Pengangguran Struktural : Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya

Pengangguran Struktural : Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya – Umumnya, pengangguran terjadi karena jumlah angkatan kerja atau orang yang sedang mencari pekerjaan, tidak sebanding dengan penawaran lapangan kerja yang ada dan ditawarkan oleh perusahaan. Karena itu, pengangguran ini bisa menjadi masalah yang sering kita temui sehari-hari dan cukup serius dalam bidang perekonomian.

Apakah kamu sedang mengalamai situasi ini? Nah, bagaimana dengan pengangguran struktural yang sering menjadi masalah di suatu negara? Kira-kira apa pengertian dan contoh dari pengangguran ini beserta penyebab dan cara mengatasinya? Yuk, kita simak artikel di bawah ini untuk lebih lanjutnya!

Pengertian Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural yaitu salah satu jenis pengangguran yang terjadi karena adanya penurunan stuktur ekonomi pada suatu wilayah atau negara. Perubahan struktur ini juga bisa terjadi di dalam berbagai bagian perekonomian.

Contohnya, seperti perubahan pada komposisi angkatan kerja, terjadinya relokasi industri, dan masih banyak berbagai hal lain yang mempengaruhinya.

Oops! We could not locate your form.

Jadi, pengangguran struktural ini merupakan pengangguran yang terjadi karena perubahan barang dan jasa yang diminta, tidak bisa dipenuhi dengan tenaga kerja yang ada.

Hal ini bisa disebabkan karena keahlian, pekerjaan, industi, atau lokasi geografi dari tenaga kerja tersebut tidak memenuhi kriteria, sehingga mengubah stuktur ekonomi.

Selain itu juga pengangguran ini bisa terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara individu yang sedang mencari pekerjaan dan lapangan pekerjaan yang tersedia.

Nah, pengangguran struktural ini harus secepatnya diatasi lho. Mengapa? Karena adanya pengangguran ini produktivitas dan pendapatan yang dimiliki masyarakat akan mengalami pengurangan yang signifikan dan hal ini bisa menimbulkan masalah sosial ekonomi lain dan bisa menyebabkan kemiskinan jangka panjang. Bahaya juga, kan?

Contoh Pengangguran Struktural di Indonesia

Contoh dari pengangguran struktural ini bisa diumpamakan dari perubahan struktur perekonomian yang berubah dari yang awalnya mengandalkan dari bidang pertanian dan berubah menjadi bidang perindustrian.

Karena perubahan stuktur tersebut maka pekerja yang biasa bekerja sebagai petani atau buruh tani dituntut untuk memiliki kemampuan bekerja dalam bidang industri.

Keahlian yang dimaksud ini seperti keahlian untuk bisa mengoperasikan mesin pabrik. Tapi, karena kebanyakan petani atau buruh tani tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan, maka para petani yang tidak memiliki pekerjaan karena lahan pertaniannya telah dirubah menjadi pabrik ini bisa digolongkan sebagai pengangguran struktural.

Karena para petani ini tidak memiliki kemampuan untuk bisa mengoperasikan mesin pabrik, dan tidak berada di wilayah yang memiliki lowongan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, maka angka pengangguran dari negara tersebut juga semakin tinggi.

Penyebab Pengangguran Struktural

Apa saja penyebab dari pengangguran struktural ini? Yuk, kita cari tahu berikut ini:

Ketidakcocokan Geografis

Hal ini terjadi saat seorang karyawan diperlukan untuk pindah ke negara atau negara lain di mana keterampilannya bisa dimanfaatkan dengan baik, tapi, karena suatu alasan spesifik, dia harus menolak tawaran pekerjaan tersebut.

Nah, karyawan tersebut menolak untuk pergi meninggalkan negaranya karena beberapa alasan. Bisa jadi karena biaya finansial yang terkait dengan pemindahan atau keberatan untuk meninggalkan keluarga dekatnya dalam waktu yang cukup lama.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Pergeseran Kondisi Pasar

Dinamika atau kondisi pasar tenaga kerja sangat mempengaruhi pengangguran jenis ini. Pergeseran kondisi pasar, seperti mengubah teknologi, yang akhirnya mengubah permintaan tenaga kerja.

Pelatihan bisa menjadi masalah besar saat para pekerja mencoba memprediksi pasar kerja di masa depan. Karena, pelatihan untuk keterampilan khusus membutuhkan sejumlah besar waktu dan sumber daya, kan?

Rendahnya Tingkat Pendidikan

Masyarakat  yang terampil dan berpendidikan pada umumnya memiliki kemungkinan lebih besar untuk dipekerjakan oleh perusahaan. Tapi, sayangnya warga tidak terampil menganggur pada tingkat 30% hingga 40%.

Karena itu, pemerintah memberikan anggaran yang signifikan untuk pendidikan. Tapi, beberapa anggaran yang tersedia tidak dipergunakan sebaik mungkin dan tidak memberikan dampak signifikan di kehidupan sehari-hari.

Perubahan Musim

Salah satu penyebab untuk pengangguran struktural adalah perubahan musim. Misalnya, dalam konstruksi dan pertanian hanya akan berlangsung maksimal di musim panas. Sehingga, pekerja dari kedua sektor mungkin tidak memiliki pekerjaan selama musim penghujan atau musim dingin, di mana pengangguran struktural terjadi sehingga tidak bisa bekerja dan menghasilkan suatu produk.

Tidak Mampu mengikuti Perkembangan Teknologi

Di jaman sekarang ini, banyak perusahaan yang menciptakan permintaan untuk pekerja terampil yang lebih tinggi untuk menggunakan teknologi terbaru. Hal ini supaya para pekerja dan perusahaan tidak kalah saing dengan perusahaan lainnya, terutama usaha sejenis dan bisa lebih cepat bekerja dengan bantuan mesin dan teknologi.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural di Suatu Negara

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran struktural ini ada beberapa solusi yang bisa kita jadikan sebagai pedoman, yaitu:

Meningkatkan Modal Usaha

Meningkatkan perputaran dan peredaran modal dan jumlah tenaga kerja agar mampu mengurangi angka pengangguran yang ada.

Migrasi ke Wilayah Pekerjaan

Memindahkan individu pencari kerja atau penganggur ke wilayah atau daerah yang memiliki lowongan pekerjaan atau migrasi yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Membuka Usaha Sendiri (Entrepreneur)

Mendirikan industri atau proyek karya sendiri yang sesuai dengan keahlian penganggur agar bisa mengurangi angka pengangguran.

Penyuluhan Ekonomi dan Teknologi di Masyarakat

Melakukan penyuluhan dan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya penguasaan teknologi agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan bisa memiliki keahlian agar bisa menyesuaikan diri dengan perubahan struktur perekonomian.

Membuka Lapangan Pekerjaan Sebanyak-banyaknya

Membuat lapangan pekerjaan yang besar agar bisa menampung pengangguran, dan meningkatkan ekonomi di suatu wilayah dan negara dengan inovasi-inovasi baru.

Training untuk Calon Pekerja

Memberikan pelajaran dan pelatihan (training) kepada para pencari kerja atau menganggur dengan keahlian yang sedang dibutuhkan oleh lapangan kerja.

Dampak Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural jika tidak segera diatasi dapat berdampak beberapa hal. Adapun dampak dari pengangguran dapat dilihat dari segi ekonomi, diantaranya sebagai berikut:

Dampak dari segi ekonomi

Dari segi ekonomi, dampak pengangguran diantaranya sebagai berikut:

  • Akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB) yang akan berdampak juga pada pendapatan nasional yang akan mengalami penurunan.
  • Menyebabkan terhambatnya investasi karena jumlah tabungan masyarakat yang ikut menurun.
  • Akan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga dapat mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.

Dampak dari segi sosial

Dari segi sosial, dampak pengangguran diantaranya sebagai berikut:

  • Akan menimbulkan rasa rendah diri
  • Menyebabkan gangguan keamanan dalam masyarakat sehingga biaya sosial menjadi meningkat

Itulah dampak pengangguran dari segi ekonomi dan segi sosial. Namun, untuk mengetahui dampak dari pengangguran terhadap perekonomian Negara, maka kita perlu mengelompokkan pengaruh pengangguran dari dua aspek eknomi diantaranya dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu Negara dan dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat, berikut diantaranya:

Dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara

Pada dasarnya, tujuan akhir dari pembangunan ekonomi suatu Negara adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara agar lebih stabil dan terus meningkat. Jika pengangguran suatu Negara terus meningkat maka hal ini akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah diharapkan. Hal ini dikarenakan pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian. Adapun alasannya sebagai berikut:

  • Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya karena pengangguran ini menyebabkan pendapatan lebih rendah daripada yang seharusnya sehingga kemakmuran yang dicapai masyarakat menjadi lebih rendah.
  • Menyebabkan pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang karena pengangguran yang tinggi menyebabkan kegiatan ekonomi menurun dan pendapatan masyarakat ikut menurun.
  • Pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan terhadap barang akan berkurang dan permintaan terhadap barang hasil produksi akan berkurang.

Dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat

Selain dampak pengangguran terhadap perekonomian Negara, dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat yaitu:

  • Pengangguran dapat menyebabkan hilangnya mata pencaharian masyarakat
  • Menyebabkan hilangnya keterampilan masyarakat
  • Menimbulkan ketidakstabilan sosial politik

Apabila pengangguran dibiarkan begitu saja maka hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Namun, bila tingkat pengangguran tinggi maka hal ini akan menyebabkan tingkat kemakmuran rendah dan dapat membahayakan stabilitas Negara. Selain dampak diatas, bahaya yang dapat ditimbulkan dari pengangguran adalah bahaya kelaparan, tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, pendapatan masyarakat rendah dan tingkat kriminalitas yang tinggi.

Faktor Yang Menyebabkan Pengangguran

Menurut sebab terjadinya, faktor yang menyebabkan pengangguran dibedakan sebagai berikut:

Pengangguran Konjunktal

Pengangguran konjunktal disebabkan oleh adanya gelombang konjuktur yang disebabkan karena adanya kelesuan atau kemunduran dari kegiatan dalam ekonomi sosial. Hal ini  bisa terjadi saat masyarakat mengalami kelesuan dan produk yang dijual tidak laku sehingga produksi barang akan dikurangin sampai akhirnya faktor produksi menjadi dikurangi yang dapat menyebabkan pengangguran.

Pengangguran Struktural

Pengangguran structural disebabkan adanya masalah dalam segi penawaran. Itu artinya apabila masyarakat masih mengalami kekurangan dalam perusahaan industry, kekurangan modal, keahlian, prasarana dan kekurangan lain yang dapat menimbulkan pengurangan suatu produksi karena tidak dapat ditingkatkan dan banyak faktor produksi yang tidak terpakai. Faktor pengangguran ini dapat terjadi karena penggantian tenaga manusia dengan teknologi.

Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman biasanya terjadi secara berkala dan disebabkan pengaruh musiman. Hal ini biasanya terjadi dalam sektor pertanian dimana pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang paling padat dan terjadi saat musim tanam maupun musim panen. Dalam hal ini pengangguran disebut sebagai pengangguran tersembunyi karena terlihay ada saja berbagai hal yang dikerjakan namun jika mereka tidak ikut bekerja maka produksi juga tidak akan berkurang.

Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional terjadi karena adanya perpindahan tenaga kerja dari sektor satu ke sektor lainnya. Dalam suatu Negara faktor pengangguran friksional ini dinilai normal jika tidak melebihi 3-5%.

Pengangguran Siklis

Ini terjadi jika permintaan lebih rendah dibandingkan dengan output potensial dari perekonomian, Dalam hal ini kemampuan ekonomi suatu bangsa menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan yang harus dicapai. Pengangguran siklis dapat diukur dari jumlah orang yang bekerja dikurangi dengan jumlah orang yang seharusnya memiliki suatu pekerjaan pada tingkat pendapatan nasional.

Tingkat Pengangguran Di Indonesia

Pada kuartal III tahun 2020, perekonomian di Indonesia resmi memasuki jurang resesi minus 3,49 persen. Dengan ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia periode Agustus 2020 silam mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan begitu jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mengalami pengangguran menjadi sebesar 9,77 juta orang.

Menurut informasi yang bersumber di mesin pencari, tingkat pengangguran di kota meningkat sebanyak 2,69 persen sedangkan di desa hanya sebesar 0,79 persen. Peningkatan ini terjadi lantaran jumlah angkatan kerja per agustus 2020 sebesar 2,36 juta orang menjadi sebesar 138,22 juta orang. Meski terjadi kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 0,24 persen menjadi 67,7 persen namun penurunan jumlah penduduk juga terjadi pada yang bekerja.

Pada periode Agustus 2020, penduduk yang bekerja sebanyak 128,45 juta orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah penurunan pekerja penuh sebanyak 9,46 juta pekerja. Namun disisi lain peningkatan jumlah pekerja paruh waktu sebesar 4,83 juta orang.

Terlebih disaat pandemi seperti saat ini, pandemi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir menyebabkan semakin banyaknya jumlah pengangguran terbuka di Indonesia. Akibat dari banyak sekali angkatan kerja yang pendidikannya rendah, maka hal ini pekerja yang menempuh jenjang pendidikan atasnya menjadi lebih kecil. Seperti misalnya adalah jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menjadi penyumbang terbesar tingkat pengangguran terbuka yakni sebesar 13,55%.

Angka tersebut akan terus dibenahi dengan program link and match yang bertujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin besar akibat pandemi covid-19.

Pengangguran era Pandemi

Tidak bisa dipungkiri jika pandemi Covid-19 ini memukul semua sendi ekonomi nasional mulai dari banyaknya usaha yang gulung tikar hingga meningkatnya angka pengangguran. Penyebab umum meningkatnya pengangguran dimasa pandemi adalah adanya pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini sendiri terjadi lantaran perusahaan mengalami kerugian atau gulung tikar yang memaksa harus menghentikan usahanya atau mengurangi jumlah pegawainya. Tidak heran jika dimasa pandemi seperti saat ini semua perekonomian di Indonesia ikut menurun.

Kesimpulan

Pengangguran struktural ini bisa berdampak negatif dalam perekonomian di suatu negara. Untuk mencegahnya, kamu juga bisa menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur lho sesuai dengan bidang yang kamu mau. Dengan begitu, kamu bisa membuka bisnis sendiri dan bahkan memberikan lowongan pekerjaan untuk orang lain yang membutuhkan.

Nah, supaya laporan keuangan bisnis kamu bisa lebih praktis dan cepat, yuk gunakan aplikasi JojoExpense dari Jojonomic ini! Dijamin pencatatan dan laporan keuangan usaha kamu bisa lebih teratur, akurat, dan terjaga privasinya. Dengan sistem otomatisnya, semua informasi keuangan kamu bisa tercatat dengan lengkap dan cepat sehingga lebih efisien dan produktif. Mau coba aplikasi ini sekarang?