian, karakter, kualitas, dan kemampuan orang tersebut memang pantas untuk berada di jabatan itu.
Kepastian karir akan membuat karyawan tetap semangat dan loyal. Hal ini karena karyawan tersebut tetap dapat memiliki tujuan dan gambaran mengenai arah masa depannya. Hasrat mengenai masa depan, bagi siapapun, dapat menjadi self-driving yang baik.
Dasar Pengambilan Keputusan Kenaikan Pangkat
Untuk memutuskan kenaikan pangkat karyawan, perlu ada sistem monitoring terhadap kinerja, karakter, dan kedisiplinannya. Dan hal ini dapat dilakukan dengan sangat mudah lewat JojoTimes.
JojoTimes
memiliki fitur monitoring lengkap dengan sistem biometrik dan geolokasi yang akurat. Ini akan memangkas proses dan biaya administratif, serta memastikan hanya karyawan berprestasi yang mendapatkan promosi. Dengan demikian, tak ada alasan karyawan pindah kerja lagi. Cek demonya secara gratis disini.
