Pendapatan Nasional: Manfaat, Konsep dan Perhitungan

Sejak kita masih kecil, mungkin kita sering sekali mendengar bahwa Indonesia adalah negara berkembang. Awalnya, itu terasa seperti sesuatu yang wajar dan masuk akal. Namun, setelah beberapa dekade, mungkin kita pun jadi berpikir, kok Indonesia berkembang terus? Kapan jadi negara majunya? Apakah Indonesia benar-benar berkembang? Untuk mengetahui hal ini secara pasti, ada lho caranya! Hal inilah yang dinamakan Perhitungan Pendapatan Nasional

Apa itu Pendapatan Nasional?

Pendapatan nasional adalah salah satu indikator  untuk dapat mengukur lajunya tingkat pembangunan dan perkembangan kesejahteraan pada suatu negara dari waktu ke waktu. Dengan metode penghitungan pendapatan nasional, kita juga dapat mengetahui arah, tujuan dan struktur perekonomian negara.

Pendapatan nasional biasa dihitung dalam satu periode tertentu atau selama satu tahun. Angka ini menunjukkan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan berbagai faktor produksi. Lalu sebetulnya untuk apa kita menghitunga pendapatan nasional?

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

Pada dasarnya, menghitung pendapatan nasional memiliki manfaat mengetahui perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi. Namun, ternyata, selain itu pun perhitungan ini memiliki manfaat-manfaat lain pula. Berikut adalah beberapa manfaat dari perhitungan pendapatan nasional:

  1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara
  2. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu
  3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
  4. Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor
  5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara
  6. Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara
  7. Selaku indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain
  8. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu
  9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar negara

Konsep Pendapatan Nasional

Sebelum kita bisa mengenal bagaimana cara menghitung pendapatan nasional, penting bagi kita untuk mengetahui kategori-kategori dari perhitungan pendapatan nasional itu sendiri. Pendapatan nasional dibagi menjadi 6 kategori. Mereka adalah sebagai berikut:

Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk, baik barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun. GDP memiliki rumus sebagai berikut:

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

Dalam perhitungan GDP, barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing terkait juga termasuk, asalkan wilahnya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Misalnya ada perusahaan X dari Jerman yang mempunyai cabang di Indonesia, barang atau jasa yang dihasilkannya termasuk ke dalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto atau kotor.

Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai produk, baik barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar negeri. Jadi, jika ada seorang pria asal Indonesia yang menjual pakaian di Vietnam, barang atau jasa yang dihasilkannya termasuk ke dalam GNP. Berikut adalah cara menghitung GNP:

GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN

Produk Nasional Netto (NNP)

NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)

Penyusutan adalah penggantian barang modal dengan peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi. Biasanya bersifat taksiran, yang dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan meskipun relatif keci.

Pendapatan Nasional Netto (NNI)

Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Berikut adalah cara menghitung NNI:

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.

Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang karyawan kantoran, maupun pendapatan wiraswasta yang didapatkan secara berantai.

PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.

Pendapatan yang siap dibelanjakan

Memiliki nama lain disposable income, pendapatan ini adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.

GDP dengan Biaya Faktor

PDB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai bersih lalu ditambah dengan GNP dan GDP atau semua produsen dalam negeri. Selanjutnya nilai tambah bersih diberikan sebagai pendapatan kepada pemilik produksi. GDP meru[akan jumlah pendapatan faktor domestic dan depresiasi/ konsumsi modal tetap.

Jadi, Rumusnya GDP dengan Biaya Faktor = Nilai bersih ditambahkan + Depresiasi.

PDB dengan biaya faktor meliputi sebagai berikut:

  • Kompensasi Karyawan yaitu, upah, gaji, dll.
  • Surplus Operasi yang merupakan keuntungan bisnis dari kedua perusahaan yang tergabung dan tidak terkait,
  • Pendapatan Campuran dari Wiraswasta.

Secara konseptual, GDP dengan faktor biaya dan GDP dengan harga pasar memang terkesan sama. Hal ini karena biaya faktor barang yang diproduksi harus sama dengan nilai akhir jasa/ barang dengan harga pasar. Namun, nilai pasar dari jasa/barang tersebut berbeda dengan pendapatan faktor produksi. Dalam hal ini PDB dengan harga pasar termasuk bagian dari pajak tidak langsung dan dikeluarkan dari subsidi oleh pemerintah. Karenanya, untuk mencapai PDB dengan biaya faktor yaitu dengan cara pajak tidak langsung dikurangi dan subsidi ditambahkan ke PDB dengan harga pasar. Dengan demikian, PDB pada Faktor Biaya = PDB pada Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung + Subsidi.

Produk Domestik Bersih (NDP)

NDP merupakan niali outuput ekonomi bersih di sepanjang tahun. Peralatan modal suatu negara habis dipakai setiap tahunnya selama proses produksi sehingga nilai dari konsumsi modal ini berapa besar persentase dari investasi dikurangi dari PDB. Jadi Penghitungannya Produk Domestik Neto = PDB dengan Biaya Faktor – Penyusutan.

Nominal dan GDP Riil

Ketika GDP diukur berdasarkan harga saat ini, disisi lain PDB dihitungan berdasarkan harga tetap dalam beberapa tahun. Hal itu disebut PDB dengan harga konstan atau GDP riil.

GDP Nominal adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam setahun dan diukur dalam bentuk uang di harga pasar saat ini. Dalam membandingkan di tahun ini dengan tahun sebelumnya, dihadapkan pada masalah bahwa uang merupakan ukuran daya beli yang stabil. PDB dapat meningkat banyak dalam setahun, bukan karena ekonomi telah berkembang pesat tetapi karena kenaikan harga (atau inflasi).

Deflator PDB

Deflator PDB adalah indeks perubahan harga barang dan jasa yang termasuk dalam PDB. Ini adalah indeks harga yang dihitung dengan membagi PDB nominal pada tahun tertentu oleh GDP riil untuk tahun yang sama dan mengalikannya dengan 100. Jadi, Penghitungannya GDP Deflator = Nominal (atau Harga Saat Ini) GDP / Real (atau Harga Konstan) GDP x 100

GNP dengan Harga Pasar

Ketika mengalikan output total yang dihasilkan pada satu periode/ 1 tahun oleh harga pasar, kita mendapatkan produk nasional bruto dengan harga pasar. Jadi, untuk mencari GNP dengan harga pasar berarti nilai bruto barang dan jasa akhir yang diproduksi setiap tahun di suatu negara ditambah dengan pendapatan bersih dari luar negeri. Hal ini mencakup nilai bruto output semua item yang disebutkan di bawah GNP. GNP dengan Harga Pasar = PDB pada Harga Pasar + Penghasilan Bersih Yang Diperoleh dari Luar Negeri.

GNP dengan Biaya Faktor

PNB pada biaya faktor adalah jumlah nilai uang dari pendapatan yang dihasilkan dari berbagai faktor produksi dalam periode satu tahun di suatu negara. Hal ini termasuk semua item Pendekatan Pendapatan untuk GNP dikurangi pajak tidak langsung.

GNP dengan harga pasar termasuk pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah atas barang-barang yang menaikkan harga. Sedangkan, GNP dengan biaya faktor merupakan pendapatan yang diterima dari faktor produksi, layanan mereka sendiri, sebagai imbalan. Ini merupakan biaya produksi, Jadi GNP terhadap harga pasar selalu lebih tinggi dibandingkan GNP dengan biaya faktor.

NNP dengan Harga Pasar

Produk Nasional Net dengan harga pasar adalah nilai bersih barang dan jasa akhir yang dievaluasi dengan harga pasar selama satu tahun di suatu negara. Jika kita memotong depresiasi dari GNP dengan harga pasar, kita mendapatkan NNP dengan harga pasar. Jadi NNP dengan Harga Pasar = GNP dengan Harga Pasar-Depresiasi.

NNP dengan Biaya Faktor

Produk Nasional Bersih dengan biaya faktor adalah output bersih yang dinilai pada harga faktor. Hal ini termasuk semua pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi tertentu melalui partisipasi dalam proses produksi, contohnya adalah sewa, upah/ gaji, laba, dan lain-lain. Hal ini juga masuk ke dalam pendapatan nasional. Ukuran ini berbeda dari NNP dengan harga pasar, dimana pajaknya tidak langsung dikurangi dengan subsidi, melainkan ditambahkan ke NNPdengan harga pasar untuk tiba di NNP dengan biaya faktor. Maka itu, NNP dengan Biaya Faktor = NNP dengan Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung + Subsidi.

Pendapatan Domestik

Pendapatan yang dihasilkan (atau diperoleh) oleh faktor-faktor produksi dalam negara dari sumber dayanya sendiri disebut pendapatan domestik atau produk domestik. Penghasilan domestik meliputi:

  • Upah dan gaji,
  • Sewa, termasuk sewa rumah yang diperhitungkan,
  • Bunga,
  • Dividen
  • Keuntungan perusahaan yang tidak terdistribusi, termasuk surplus dari usaha publik,
  • Pendapatan campuran yang terdiri dari laba dari perusahaan tidak berhubungan, wiraswasta, kemitraan, dll, dan
  • Pajak langsung.

Karena pendapatan domestik tidak termasuk pendapatan yang diperoleh dari luar negeri, itu juga dapat ditunjukkan sebagai: Pendapatan Domestik = Pendapatan Nasional – Laba Bersih yang diperoleh dari luar negeri. Dengan demikian perbedaan antara pendapatan domestik dan pendapatan nasional adalah pendapatan bersih yang diperoleh dari luar negeri.

Pendapatan per Kapita

Konsep pendapatan per kapita pada dasarnya adalah besarnya pendapatan domestik bruto lalu dibagi dengan jumlah penduduk di suatu negara. Dengan mengetahui nilai pendapatan per kapita, tidak hanya untuk mengetahui besarnya perekonomian suatu negara seperti yang terlihat pada nilai pendapatan domestik bruto, namun juga melihat besarnya kesejahteraan rata-rata penduduk negara tersebut.

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal:

Suatu negara bermaksud untuk menghitung besarnya pendapatan nasional negara tersebut dengan menggunakan pendekatan pengeluaran. Diketahui beberapa data dari negara tersebut adalah sebagai berikut: (dalam milyar rupiah)

    Sewa tanah: 15.000

    Konsumsi: 54.000

    Upah: 26.000

    Pengeluaran pengusaha: 16.000

    Ekspor: 9.000

    Impor: 4.000

    Keuntungan: 5.000

    Ekspor netto 5.000

    Pengeluaran pemerintah: 15.000

Dari data tersebut, besarnya pendapatan nasional negara tersebut adalah

a. 74.000

b. 90.000

c. 95.000

d. 98.000

e. 87.000

Pembahasan

Dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, maka pendapatan nasional dapat dihitung dengan menambahkan konsumsi, pengeluaran pengusaha (investasi), pengeluaran pemerintah, serta ekspor netto (ekspor – impor).

Y = C + I + G + Ekspor netto

Y = 54.000 + 16.000 + 15.000 + 5000

Y = 90.000 (b)

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Untuk bisa menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional, salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode perhitungan pendapatan nasional. Di samping itu, metode ini juga berguna untuk menjadi alat menilai dan evaluasi kinerja para sumber daya manusianya, serta mengukut produktivitas negaranya. Dengan begitu, kita pun jadi tahu apakah suatu negara benar-benar berkembang—dan, jika iya, seberapa besar perkembangannya.

Ada 3 metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mencari tahu jumlah atau nilai dari pendapatan nasional tersebut. Metode-metode ini antara lain metode perhitungan dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pemasukan.

Pendekatan Pengeluaran

Metode perhitungan dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yakni rumah tangga, pemerintah, perusahaan dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.

Pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis pengeluaran ini terdiri dari:

  • Pengeluaran untuk konsumsi ©
  • Pengeluaran untuk investasi (I)
  • Pengeluaran untuk pemerintah (G)
  • Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M)

Berikut adalah rumus pendekatan pengeluaran:

Y = C + I + G + ( X – M )

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

C = consumption ( konsumsi rumah tangga )

I = investment ( investasi )

G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )

X = ekspor

M = impor 

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Metode Pendekatan Pendapatan

Metode pendekatan pendapatan (income a product) memperoleh besaran pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Dengan kata lain, metode ini mendapatkan hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu atau satu tahun.

Apa saja yang termasuk ke dalam faktor produksi? Adapun hal-hal yang termasuk ke dalam faktor produksi, antara lain tenaga kerja, modal, tanah dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing faktor produksi ini akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, contohnya:

  • Tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah
  • Pemilik modal akan mendapat bunga
  • Pemilik tanah dapat memperoleh sewa
  • Keahlian atau skill dapat memperoleh laba

Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut: 

Y = r + w + i + p

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w = Pendapatan bersih dari sewa

i = Pendapatan dari bunga

p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

Metode Pendekatan Produksi

Kegiatan yang menciptakan nilai tambah (added value) disebut juga kegiatan produksi. Oleh karena itu, metode ini hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada setiap sektor/lahan produksi. Melalui pendekatan ini, pendapatan nasional dapat dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi selama satu periode tertentu atau satu tahun.

Apakah nilai tambah yang dimaksud di sini? Nilai tambah adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi, termasuk bahan baku dan bahan penolong.

Klasifikasi Perekonomian Indonesia

Menurut International Standard Industrial Classification (ISIC), pereokonomian Indonesia dibagi menjadi beberapa sektor atau lapangan usaha yang terbagi ke dalam tiga kelompok, antara lain:

Sektor Primer

Ini mencakup kebutuhan pokok rakyat Indonesia pada umumnya, yakni sandang, papan dan pangan. Sektor ini terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta pertambangan dan penggalian.

Sektor Sekunder

ini adalah sektor yang masih berisi kebutuhan manusia di kehidupan sehari-hari, meskipun bukan termasuk kebutuhan pokok. Sektor ini terdiri dari industri pengolahan, listrik, air dan gas.

Sektor Tersier

Ini adalah sektor yang berisi hal-hal yang bukan kebutuhan pokok, bahkan bisa dikategorikan sebagai kemewahan di kehidupan sehari-hari. Sektor ini terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, telekomunikasi dan jasa lain-lain.

Berikut adalah cara menghitung pendekatan produksi:

Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)

Keterangan :

Y= Pendapatan nasional

P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n

Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n

Bagaimana? Apakah kamu merasa mendapat pemahaman yang lebih mendalam soal pendapatan nasional? Tentu saja, semua jenis pendapatan dan pengeluaran perlu dicatat dengan baik. Apalagi jika kamu memiliki perusahaan sendiri, pastinya pendapatan karyawanmu harus tercatat dengan baik, bukan? Untuk kebutuhan payroll-mu, gunakanlah Jojopayroll. Dengan begini, kamu akan lebih mudah melacak pendapatan semua karyawanmu dan tidak perlu lagi pusing di akhir bulan.