Mengenal Solvabilitas dari Pengertian Hingga Rumusnya

Pernahkah kamu mendengar istilah likuiditas? Istilah ini mungkin sudah tidak terlalu asing bagi kamu, karena kerap disebutkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi kamu yang terjun di dunia keunangan. Namun, pernahkah kamu mendengar istilah solvabilitas? Sebenarnya, baik likuiditas dan solvabilitas saling memiliki keterikatan yang kuat. Karena, baik likuiditas maupun solvabilitas, keduanya sama-sama menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang, baik melalui aktiva tetap (likuiditas) maupun seluruh asset yang dimiliki perusahaan (solvabilitas).

Berdasarkan penejelasan di atas, kamu telah sekilas mendapatkan informasi, bahwa solvabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya. Adanya solvabilitas ini, akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang menggunakan seluruh asset yang mereka miliki.  Namun, jika kita menganggap bahwa perusahaan yang solvable, menggambarkan baiknya kondisi keuangan mereka, ternyata hal tersebut kurang tepat! Karena, jika  hal tersebut terjadi, maka perusahaan akan dipastikan terkena pailit.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Untuk itu, kamu harus paham mengenai solvabilitas ini. Tujuannya, agar ketika perusahaanmu terkena likuid, kamu bisa mengambil langkah tepat untuk menghindari kepailitan. Oleh karena itu, artikel ini akan menjadi jawaban yang sangat tepat! Karena, kami akan mengenalkan kamu tentang solvabilitas ini, dimulai dari pengertian, hingga rumus yang bisa digunakan untuk menghitungnya. Langsung saja kita bahas satu persatu, yuk!

Solvabilitas Adalah

Mengacu pada paragraf pembuka di atas, sudah dibahas sedikit tentang pengertian solvabilitas ini. Untuk membuatmu tambah paham, kami akan menuliskan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Pendapat pertama datang dari Conant et al (1996) yang mengemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan organisasi bisnis dalam memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya. Kemudian, Munawir (2007) berpendapat tentang solvabilitas ini untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)nya jika dilikuidasikan, baik itu kewajiban keuangan jangka pendek ataupun panjang. Lalu ada juga pendapat dari Sutrisno (2009) yang melihat solvabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya jika perusahaan dilikuidasi.

Melihat dari ketiga pendapat ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya baik jangka pendek atau panjang jika mereka dilikuidasi. Melihat definisi yang ada, apa sih sebenarnya yang melatarbelakangi perusahaan menggunakan analisis solvabilitas ini? Serta, apa saja timbal balik yang akan diperoleh? Untuk menjawab pertanyaan itu, bagian selanjutnya akan dibahas tentang tujuan dan manfaat solvabilitas bagi perusahaan, di bawah ini.

Tujuan dan Manfaat Solvabilitas

Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, tentunya tidak akan mungkin dilaksanakan tanpa adanya tujuan. Selain itu, manfaat juga harus diperoleh dari adanya kegiatan tersebut. Oleh karena itu, kami akan memperlihatkan tujuan dan manfaat dari dilaksanakannya solvabilitas di dalam sebuah perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Kasmir (2008) berikut ini:

  • Mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor).
  • Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
  • Menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
  • Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, dan pengaruh utang terhadap pengelolaan aktiva.
  • Mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
  • Untuk menilai berapa dana pinjaman yang akan segera ditagih (jatuh tempo).
  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Bagaimana? Apa sekarang kamu sudah lebih mengerti tentang solvabilitas ini? Melihat pengertian solvabilitas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya, akan timbul satu pertanyaan penting. Bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui seberapa besar beban utang yang dimiliki jika dibandingkan dengan asetnya? Nah, untuk menjawab pertanyaanmu, langsung saja scroll artikel ini ya!

Rasio Solvabilitas

Untuk melihat seberapa besar utang yang dimiliki oleh perusahaan jika dibandingkan dengan total aktivanya, kamu bisa menggunakan rasio solvabilitas. Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka panjang atau pendek. Hal ini harus dilihat, terutama jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuidasi. Kemudian, kamu harus tahu bahwa perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas tinggi, akan memiliki risiko kerugian lebih tinggi, lho! Untuk itu, kamu juga wajib mengetahui apa saja jenis dari rasio ini, agar kamu bisa mengetahui, apakah perusahaanmu memiliki risiko kerugian tinggi atau tidak. Langsung saja, yuk kita lihat beberapa jenis dan rumus menghitungnya!

Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Jenis yang pertama adalah rasio utang terhadap aktiva. Ratio utang ini digunakan untuk membandingkan seberapa besar aktiva, dengan jumlah total utang yang dimiliki perusahaan. Kamu bisa menghitung rasio ini dengan membagi total utang perusahaan dengan aktiva totalnya, atau bisa dituliskan sebagai:

Dari rumus di atas, dapat diketahui seberapa besar utang perusahaan, akan mempengaruhi pengelolaan aktiva (asset) perusahaan yang ada. Misalnya, dengan nilai rasio 0,5 atau 50% itu berarti, kreditor akan mendanai 50% dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio, maka utang yang dimiliki perusahaan akan banyak. Hal ini akan mengakibatkan semakin besar tanggungan perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lainnya.

Debt to Equity Ratio (Equity Ratio)

Rasio utang terhadap ekuitas adalah jenis kedua dari rasio solvabilitas. Serupa dengan debt to asset ratio, equity ratio ini akan menunjukkan perbandingan antara total utang dengan modal bersih (ekuitas) perusahaan setelah membayarkan semua kewajibannya. Cara menghitungnya pun hampir sama, yang membedakan hanya pembaginya saja. Untuk lebih jelasnya, rumus yang digunakan untuk mencari equity ratio akan diperlihatkan di bawah ini:

Dari rumus di atas, bisa kamu simpulkan bahwa equity ratio ini menunjukkan seberapa besar dana yang dibiayai oleh kreditor dibanding dengan pembiayaan dana dari saham. Misalnya, dengan rasio 0,80 atau 80% menunjukkan bahwa 80% dari total ekuitas digunakan untuk membiayai jalannya perusahaan. Sehingga, ekuitas ini akan menjadi beban utang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut, tentu akan mengakibatkan utang bertambah, jika rasio yang dihasilkan makin tinggi.

Tangible Assets Debt Coverage

Tangible Assets Debt Coverage merupakan jenis terakhir dalam rasio solvabilitas. Rasio ini akan digunakan untuk mengetahui perbandingan antara utang jangka panjang yang ditanggung perusahaan dengan aktiva tetap berwujud. Dengan menghitung rasio ini, kamu bisa menemukan berapa besar setiap rupiah dari aktiva berwujud yang dimiliki untuk membiayai utang jangka panjang. Pada umumnya, hasil perbandingan paling tidak harus 1:1, yang berarti setiap satu rupiah utang jangka panjang dapat dibiayai dengan satu rupiah dari aktiva tetap berwujud yang ada. Untuk menghitungnya, kamu cukup membagi jumlah aktiva tetap yang ada dengan utang jangka panjang yang harus dibayar. Rumus rasio solvabilitasnya adalah sebagai berikut:

Jadi, jika nilainya semakin tinggi, maka akan semakin membuka peluang bagi perusahaan untuk mencari pinjaman baru. Sebaliknya, semakin kecil angka perbandingan menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan kurang bisa menjamin utang jangka panjangnya. Hal ini akan menyulitkan perusahaan ketika akan mencari pinjaman baru.

Menilai solvabilitas dalam bisnis secara umum

Salah satu cara melakukan penilaian solvabilitas adalah menghitung setiap rasio yang memengaruhi utang perusahaan tersebut. Berdasarkan nilai rasio yang didapatkan, harus ada keputusan yang diambil oleh suatu bisnis demi mendapatkan pinjaman yang nantinya berguna untuk kegiatan operasional.

Penilaian suatu bisnis cocok untuk mendapat pinjaman dalam jumlah besar atau tidak bisa dipengaruhi oleh kondisi yang ada di suatu bisnis itu sendiri. Misalnya, dilihat dari ketersediaan aset tetap dan aset lancarnya.

Apabila debt to asset ratio semakin tinggi, maka utang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut bisa dikatakan tinggi juga sehingga beban yang harus ditanggung di kemudian hari pun semakin banyak. Hal ini juga berlaku untuk debt to equity ratio dalam solvabilitas perusahaan.

Lain halnya dengan tangible assets debt coverage yang menyatakan, jika nilai dari aset perusahaan semakin tinggi dan baik, maka semakin mudah pula perusahaan tersebut mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan. Namun jika perusahaan memiliki nilai dari aset tetap yang rendah, maka sebaliknya, perusahaan tersebut bisa saja sulit untuk mendapatkan pinjaman.

Selain dari rasio tersebut, solvabilitas bisnis juga bisa diketahui dengan mudah melalui laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari laporan arus kas perusahaan dan neraca, bisa diketahui bagaimana solvabilitas yang dimiliki perusahaan tersebut berdasarkan aset dan kewajiban yang ada. Begitu juga pada laporan arus kas yang bisa diketahui berdasarkan besar arus kas keluar dan masuk.

Perlu kamu ketahui, perusahaan dengan rasio solvabilitas yang tinggi jelas memiliki risiko kerugian lebih tinggi pula. Setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk bisa sampai di tahap pengembangan bisnis. Apabila terjadi hal yang kurang sesuai, kamu bisa melakukan analisa cepat atau quick ratio. Melalui analisa semacam ini, kamu bisa mendapatkan angka kemampuan dalam membayar kewajiban jangka pendek.

Memang tak bisa dipungkiri, supaya bisa terus menjalankan bisnis dengan baik, ada kalanya suatu perusahaan memaksimalkan solusi melalui utang atau pinjaman.

Cara tepat mengatasi kekurangan dana dalam perusahaan

Jika kita bicara soal arus dana dalam perusahaan, kamu sebagai pemilik bisnis tentu ingin memiliki sistem cash flow terbaik untuk perusahaan tersebut. Akan tetapi, hal tersebut tidak mudah untuk dicapai. Sebab, kebutuhan perusahaan akan keberadaan dana tidak pernah ada habisnya sehingga di beberapa kasus, perusahaan perlu memaksimalkan utang atau sejumlah pinjaman kepada pihak lain.

Guna mengetahui besar utang yang dimiliki oleh perusahaan dan perbandingannya dengan total aktiva, sebaiknya manfaatkan rasio solvabilitas. Pasalnya, rasio tersebut bisa menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban yang dimiliki, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

Jenis rasio keuangan selain rasio solvabilitas

Para pakar sempat mengelompokkan rasio keuangan perusahaan menjadi lima bagian, di mana salah satunya adalah rasio solvabilitas yang sudah dijelaskan di atas. Nah, agar kamu lebih mengerti fungsi dari analisis rasio keuangan perusahaan, coba simak dulu jenis-jenisnya berikut ini.

Rasio likuiditas

Jenis rasio keuangan yang akan kita bahas pertama kali adalah rasio likuiditas yang berfungsi untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan. Pengukuran tersebut dilakukan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancar yang dimiliki. Di dalam rasio likuiditas, analisis bisa dilakukan dengan menggunakan rasio berikut ini:

·         Current ratio

Analisis yang bisa dilakukan dengan rasio likuiditas adalah current ratio atau rasio lancar untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek ataupun utang yang segera jatuh tempo menggunakan aktiva lancar yang ada. Semakin besar perbandingan antara utang dan aktiva lancar, bisa dikatakan pula semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek yang dimiliki.  

Jika rasio lancar sebesar 1:1 atau sama dengan 100%, berarti aktiva lancar bisa menutupi semua utang lancar perusahaan. Dengan demikian, suatu perusahaan dikatakan sehat bila rasionya berada di atas 1 atau di atas 100%. Bisa dikatakan juga, aktiva lancar harus berada jauh di atas jumlah utang lancar yang dimiliki.

·         Quick ratio

Jenis rasio satu ini berfungsi untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar menggunakan aktiva lancar tanpa harus memperhitungkan nilai persediaan yang ada.

Ketahuilah, rasio ini mampu menunjukkan kemampuan aktiva lancar demi menutupi utang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar rasio yang dihasilkan malah semakin baik. Namun, angka rasio ini tidak harus selalu menunjukkan angka 1:1 atau 100%. Meski rasionya tidak mencapai 100, tetap bisa dikatakan sehat.

·         Cash ratio

Secara garis besar, cash ratio membandingkan antara kas dan aktiva lancar. Keduanya bisa segera dijadikan uang kas melalui utang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan, baik di bank ataupun di kantor dalam bentuk rekening koran.

Sementara harta setara kas atau near cash merupakan harga lancar yang bisa dengan mudah sekaligus cepat diuangkan kembali. Namun, near cash ini bisa dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara yang jadi domisili perusahaan tersebut.

Pada dasarnya, rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas ditambah ditambah dengan kas setara dibandingkan total aktiva lancar. Selain itu, semakin besar rasio yang dihasilkan maka semakin baik, seperti halnya quick ratio yang tidak harus mencapai angka 100%.

Rasio aktivitas

Berdasarkan definisinya, activity ratio atau rasio aktivitas tergantung pada aset dan menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva tersebut di tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah di tingkat penjualan tertentu justru mengakibatkan semakin banyaknya dana yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut, bakal lebih baik jika ditanamkan pada aktiva lain yang sifatnya lebih produktif.

Perlu diketahui, rasio aktivitas ini terdiri dari beberapa bagian, seperti;

·         Perputaran piutang

Salah satu jenis rasio aktivitas adalah perputaran piutang yang jadi cara mengukur berapa kali piutang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini juga mengukur kualitas dari piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang sekaligus kebijakan kredit yang dimiliki. Selain itu, rasio perputaran piutang mengukur efektivitas pengelolaan piutang yang semakin tinggi tingkat perputarannya. Dengan demikian, pengelolaan yang dilakukan pun semakin efektif.

  • Perputaran persediaan

Rasio ini menggambarkan likuiditas perusahaan dengan cara mengukur tingkat efisiensinya dalam mengelola sekaligus menjual persediaan yang dimiliki. Bukan itu saja, perputaran persediaan juga mengukur efektivitas pengelolaan persediaan, semakin tinggi tingkat perputaran yang dihasilkan, maka semakin efektif pengelolaan persediaannya.

  • Perputaran aktiva tetap

Selanjutnya adalah perputaran aktiva tetap yang jadi cara pengukuran sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio satu ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan saat menggunakan aktiva tetap yang dimiliki. Secara umum, semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, maka semakin efektif proporsi aktiva tersebut.

  • Perputaran total aktiva

Jenis rasio aktivitas yang terakhir adalah rasio perputaran total aktiva yang berfungsi untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Biasanya, tingkat rasio yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik. Pun sebaliknya, rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pengeluaran investasi, pemasaran, ataupun modal yang dimiliki.

Rasio investasi

Satu lagi yang tak boleh ketinggalan adalah rasio investasi yang fungsinya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan imbalan kepada para pemberi dana, terutama para investor di pasar modal pada jangka waktu tertentu. Rasio investasi ini memiliki nilai manfaat bagi investor berdasarkan fungsi laporan keuangan untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.

Bagaimana? Apa dengan artikel ini, sekarang kamu sudah paham dengan solvabilitas dan tahu cara menghitungnya? Dengan mengetahui cara menghitung solvabilitas ini, harapannya perusahaanmu tidak sampai terkena pailit dan tetap bisa menjalankan kinerjanya dengan normal. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan JojoExpense untuk membantu mengelola keuangan perusahaan.

Jojonomic

Dengan aplikasi ini, efisiensi manajemen pengeluaran perusahaanmu bisa meningkat hingga 76% lho! Sangat cocok, untuk menghindari kepailitan dan membuat perusahaanmu bisa terus berjalan. Selamat mencoba!