Pentingnya Resiliensi Bisnis

home buying assistanceResiliensi

Resilience atau resiliensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorag untuk menghadapi dan mencegah hal yang berpotensi untuk merugikan. Mencegah dari kondisi-kondisi yang tidak baik, atau bahkan dapat merubah kondisi yang tidak baik menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Menurut Grotberg reseliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya. Kemampuan untuk bisa keluar dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Resiliensi bisa juga didefinisikan sebagai kapasitas untuk merespon secara sehat saat menghadapi kesulitan, dimana hal tersebut penting untuk mengelola bisnis.

Resiliensi bisnis itu sendiri artinya kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah dalam berbisnis. Serta mencegah hal-hal yang berpotesi untuk merugikan bisnis kalian. Ada individu yang mampu bertahan dari situasi negatif dengan mudah tetapi ada juga individu yang gagal karena tidak berhasil keluar dari situasi yang sulit. Kemampuan untuk terus melanjutkan bisnis setelah mengalami kesulitan dan penuh tekanan tentunya bukan hal yang mudah. Kemampuan tersebut adalah bagian dari resiliensi bisnis.

Muncul dan berkembangnya pemahaman mengenai istilah resiliensi mendorong paradigma tentang bagaimana cara manusia menghadapi tantangan. Paradigma lama lebih berfokus pada kekurangan perlahan-lahan mulai tergantikan degan paradigma adaptasi positif yang berfoks pada kekuatan diri.

Aspek-aspek Dalam Resiliensi

Berdasarkan para ilmuwan, ada tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu:

1. Pengendalian Emosi

Pengendalian emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang walaupun berada dibawah tekanan. Seseorang yang mempunyai resiliensi yang baik menggunakan kemampuan positif untuk membantu mengontrol emosi. Mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat adalah bagian dari resiliensi. Orang yang tidak memiliki sifat resilient cenderung lebih sering mengalami kecemasan, kesedihan, dan kemarahan. Jika dibandingkan, orang dengan sifat resilient cenderung lebih tenang dan cepat mendapatkan kontrol diri ketika mengalami kekecewaan.

Contohnya ketika usaha bisnis kalian dihadapkan dengan kesulitan yang datang cukup mendadak, maka kalian harus tetap bersikap tenang. Saat kalian tenang maka pikiran kalian menjadi lebih jernih untuk berpikir memikirkan solusi dari masalah tersebut. Jika kalian panik maka yang timbul hanya kecemasan. Itu pentingnya aspek pengendalian emosi dalam resiliensi bisnis.

2. Kemampuan Mengontrol Impuls

Kemampuan ini berkaitan dengan pengendalian emosi. Seseorang yang mampu mengontrol impulsnya cenderung juga bisa mengontrol emosinya. Perasaan menantang dapat meningkatkan kemampuan untuk mengontrol impuls dan membuat kita berpikir lebih akurat. Pikiran yang akurat mengarahkan kita kepada pengendalian emosi yang lebih baik, dan kemudian menghasilnya perilaku yang lebih resilient.

3. Optimis

Seseorang yang memiliki resiliensi yang baik adalah orang yang optimis, yang percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik. Orang yang optimis mrempunyai harapan atas masa depannya dan dapat mengontrol arah kehidupannya. Sifat optimis membuat fisik dan pikiran menjadi lebih sehat. Saat fisik dan pikiran kita sehat maka tidak mudah depresi. Orang yang yakin dengan kemampuan dirinya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi pasti memiliki sifat yang optimis. Hal ini berhubungan self efficiency, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah. Penelitian menunjukan bahwa optimis dan self efficieny saling berhubungan satu sama lain. Optimis memacu seseorang untuk memperbaiki situasi.

Misalnya pada saat usaha bisnis kalian terkena masalah terkait modal, kalian sebagai pemilik usaha harus bersikap optimis bahwa kalian dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kalian harus percaya diri bahwa kalian mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan pengalaman dan kemampuan yang kalian punya.

4. Kemampuan Menganalisis Masalah

Kemampuan untuk menganalisis penyebab dari suatu masalah adalah gaya berpikir yang sangat penting untuk menganalisis penyebab, yaitu cara penjelasannya. Hal ini adalah kebiasan orang dalam menjelaskan sesuatu yang baik maupun yang buruk yang terjadi pada seseorang. Seseorang dengan resiliensi yang baik sebagian besar memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri secara kognitif dan dapat mengenali kesulitan yang sedang dihadapi, tanpa terjebak dalam gaya menjelaskan tertentu.

Individu yang memiliki kemampuan untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi tidak mudah untuk menyalahkan orang lain untuk menjaga self-esteemnya atau agar dirinya tidak merasa bersalah. Alih-alih menyalahkan orang lain, individu lebih mengarahkan dirinya pada sumber-sumber problem solving kedalam faktor-faktor yang dapat menyelesaikan masalah.

5. Berempati

Kemampuan untuk berempati adalah kemampuan untuk menginterpretasikan bahasa non verbal dari orang lain, seperti ekspresi wajah, nada suara, bahasa tubuh, dan menentukan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Walaupun seseorang tidak mampu menempatkan dirinya dalam posisi orang lain, namun mampu untuk memperkirakan apa yang sedang dirasakan orang lain, atau memprediksi apa yang akan dilakukan orang tersebut. Dalam hubungan interpersonal, kemampuan untuk membaca tanda-tanda non verbal menguntungkan. Empati ini berguna untuk kita dapat merasakan dan mengerti orang lain tanpa harus bertanya kepada orang tersebut.

6. Self Efficacy

Self efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Penyelesaian masalah bisa dari pengalaman dan keyakinan terhadap kemampuannya sendiri untuk berhasil dalam kehidupan. Self efficacy membuat seseorang lebih efektif dalam kehidupan. Ketika seseorang tidak memiliki self efficacy maka dia akan merasa tidak punya jati diri, dan keraguan akan diri sendiri akan muncul. Saat orang punya self efficacy yang baik maka orang tersebut punya keyakinan yang besar terhadap dirinya sendiri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Ada 3 faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi menurut Southwick, yaitu:

  1. Social support, sosial support bisa didapat dari orang-orang sekitar kalian, seperti pasangan, teman dekat atau keluarga. Bisa juga didapatkan dari komunitas dimana tempat kalian tinggal. Dukungan sosial adalah perasaan nyaman, penghargaan, perhatian dan bantuan yang didapat dari orang terdekat kalian. Keadaan yang mendukung yang diperoleh seseorang orang lain. Dukungan sosial secara efektif dapat mengurangi penyebab timbulnya stress ketika menghadapi masalah.
  2. Cognitive skill, kemampuan kognitif diantaranya intelegensi, cara kalian sebagai pemimpin untuk memecah masalah, tidak mudah menyalahkan orang lain, memiliki kontrol atas diri sendiri dan spiritualitas.
  3. Psychological resources, yaitu focus of control internal, memiliki empati, rasa ingin tahunya besar, selalu mengambil pelajaran dari tiap masalah yang ada. Hal yang paling penting adalah selalu fleksibel dalam situasi.

Pembayaran PajakPentingnya Resiliensi Bisnis

Saat kita ingin mulai merintis usaha bisnis atau bahkan sudah mempunyai usaha bisnis yang sedang berjalan, pasti kita akan sering menemukan masalah. Masalah-masalah tersebut bisa meliputi masalah finansial, SDM, atau masalah internal yang terjadi antara investor. Adanya masalah diperjalanan bisnis merupakan pelajaran sehingga kedepannya usaha bisnis kalian menjadi lebih baik.

Memiliki pikiran positif dan tenang sangat penting dimiliki ketika kita menghadapi suatu masalah. Saat pikiran tenang maka kita dapat berpikir jernih untuk memikirkan jalan keluarnya. Ketika pikiran kita negatif, hanya kecemasan yang akan datang sehingga kalian tidak bisa berpikir dengan benar, dan cenderung menyalahkan orang lain ketika ada masalah.

Selain penting untuk memikirkan jalan keluar saat ada masalah, resiliensi bisnis juga agar kalian memiliki kemampuan untuk melampaui tantangan dengan baik dan menemukan nilai positif disetiap kejadian. Memiliki sifat dasar ingin selalu melampaui tantangan adalah hal yang baik dalam mengembangkan bisnis.

Selain sifat resilient agar tetap dapat berpikir jernih saat menemukan masalah dan tetap tenang menghadapinya, JojoPayroll dari Jojonomic juga siap membantu untuk meningkatkan produktivitas usaha bisnis kalian dan mempermudah kalian untuk mengelola usaha dengan mendigitalisasi sistem keuangan perusahaan dengan software JojoPayroll.

Apa itu JojoPayroll?

JojoPayroll adalah software dari Jojonomic yang memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

  1. Auto Calculated Payroll, yaitu penggajian dengan sistem otomatis. Sistem ini otomatis mengurangi gaji karyawan dengan perhitungan pajak PPh21, nett, gross, gross up, BPJS, tunjangan, reimbursement dan lain-lain.
  2. Auto Generated Payslips, karyawan bisa menggunakan dashboard JojoPayroll untuk mendapatkan rincian gaji beserta benefit, potongan dan detil pendapatan lainnya. Karyawan juga bisa melakukan dokumentasi secara otomatis untuk kebutuhan persuratan tertentu.
  3. Kalkulasi Prorate, perhitungan pro-rate penggajian sampai ke detil hitungan alokasi sesuai kontrak. Set-up data karyawan sesuai dengan jangka kontrak beserta dengan detil komponen penggajian.
  4. Perhitungan Kehadiran Otomatis, perhitungan kehadiran dari sistem HRIS pada umumnya tidak bisa diperhitungkan dalam penggajian. Cakupan kehadiran sampai pada komponen cuti, lembur, dan time sheet.
  5. Database Komprehensif, detil personalia terimpan secara lengkap untuk konsumsi data dan analisa. Data karyawan dan penggajian bisa di import dan export secara mudah.

Dengan segala kemudahan fitur yang JojoPayroll tawarkan, hal yang paling menguntungkan untuk sisi pemilik perusahaan adalah anda dapat memantau secara langsung aktifitas penggajian karyawan tersebut melalui JojoPayroll sehingga mencegah kecurangan terjadi. Bagaimana, apa anda sudah tertarik untuk menggunakan JojoPayroll?