Defisit : Keuangan Perusahaan Menurun? Pahamilah Dampaknya ini

Dalam suatu pengelolaan keuangan, ada satu hal yang sangat ingin dihindari, yaitu defisit. Kamu pernah dengar kata itu? Kalau belum, kita akan coba membahsa soal kata tersebut beserta beberapa hal yang terkait dengannya.

Singkatnya, jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata defisit diartikan sebagai kekurangan dalam anggaran belanja. Untuk lebih lengkapnya, kamu perlu baca artikel ini sampai selesai.

Pengertian Defisit

Hasil gambar untuk unsplash finance

Defisit adalah istilah yang sangat populer di bidang ekonomi. Bahkan kata “defisit” sering digunakan dalam berita di TV. Defisit itu sendiri secara sederhana dapat dijelaskan sebagai kekurangan uang tunai. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) defisit berarti kekurangan anggaran belanja.

Defisit biasanya terjadi dalam anggaran nasional atau kas perusahaan. Tapi defisit perbendaharaan bukanlah hal baru. Munculnya defisit merupakan masalah klasik yang bisa dialami negara mana pun, dan telah terjadi selama ribuan tahun. Di masa lalu, ketika rentenir atau pedagang kaya mengalami kerugian untuk membayar pesta kerajaan, upacara adat, perang dan penanggulangan bencana, negara bahkan berutang uang kepada mereka.

Jika suatu negara mengalami defisit, dapat dikatakan bahwa pengeluaran pemerintah melebihi pendapatannya. Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah harus memaksimalkan penggunaan sumber pendanaan pemerintah dalam maupun luar negeri. Indonesia mengalami defisit, yang menyebabkan pemerintah meminjam dari Bank Indonesia, yaitu bank sentral, untuk menutupi pengeluaran yang berlebihan.

Seperti Apa Itu Defisit?

Kita akan mulai dengan jawaban dari pertanyaan diatas, atau dari pengertian kata defisit. Defisit adalah suatu keadaan keuangan, dimana pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Lingkupnya bisa organisasi bisa juga perusahaan.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HR Suites hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Selain itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa pengertian defisit adalah keadaan kekurangan keuangan dalam kas.

Dengan sebab yang tidak jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya, yaitu pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Umumnya, dialami oleh negara berkembang, seperti Indonesia.

Lawan kata dari defisit adalah surplus, maksudnya adalah berkelibihan, atau jumlah yang melebihi dari hasil biasanya. Singkatnya, dia adalah kebalikan dari defisit.

Sebab terjadinya kondisi ini beragam, ada karena kebutuhan negara seperti perang dan lainnya. Bisa juga karena pengelolaan keuangan yang tidak benar, sehingga anggaran organisasi atau umumnya negara mengalami defisit.

Defisit

Dampak Defisit 

Ketika suatu negara mengalami defisit anggaran, pemerintah dan masyarakatnya akan merasakan dampaknya. Biasanya, ini adalah kemungkinan dampak dari defisit. Segala sesuatu akan menghasilkan dampak. Sebagian besar atau secara umum, dampak defisit adalah buruk bagi keberlangsungan organisasi atau negara, diantaranya adalah:

Satu, Pada Tingkat Suku Bunga

Saat berada dalam kondisi defisit, kita dapat menandai dengan kurangnya pengeluaran, karena penerimaan yang lebih sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maka pemerintah harus menambah modal. Sehingga mengakibatkan tingkat suku bunga akan mengalami peningkatan.

Kondisi defisit adalah kondisi ukuran ekuitas, bukan kondisi ekstrem yang dialami pemerintah. Karena pendapatan yang rendah, pemerintah harus menambah modal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara. Salah satu caranya adalah dengan menaikkan suku bunga agar masyarakat bisa merasakan efek ini.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HR Suites hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Dua, Pada Tingkat Inflasi

Kemudian, saat terjadi defisit juga dapat kita lihat dari adanya kecenderungan kenaikan harga-harga atau inflasi. Ini dapat terjadi ketika pemerintah melakukan pengeluaran untuk program jangka panjang yang belum menghasilkan. Kalau sudah begini, daya beli masyarakat bisa saja meningkat. Namun, output yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan sehingga menimbulkan inflasi.

Ketika terjadi defisit di negara tersebut, harga akan cenderung naik sehingga menyebabkan inflasi. Menaikkan harga komoditas memang menjadi solusi bagi masalah defisit anggaran. Namun, hal ini pasti akan merugikan masyarakat atau negara itu sendiri.

Tiga, Konsumsi dan Tabungan

Ketiga, konsumsi dan tabungan, maskudnya bagaimana? Maksudnya, karena defisit anggaran dapat mengurangi pendapatn riil masyarakat. Selanjutnya akan membuat masyarakat mengurangi tingkat konsumsi dan tabungannya. Akan tetapi, di sisi lain tabungan punya peranan penting untuk mendorong investasi. Dengan kata lain, defisit anggaran dapat mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat investasi.

Empat, Tingkat Pengangguran

Terakhir, masih berhubungan dengan poin ketiga, penurunan tingkat investasi akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Suku bunga yang meningkat dan penurunan investasi akan membuat banyak proyek terhenti sehingga terjadi pengurangan tenaga kerja dan pengangguran semakin bertambah.

Masih terkait dengan inflasi dan penurunan investasi, dampak selanjutnya adalah meningkatnya pengangguran. Ini hanya karena banyak proyek harus dihentikan karena kekurangan dana, dan banyak pekerja yang akhirnya kehilangan pekerjaan.

Penurunan konsumsi publik

Akibat inflasi, daya beli masyarakat akan menurun akibat penurunan pendapatan riil. Jika hal ini terjadi, masyarakat juga akan enggan menyimpan uangnya di bank. Padahal, simpanan masyarakat bisa mendorong peningkatan investasi dan menguntungkan negara. Defisit anggaran secara tidak langsung menyebabkan penurunan tingkat investasi.

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Defisit

Defisit memang merupakan fenomena finansial yang merugikan. Defisit anggaran dapat menyebabkan suatu negara berhutang pada pihak lain untuk menebus pengeluaran yang berlebihan. Tentu saja, defisit anggaran tidak akan terjadi tanpa alasan. Ada beberapa faktor penting yang menyebabkan defisit suatu negara.

Dampak-dampak yang baru kita bahas tentunya terjadi karena sebab. Berikut ini kita akan bahas faktor-faktor yang akan menyebabkan timbulnya defisit. Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya defisit adalah sebagai berikut:

Pembiayaan Pembangunan

Seringkali sebuah negara berkembang melakukan investasi besar untuk membiayai pembangunan demi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam rangka meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara, pemerintah harus aktif melakukan pembangunan di berbagai bidang.

Pembangunan tersebut meliputi pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi, penguatan ketahanan negara, perbaikan sistem pendidikan, pembangunan daerah, dan rencana pengentasan kemiskinan. Pembangunan nasional tentunya membutuhkan banyak dana, dan biasanya menjadi penyebab defisit anggaran.

Hal ini biasanya ditemukan di negara berkembang yang masih berkembang untuk membangun negaranya sendiri. Pembiayaan tersebut untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan berbagai program pembangunan, seperti:

  • Pembangunan infrastruktur.
  • Pengadaan sarana/ prasarana pertahanan dan keamanan.
  • Membangun sarana pengadilan dan lembaga pemasyarakatan.
  • Pembangunan di bidang sosial (pendidikan dan kesehatan).
  • Program transmigrasi dan pembangunan daerah.
  • Program penanganan dan pengentasan kemiskinan (PPK dan P3DT).

Daya Beli Masyarakat Rendah

Defisit juga dapat disebabkan karena rendahnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya sembako, sarana pendidikan, transportasi, BBM, dan listrik. Keadaan ini kemudian membuat pemerintah memberikan subsidi terhadap berbagai kebutuhan agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat membeli kebutuhan tersebut.

Pemberian subsidi tersebut akhirnya mengakibatkan keadaan defisit pada kas negara karena besarnya pengeluaran. Jika daya beli masyarakat rendah, negara kemungkinan akan mengalami defisit. Bagi masyarakat, barang dan jasa yang dibutuhkan sehari-hari (seperti BBM, sembako, listrik, transportasi, serta sarana sanitasi dan pendidikan) sangat penting.

Namun, jika banyak orang tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, negara harus memberikan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tentu saja, subsidi bagi masyarakat miskin harus diperoleh dari APBN yang pada akhirnya dapat menimbulkan defisit, karena pemerintah harus mengeluarkan banyak uang untuk subsidi tersebut.

Nilai Tukar Mata Uang Melemah

Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan pinjaman luar negeri. Oleh karena itu, setiap kali ada perubahan nilai mata uang asing, terutama dollar Amerika, maka Indonesia akan terkena dampaknya. Sebagai negara berkembang yang belum merdeka dan masih meminjam utang luar negeri dalam jumlah besar, mata uang Indonesia masih labil.

Ini juga berlaku untuk sebagian besar negara berkembang yang masih belum bisa membangun negaranya. Oleh karena itu, nilai tukar mata uang Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang asing. Jika nilai tukar turun, dampaknya bagi negara akan sangat besar.

Misalnya, jika rupiah Indonesia terdepresiasi terhadap dolar AS, maka dapat ditentukan bahwa utang Indonesia ke Amerika Serikat akan meningkat seiring dengan melemahnya nilai tukar. Pinjaman uang dari luar negeri tersebut dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran utang tersebut dihitung dengan rupiah. Ketika terjadi depresiasi mata uang rupiah, maka utang luar negeri tersebut semakin besar.

Penyimpanan Realisasi dari Rencana

Setiap kali APBN disusun, pemerintah tentunya telah membuat rencana sumber keuangan negara. Namun, tidak jarang realisasi penerimaan negara tidak mencapai target sehingga banyak program yang tidak dapat dilaksanakan.

Pemotongan biaya juga sering dilakukan pada beberapa program karena penerimaan negara tidak sesuai target. Hal tersebut mengakibatkan program tidak berjalan maksimal dan setiap tahun pemerintah harus menutup kekurangan tersebut sehingga mempengaruhi penyusunan APBN.

Pengeluaran Saat Inflasi

Dalam penyusunan APBN di awal tahun, pemerintah menggunakan standar harga yang telah ditetapkan. Namun, harga dapat mengalami perubahan dan biasanya meningkat setiap tahun.

Ketika terjadi inflasi yang tak terduga, maka beban biaya untuk berbagai program pemerintah akan meningkat sedangkan anggaran sudah ditetapkan. Akibatnya, APBN mengalami revisi dan pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih besar.

Inflasi mungkin merupakan salah satu kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi keuangan negara. Negara ini sebenarnya memiliki standar harga sendiri yang ditetapkan setiap tahun oleh anggaran nasional. Namun, kondisi pasar sangat aktif, sehingga harga akan meningkat setiap tahun.

Jika terjadi inflasi yang tidak terduga, pengeluaran pemerintah akan menjadi lebih menipu daripada memenuhi anggaran yang telah ditentukan. Suka atau tidak suka, pemerintah harus merevisi APBN dan mengeluarkan banyak uang untuk menutupi kelebihan biaya akibat inflasi.

Mencapai ketidakpatuhan

Saat menyusun APBN, pemerintah tidak hanya akan merinci pengeluaran untuk tahun depan, tetapi juga akan mendapatkan dana untuk mendanai pengeluaran tersebut. Namun terkadang realisasinya tidak berjalan sesuai rencana.

Misalnya, perpajakan nasional tidak dapat memenuhi tujuan yang ditetapkan, sehingga banyak rencana pembangunan yang tidak dilaksanakan. Kurangnya pendapatan pemerintah juga akan mempengaruhi pelaksanaan rencana yang tidak maksimal, sehingga pemerintah harus turun tangan untuk menutupi biaya tersebut. Inilah yang menyebabkan defisit negara.

Cara Mengatasi Defisit Anggaran

Kondisi defisit, dimana pengeluaran dalam kas lebih besar dari pemasukan mungkin saja terjadi pada siapapun. Maka dari itu, kita perlu tahu juga cara untuk mengatasinya, karena bisa jadi kita yang akan mengalaminya.

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi defisit anggaran, yaitu:

Kebijakan dalam Negeri

Pertama adalah melalui kebijakan dalam negeri. Kebijakannya beragam, mulai dari pengelolaan portofolio surat utang negara, penerbitan SUN dengan mata uang dalam negeri, hingga pembelian kembali obligasi negara.

Kebijakan dalam Pembiayaan Luar Negeri

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam kebijakan pembiayaan luar negeri bisa dilakukan seperti:

  • Mengamankan utang luar negeri yang udah disepakati dan rancangan penyerapan utang luar negeri, baik utang program maupun utang proyek
  • Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang udah jatuh tempo.
  • Dalam rangka membiayai pembiayaan defisit anggaran, Pemerintah dapat mengutamakan komitmen kemandirian, dengan lebih memprioritaskan pendanaan yang bersumber dari didalam negeri.

Pendanaan dari luar negeri dapat dikerjakan lebih selektif dan berhati-hati, dengan berusaha beban utang yang paling gampang melalui penarikan utang dengan tingkat bunga yang rendah dan tenggang pas yang panjang, dan tidak mengakibatkan ada ada ikatan politik, serta diprioritaskan untuk membiayai kegiatankegiatan yang produktif.

Dalam Segi Pengeluaran

Pun halnya ini dapat dilakukan melalui kebijakan. Ada tiga hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk membuat kebijakan yaitu:

Pengurangan Subsidi

Maksudnya adalah pemberian yang diambil alih dari anggaran negara untuk pengeluaran yang sifatnya menopang konsumen. Kemudian digunakan untuk menanggulangi tingginya harga yang tidak terjangkau oleh mereka supaya tercipta kestabilan politik dan sosial lainnya.

Melakukan Penghematan

Penghematan dilakukan terhadap setiap pengeluaran baik pengeluaran teratur maupun pembangunan, serta penghematan terhadap pengeluaran teratur yang dijalankan oleh departemen teknis.

Penyeleksian

Menyeleksi lebih dari satu pengeluaran-pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yang bersifat proyek-proyek pembangunan diseleksi menurut prioritasnya, andaikan proyek-proyek yang cepat menghasilkan.

Proyek-proyek yang menyerap ongkos besar dan penyelesaiannya dalam jangka selagi yang lama, selagi ditunda pelaksanaannya.

Defisit

Nah, bicara defisit, kita akan bicara juga dengan pengelolaan keuangan. Salah satunya dengan pencatatan keuangan yang baik dan rapi. Kamu bisa meminta bantuan pada aplikasi JojoExpense dari Jojonomic.

Kalian bisa membuat kerja lebih efisien bahkan peningkatannya mencapai 76%. Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan pencatatan keuangan khususnya cash advance dan reimbursement. Selamat mencoba!