Bahaya Melakukan Pay Decision Bias Pada Perusahaan

Manajemen pengambil keputusan sering kali melakukan pay decision bias. Pengambil keputusan yang tidak berdasarkan data yang tersaji justru akan memberikan dampak negatif kepada perusahaan. Seharusnya dengan tehnik pengolahan data sebuah perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih tepat.

Penyebab dilakukannya pay decisions bias ini sangat beragam. Salah satu yang paling mempengaruhi penilaian pengambil keputusan hingga bias adalah lingkungan kerja dan masalah secara personil. Hubungan individu didalam perusahaan memberikan 60% peran bagi pengambil keputusan.

pay decision biasJika tidak bisa bersikap profesional maka berbagai keputusan bias akan dibuat oleh manajemen. Ini sebenarnya bukan hal yang baru karena sudah banyak kasus perusahaan yang collapse. Sebab tidak bijak dalam mengambil keputusan. Apa lagi keputusan ini tentang keuangan perusahaan.

Penyebab Pay Decisions Bias

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya bias pada saat manajemen akan mengambil keputusan. Berikut ini akan kami sajikan beberapa penyebab yang biasanya menjadi alasan bias dari pengambilan sebuah keputusan. Tentu saja ini akan sangat baik untuk dijadikan referensi kedepannya.

Terburu-buru Dalam Gratifikasi

Tindakan meminta pembayaran kembali setelah perjalanan dinas ataupun lainnya harus dikaji ulang. Jika salah melakukan keputusan maka hal ini bisa berujung ke pay decisions bias. Pihak perusahaan harus mengantongi data yang valid dari setiap pengajuan imbalan didalam bisnis.

Jangan karena karyawan tersebut sudah memiliki hubungan dekat maka begitu saja pengajuannya disetujui. Ini tidak relevan sama sekali, perusahaan harus bertindak berdasarkan fakta di lapangan dan hasil yang didapatkan. Walaupun harus menolak pengajuan imbalan jika tidak sesuai dengan persayaratan maka ini bukan masalah besar.

Pembuatan sayarat untuk mendapatkan imbalan atau gratifikasi juga harus jelas. jangan sampai ini menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri. Dengan alur syarat dan ketentuan yang sudah jelas maka karyawan bisa dengan mudah mendapatkan imbalannya.

Optimis Tapi Tidak Rasional

Optimis selalu menjadi sikap yang baik. Tapi ketika sudah tidak rasional maka hal ini akan merujuk kepada pay decisions bias. Banyak pemimpin perusahaan yang terjatuh karena terlalu percaya diri dalam menentukan keputusannya.

Contohnya adalah ketika pemimpin perusahaan melakukan ekspansi bisnisnya. Ia menggunakan seluruh sumber daya perusahaan. Tanpa melakukan perhitungan ulang dan juga meeting bersama para staff lainnya. Pengambilan keputusan jenis ini tentu saja akan sangat bias.

Jika dikaji lebih dalam pay decisions bias. Merupakan sebuah pilihan terburuk yang bisa diambil oleh perusahaan. Dibandingkan dengan dampak positifnya. Akan lebih banyak dampak negatif yang dihasilkan oleh keputusan jenis ini.

Prediksi Yang Selalu Meleset

Karena pengambilan keputusan dilakukan secara bias maka semua prediksi yang diperkirakan akan selalu meleset. Penyebab utamanya tentu saja adalah karena sumber informasi yang tidak memadai. Sebab keputusan ini sendiri hanya diambil berdasarkan informasi yang didapat oleh pihak pengambil keputusan itu saja.

Dampak ini akan amat merugikan jika sampai terjadi pada perusahaan anda. Jika memaksakan untuk melakukan kesepakatan saat pay decisions bias. Maka perusahaan terpaksa harus menutup berbagai kekurangan dari hasil prediksi yang melesetnya dengan berhutang.

Dengan berhutang tentu saja akan menambah beban dari perusahaan itu sendiri. Walaupun akan mudah saat diawal tetap saja perlahan hutang yang diemban akan semakin berati setiap bulannya. Bunga hutang pada perusahaan sendiri akan menjadi hal yang dihindari oleh banyak pengusaha.

Mengaburkan Penilaian

Keputusan secara bias akan selalu mengaburkan fakta dilapangan. pay decisions bias selalu memperhatikan hubungan yang tidak relevan sebagai alasan. Contohnya saja promosi pada beberapa pegawai yang tidak memiliki kompetensi sama sekali karena sudah dekat dengan pihak manajemen.

Seharusnya promosi seperti ini berdasarkan kepada skill dan juga kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Bukan berdasarkan hubungan kedekatan yang terjalin. Hubungan hanya menjadi alasan tersier untuk manajemen menentukan sikap ataupun promosi kepada seorang pegawai.

Melakukan pay decisions bias akan memperburuk kondisi lingkungan kerja didalam perusahaan. Persaingan yang seharusnya berdasarkan skill akan tidak berfungsi lagi. Tentu saja ini akan berakibat kepada semakin malasnya karyawan yang tidak mendapatkan promosi karena standar kenaikan jabatannya. Bukan berdasarkan kecakapan pegawai itu sendiri.

Masa Lalu Menjadi Patokan

Siaga ketika melihat masa lalu bisa juga menghasilkan pay decision bias. Kita memang harus selalu melihat masa lalu sebagai pembelajaran. Artinya kejadian-kejadian di masa lalu memang bisa menjadi tolak ukur. Tapi yang harus diingat karyawan maupun kebutuhan selalu berubah.

Anda tidak bisa selalu menjadikan masa lalu sebagai patokan. Sebenarnya lebih baik jika perusahaan berpatokan kepada hari ini dan masa depan. Karena dinamika bisnis akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi.

Kegagalan dalam menilai masa lalu sebagai patokan baku menjadi sebuah kesalahan besar dan alasan utama terjadinya pay decisions bias. Sistem dunia dan negara yang selalu berubah juga seharusnya sudah bisa disadari oleh pengusaha jika ingin mengambil keputusan baru.

Salah Dalam Memperhatikan Gejala Ekonomi

Memprediksi perekonomian negara dan dunia merupakan sebuah modal utama bagi pengusaha untuk bisa dengan mudah mengembangkan bisnisnya. Tapi sebaliknya riset yang salah dalam mengamati perekonomian ini hanya akan menghasilkan berbagai keputusan yang bias.

Jika terus dipertahankan pay decision bias dengan riset yang salah akan merugikan perusahaan dari segi finansial secara langsung. Contoh yang sangat jelas adalah ketika perusahaan menaikan produksi sedangkan nilai tukar rupiah sedang menurun.

Tentu saja ini akan jelas-jelas merugikan. Karena setiap mata uang yang didapatkan dari hasil ekspor akan sangat kecil jika dikonversi kepada rupiah. Maka pengusaha harus menyadari gejolak perubahan nilai tukar dari mata uang negara asal dan asing untuk menghindari pay decisions bias.

Teknologi Membantu Dari JojoExpense

Untuk menghindari pay decisions bias perusahaan bisa menggunakan sebuah perangkat lunak yang sangat mutakhir yaitu jojoexpense. Semua kebutuhan perhitungan pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan bisa diproses dan disajikan oleh perangkat lunak ini.

Manajemen tidak perlu lagi melakukan proses secara manual untuk kebutuhan cash advancenya.

Karena JojoExpense bisa melakukannya dengan otomatis. Percayakan saja perhitungan rumit dari cash advance kepada perangkat lunak ini dan anda bisa melakukan pekerjaan lainnya yang lebih penting lagi.

Permudah akses yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengatur cash advance. Dengan proses otomatis dari JojoExpense tenaga dari setiap karyawan bisa digunakan secara maksimal untuk kemajuan perusahaan lebih cepat lagi.

Seluruh data yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam cash advance akan tersimpan lebih baik. Pengambilan keputusan bisa dengan mudah menghindari pay decisions bias karena semua informasi yang dibutuhkan ada didalam JojoExpense.

Perbaiki bisnis anda mulai dengan memakai bantuan yang disediakan oleh perangkat lunak JojoExpense ini. Cukup mengunjungi Jojonomic untuk mendownload perangkat lunak ini untuk mendapatkanya.