Payroll ataupun penggajian adalah bagian dari pengeluaran yang harus dilakukan perusahaan. Maka dari itu mengubah frekuensi penggajian harus dilakukan jika ternyata menjadi beban perusahaan. Pembayaran gaji ini bisa sangat beragam tergantung kebutuhan perusahaan itu sendiri.
Frekuensi dari payroll bisa bulanan ataupun perdua bulan. Semakin lama jangka waktu untuk sekali pembayaran payroll maka beban perusahaan akan lebih besar. Perhitungannya senderhana saja, jika upah minimun yang harus dibayar untuk satu karyawan adalah 3 juta. Maka satu karyawan menerima 6 juta untuk pembayaran dua bulan.
Perusahaan akan merasakan lebih ringan jika mengubah frekuensi penggajian menjadi bulanan. Hanya saja perhitungan payroll bulanan juga menjadi beban pekerjaan tersendiri bagi akuntan perusahaan. Upah karyawan memang akan selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan masa.
Nilai Payroll Bergantung Kepada Perekonomian
Tentu saja perusahaan akan mengubah frekuensi penggajian jika ternyata terjadi perubahan dalam finansial. Faktor pemicu perubahan upah yang diterima oleh karyawan adalah perkembangan perusahaan. Memang idealnya jika pendapatan ataupun laba perusahaan naik maka payroll yang didapatkan setiap karyawannya juga ikut melonjak.
Tapi ada beberapa hal yang membuat upah karyawan naik. Sedangkan pendapatan perusahaan tidak bertambah. Yaitu terjadinya inflasi ataupun pertumbuhan perekonomian. Jika perusahaan bisa dengan sigap menyelsaikan masalah ini mungkin tidak akan terlalu berdampak.
Berbeda kisahnya jika ternyata perusahaan lambat dalam menangani permasalahan ini. Justru akan mengakibatkan kerugian tersendiri bagi perusahaan. Pendapatan perusahaan harus lebih besar dari pengeluaran yang dibutuhkan untuk pembayaran upah setiap karyawan.
Mengubah frekuensi penggajian jika bisa terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk operasional. Sebuah perusahaan memang tidak mungkin untuk memotong upah karyawan. Terkecuali pegawai tersebut melakukan hal yang merugikan perusahaan.
Upah sebagai pengeluaran tetap dari perusahaan sering menjadi sebuah beban tersendiri. Karena variabel didalam upah sendiri sangat beragam. Mulai dari tunjangan sampai lembur. Perhitungan dan juga intensitas dari setiap variabel harus sebanding dengan pemasukan atau laba perusahaan.
Jika pengeluaran dari perusahaan akibat pengupahan tidak sebanding dengan laba. Maka perusahaan harus mengubah frekuensi penggajian. Entah dengan menerapkan sistem perdua bulan ataupun bulanan. Pengupahan juga harus sebanding dengan kinerja dari setiap karyawan didalam perusahaan.
Penggajian dalam suatu perusahaan sering menjadi sumber masalah. Karena pihak pengelola tidak bisa mengalokasikan pengeluaran ini dengan baik. Akan sangat wajar jika pegawai teladan dan memiliki kinerja yang baik mendapatkan penggajian yang besar. Tapi karyawan yang justru memiliki produktifitas buruk jika sama mendapatkan gaji besar maka ini akan merugikan.
Kebijakan Perusahaan Mengubah Frekuensi Penggajian
Untuk menyiasati pengeluaran untuk pembayaran upah ini perusahaan bisa mengeluarkan berbagai kebijakan. Agar bisa memudahkan saat mengubah frekuensi penggajian. Contohnya adalah pegawai baru bisa mendapatkan gaji setelah tercapai kuota produksi hariannya.
Walaupun sedikit terlihat kejam. Tapi hal seperti ini harus ditetapkan. Banyak karyawan yang malas dan mengabaikan kewajibannya sehingga tidak memberikan timbal balik yang sepadan kepada perusahaan. Bagi bisnis menengah kebawah kebijakan seperti ini sudah sering diterapkan.
Hubungan timbal balik bisa digunakan saat mengubah frekuensi penggajian. Lebih dalam lagi dengan menerapkan berbagai kebijakan sepeti ini bisa menanamkan rasa tanggung jawab kepada pegawai. Ada sebuah istilah bagi pegawai yang tidak melaksanakan tugasnya tapi mendapatkan upah bulanan. Yaitu karyawan yang memakan gaji buta.
Tentu saja pegawai yang memiliki mentalitas seperti ini banyak. Perusahaanpun harus lebih cerdik saat mengubah frekuensi penggajian. Perubahan dalam frekuensi payroll maka harus diikuti dengan kebijakan. Agar para karyawan bisa mematuhi keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Mengelola Waktu Kerja Dengan Baik
Jam kerja sangat terkait untuk memutuskan mengubah frekuensi penggajian bagi perusahaan. Pegawai yang sedang melakukan cuti pasti akan meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan kewajibannya harus dilimpahkan kepada pekerjaan lain. Akibatnya perusahaan harus memberikan kompensasi berupa bayaran lembur.
Bagi perusahaan besar mungkin tidak akan terlalu merepotkan. Tapi beda halnya bagi perusahaan yang baru berdiri. Beban pengeluaran tambahan seperti lembur pastia kan sangat dijauhi. Dengan bertambahnya variabel dalam payroll yang akan dibayarkan kepada pegawai.
Maka perusahaan harus mengeluarkan budget yang lebih besar. Belum lagi jika terus dipaksakan terlalu lama karyawan yang melembur. Produktifitasnya tidak akan lagi maksimal. Lambat laun iapun justru akan jatuh sakit ataupun stress dan ini sangat mengganggu produksi dalam sebuah perusahaan.
Bijak Dalam Memutuskan Mengubah Frekuensi Penggajian
Sebagai manajemen perusahaan anda harus bisa bijak ketika harus mengubah frekuensi penggajian. Perlunya pertimbangan dan pengkajian mendalam agar mendapatkan keputusan yang paling cocok. Jika terjadi kesalahan didalam payroll maka akibatnya akan langsung dirasakan oleh pegawai.
Tentu saja akibat yang dirasakan oleh pegawai akan mempengaruhi perkembangan perusahaan secara signifikan. Banyak perusahaan yang telah berdiri lama. Hancur dengan mudah karena memutuskan mengubah frekuensi penggajian sebab tidak mengkaji sebaik-baiknya.
Pengupahan sebagai pengeluaran haruslah mendapatkan perhatian khusus dari setiap elemen didalam perusahaan. Perubahan yang terjadi dalam besaran maupun frekuensinya harus mendapatkan alasan jelas. Agar tidak menimbulkan kekhawatiran bagi pekerja yang berkerja didalam perusahaan tersebut.
Jangan sampai percekcokan soal gaji menjadi masalah utama kemunduran perusahaan. Payroll bisa berpotensi untuk meningkatkan serta mematikan laju perkembangan sebuah perusahaan. Untuk itu pengusaha harus bisa membaca setiap elemen yang dibutuhkan dalam pengelolaan payroll ini.
Permudah Mengubah Frekuensi Penggajian
Setelah mendapatkan keputusan yang jelas mengenai mengubah frekuensi penggajian. Maka manajemen harus didampingi oleh perangkat lunak yang mampu mempermudahnya. Perangkat lunak JojoPayroll khususnya dapat memberikan berbagai kemudahan terkait pembayaran gaji.
Dalam satu perangkat lunak ini anda bisa mendapatkan semua perhitungan sekaligus melakukan manajamen payroll dengan mudahnya. Pembuatan payroll akan bisa diselsaikan dalam hitungan menit. Dimana sebelumnya payroll selalu memakan waktu dan memberikan beban kerja yang besar bagi pihak manajemen maupun HR.
Slip gaji dapat dibuat secara otomatis oleh JojoPayroll. Anda tidak perlu lagi mengedit ataupun menginput ketika sudah menggunakan perangkat lunak ini. Semua kemudahan dalam satu kali klik dalam menu perangkat lunak JojoPayroll.
Belum lagi slip gaji yang akan digunakan oleh perangkat lunak ini adalah secara digital. Perusahaan tidak perlu lagi memberikan slip gaji kertas yang tidak aman dan memakan biaya. Dengan slip elektronik dari JojoPayroll pemberian gaji bisa lebih cepat dan murah.
Efisienkan pengeluaran anda dengan memakai JojoPayroll. Pembuatan payroll yang lebih mudah karena memanfaatkan teknologi berbasis cloud. Semua data yang dibutuhkan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin cukup terhubung dengan internet maka anda bisa melakukan proses pembuatan payroll dengan mudah.
Jika belum familiar dengan perangkat lunak canggih seperti ini maka perusahaan anda harus mencoba versi demonya. Demo dari JojoPayroll ini bisa dinikmati sekarang juga dengan mendownloadnya secara gratis melalui situs Jojonomic.