Perubahan Budaya Perusahaan dan Dinamikanya

Perubahan budaya perusahaan dalam sebuah perusahaan adalah hal yang biasa dan akan terjadi. Tetapi jika yang berubah adalah budaya sebuah perusahaan, maka hal ini dapat menjadi sebuah masalah yang serius. Pergolakan dapat terjadi di semua lini yang ada pada sebuah perusahaan jika perubahan dilakukan secara tiba-tiba. Tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resistensi yang terjadi pada saat perubahan budaya dilakukan. Ayo kita lihat caranya!

Perubahan budaya sebuah perusahaan tidak akan terjadi secara begitu saja, ada beberapa hal yang biasanya mengharuskan sebuah budaya perusahaan berubah. Perubahan ini bisa saja terjadi karena adanya faktor internal ataupun eksternal, sebelum kita melihat cara untuk mengurangi resistensi yang terjadi, ada baiknya kita telaah dahulu hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan budaya perusahaan.

350+ Team Pictures | Download Free Images & Stock Photos on Unsplash

Proses Perubahan Budaya Perusahaan

Apakah Anda berpikir tentang perubahan budaya organisasi? Ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik — misalnya, karyawan yang baik pergi, komitmen tampak kurang, produktivitas tidak maksimal — organisasi perlu membuat beberapa perubahan. Jadi dari mana Anda memulai?

Perubahan budaya organisasiSebagian besar perusahaan membuat perubahan yang terisolasi. Perubahan tersebut dapat berhasil jika solusi sederhana sudah jelas. Tetapi pengobatan sederhana ini seringkali hanya merupakan tambalan sementara. Sebaliknya, strategi yang lebih cerdas adalah memeriksa budaya organisasi.

Budaya Perusahaan: Apa Itu dan Mengapa Itu Penting

Budaya perusahaan didefinisikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Namun, banyak definisi berkisar:

  • Keyakinan, nilai, dan asumsi
  • Norma sosial dan aturan perilaku
  • Sikap dan perilaku kelompok

Banyak hal yang membantu menciptakan budaya organisasi, seperti:

  • Misi dan filosofi para pendiri
  • Keyakinan, nilai, dan budaya karyawan baru
  • Pengalaman kolektif karyawan
  • Perubahan dan perkembangan organisasi

Semua ini membantu kita untuk memahami apa itu budaya organisasi. Sekarang kita perlu mempelajari bagaimana informasi ini berlaku untuk manajemen perubahan.

Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Perubahan

Seperti telah disebutkan, hubungan antara budaya organisasi dan perubahan akan bervariasi tergantung pada situasinya. Artinya, budaya dapat:

  • Memberi dampak positif pada inisiatif perubahan
  • Memberi dampak negatif pada inisiatif perubahan
  • Atau tidak banyak berpengaruh

Perubahan budaya seharusnya tidak menjadi tujuan utama dari proyek perubahan. Tujuan utama dari setiap inisiatif perubahan haruslah tujuan bisnis. Mengubah budaya perusahaan harus menjadi tujuan sekunder, jika dan ketika budaya mengganggu perubahan yang diusulkan. Program transformasi digital , misalnya, tidak boleh mencoba menyesuaikan budaya kecuali budaya yang ada menghalangi tujuan proyek itu. Untuk menentukan kapan perubahan budaya sesuai, organisasi harus mulai dengan menilai budaya mereka.

Bagaimana Melakukan Perubahan Budaya Perusahaan

Sebelum Anda dapat memutuskan apakah budaya akan menghalangi tujuan perubahan Anda, penting untuk memahami budaya perusahaan Anda sendiri. Begini caranya:

  • Dapatkan dukungan dan dukungan dari para pemimpin bisnis
  • Wawancara pilih karyawan dan kelompok
  • Dapatkan deskripsi artefak budaya (manifestasi budaya, seperti proses, norma sosial, kode pakaian, dan sebagainya)
  • Identifikasi nilai dan asumsi budaya
  • Identifikasi alat bantu dan halangan budaya

Terakhir, kumpulkan dan analisis informasi ini. Wawancara ini akan membantu Anda menentukan bagian mana dari budaya yang akan menghalangi atau membantu proyek perubahan. Dan, dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan pemimpin bisnis, Anda dapat memutuskan apakah perubahan budaya itu perlu atau diinginkan.

Pro, Kontra, dan Pertimbangan Perubahan Budaya Perusahaan

Budaya organisasi yang tepat dapat secara signifikan meningkatkan bisnis dalam banyak hal. Misalnya, dalam ekonomi global yang serba cepat saat ini, karakteristik bisnis tertentu diinginkan:

  • Bisnis inovatif dapat mengembangkan produk dan layanan baru
  • Agile perusahaan dapat bereaksi lebih cepat untuk mengubah keadaan
  • Organisasi yang fasih secara digital dapat meningkatkan berbagai fungsi bisnis

Oleh karena itu, budaya yang berkontribusi terhadap karakteristik bisnis tersebut juga akan sangat berharga. Namun, perubahan budaya tidaklah mudah. Faktanya, ini, menurut definisi, sulit dan melelahkan. Inilah alasannya:

  • Karyawan harus melupakan ide-ide sebelumnya – yang hampir selalu membingungkan dan menyakitkan secara psikologis
  • Membangun kembali budaya baru membutuhkan waktu, energi, dan upaya – yang sering kali menyebabkan kelelahan (umumnya dikenal sebagai “perubahan kelelahan”)
  • Ketakutan, kecemasan, dan ketidakpastian sering kali berubah menjadi penolakan – membuat situasi semakin membebani semua orang yang terlibat
  • Satu-satunya cara pasti untuk mengubah budaya secara langsung adalah dengan membongkar kelompok – proses dan aturan baru dapat memengaruhi perilaku, tetapi belum tentu budaya

Akhirnya, kesuksesan tidak dijamin. Faktanya, kecuali praktisi perubahan berpengalaman dan memiliki rekam jejak keberhasilan yang panjang, kemungkinan kegagalannya tinggi. Untuk alasan seperti ini, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat pro dan kontra dari proposal perubahan budaya transformasional.

Perubahan Budaya Perusahaan Terbaik untuk Dunia Saat Ini

Dalam dunia yang serba cepat dan kompleks dewasa ini, perubahan adalah konstan.  Budaya yang dapat berubah dan berkembang dengan cepat dapat dengan mudah dilihat sebagai nilai tambah yang kuat. Tapi ini memberi kita sebuah paradoks – budaya yang kuat, menurut definisi, stabil dan konservatif. Oleh karena itu, budaya yang dapat berubah dengan cepat akan tampak sebaliknya. Namun, “budaya belajar” bisa menjadi solusi untuk masalah ini.

Gunakan proses penentuan dan penyelarasan budaya untuk perubahan budaya perusahaan yang efektif

Bagaimana Anda memasukkan perubahan melalui proses penetapan dan penyelarasan budaya? Langkah-langkah untuk perubahan budaya organisasi sederhana.

  • Pertama, organisasi menjelaskan nilai-nilai yang diinginkan . Yaitu, prinsip dan nilai Budaya Inti . Untuk memahami prosesnya, buka tautan ini.
  • Kedua, semua orang meninjau praktik saat ini.
  • Dan kemudian mereka membuat rencana untuk lebih efektif menjalankan prinsip-prinsip Budaya Inti. Melalui proses ini, karyawan memahami ekspektasi perilaku. Setiap perilaku yang tidak selaras dengan nilai-nilai inti dipandang sebagai celah yang harus diperbaiki.

Libatkan semua orang dalam prosesnya

Banyak yang percaya bahwa perubahan budaya organisasi adalah proses yang tidak mungkin. Namun ketika karyawan berpartisipasi dalam mendefinisikan dan membentuk budaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk sukses, maka perubahan yang muncul lebih mudah untuk diterapkan.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk membawa perubahan yang dibutuhkan untuk perusahaan Anda. Biarkan manajemen perubahan benar-benar menjadi proses mendefinisikan Budaya Inti Anda, mengaudit Praktik dan Proyeksi Anda , dan menjalankan rencana untuk menjalankan prinsip dan nilai Budaya Inti dengan lebih baik setiap hari. Bawa perubahan dari dalam ke luar.

Penyebab Berubahnya Budaya Perusahaan

Perubahan terjadi karena adanya faktor penyebab, begitu juga dengan budaya perusahaan. Pasti ada faktor yang menjadi penyebab sebuah budaya perusahaan berubah. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan sebuah budaya perusahaan berubah.

Kondisi Karyawan

Faktor pertama dan yang paling kecil untuk memaksa suatu perusahaan merubah budayanya adalah kondisi karyawan. Kondisi karyawan yang bermasalah tidak baik bagi perusahaan karena bisa menciptakan budaya toxic/menjadi racun bagi karyawan lain. Keadaan ini biasanya ditandai dengan adanya karyawan yang selalu memberontak serta mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri. Perilaku karyawan seperti ini harus segera diredam agar tidak menyebar ke karyawan lainnya. Salah satu cara meredamnya adalah dengan merubah budaya perusahaan.

Pertumbuhan Perusahaan

Saat sebuah perusahaan sukses dan semakin membesar, otomatis ada yang akan mengikuti perkembangan tersebut dan menyesuaikan dengan kebutuhan dari perkembangan perusahaan. Misalnya sebuah startup yang baru mulai dirintis tentunya startup tersebut hanya memiliki sedikit karyawan, hal ini dapat membuat karyawan untuk bekerja secara fleksibel dan santai. Hal ini akan berbeda dengan startup yang sudah mencapai tahap unicorn yang sudah memiliki ribuan karyawan, dan harus mengikuti skema kerja yang sudah tersusun serta sistematis sehingga mengurangi fleksibilitas dalam bekerja. Hal-hal seperti penambahan jumlah karyawan secara signifikan, perubahan sistem kerja dan lain-lain juga dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan budaya perusahaan.

Akuisisi/Merger

Terjadinya akuisisi atau merger pada sebuah perusahaan juga dapat membuat sebuah budaya perusahaan menjadi berubah. Sebuah perusahaan yang mengalami akuisisi atau merger, otomatis akan merubah budayanya sesuai dengan perusahaan yang memiliki modal lebih besar tersebut. Mungkin perubahan tidak langsung terjadi, tetapi jika terjadi sebuah akuisisi atau merger, akan ada pergantian kepemimpinan, biasanya hal ini adalah pemicu utama perubahan budaya dalam perusahaan yang melakukan akuisisi/merger

Penolakan dalam Perubahan Budaya Perusahaan

Perubahan Perusahaan

Dalam sebuah perubahan/proses perubahan kerap kali ditemukan sebuah kendala. Kendala yang paling sering muncul terkait dengan sebuah perubahan adalah penolakan terhadap perubahan itu sendiri. Penolakan ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang tidak dikehendaki oleh karyawan yang menolak. Penolakan sebuah perubahan yang paling sering terjadi adalah berikut ini.

Kurang Keinginan Berubah

Kurangnya keinginan untuk berubah sebenarnya berkaitan erat dengan posisi dan “apa yang telah didapatkan” oleh seorang karyawan. Karyawan yang sudah merasa nyaman dengan kondisi yang telah ada cenderung menolak perubahan karena adanya ketakutan untuk meninggalkan zona nyaman/comfort zone yang telah diciptakan. Padahal terlalu betah dengan zona nyaman dapat memberikan efek yang kurang baik bagi produktivitas seorang karyawan

Minim Rasa Memiliki

Perubahan adalah sebuah proses yang harus dilakukan dan menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen perusahaan, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari perubahan yang telah direncanakan. Rasa memiliki adalah hal yang penting, karena dengan adanya rasa memiliki secara tidak sadar seorang karyawan akan melakukan hal yang dirasa perlu untuk membuat perusahaannya menjadi lebih baik lagi. Ketika seorang karyawan tidak mempunyai rasa memiliki kepada perusahaannya maka dia tidak akan melakukan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.

Takut Kehilangan Status Quo

Sebenarnya hal ini sejalan dengan alasan pertama, tetapi hal ini lebih spesifik akan datang dari seorang karyawan yang mempunyai jabatan dan sudah berada dalam jangka waktu yang lama dalam perusahaan. akan menjadi lebih sulit jika perubahan ini mengganggu apa yang dianggap oleh karyawan tersebut sebagai “hak special” yang dimiliki olehnya, misalnya pengurangan tunjangan perjalanan, atau penarikan fasilitas. Tentunya karyawan yang merasa dirinya sudah berkontribusi dan harus melakukannya lagi dari awal akan melakukan penolakan yang sangat keras terhadap perubahan dan akan lebih runyam jika yang menolak adalah eksekutif perusahaan.

Solusi untuk Meminimalkan Penolakan Perubahan Budaya PerusahaanManajemen Perubahan

Perubahan menuju arah yang lebih baik adalah hal yang harus dilakukan, walaupun ada penolakan yang terjadi, bukan berarti penolakan tersebut tidak dapat diminimalisir. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir penolakan yang terjadi untuk melancarkan perubahan budaya dalam perusahaan.

Peran Pemimpin

Pemimpin dalam suatu perusahaan adalah sebuah hal yang krusial, utamanya dalam perubahan. Dengan adanya dukungan dan anjuran dari pemimpin/eksekutif perusahaan maka perubahan dapat berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan karyawan lainnya akan cenderung lebih mendengarkan pimpinan/eksekutif perusahaan. selain itu partisipasi dari pemimpin/eksekutif perusahaan juga sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan agar perubahan yang terjadi juga dapat memberikan manfaat kepada mereka. Karena jika tidak diikuti oleh semua komponen perusahaan, maka perubahan tersebut akan percuma.

Dengarkan Masukan Karyawan dan Aplikasikan

Mendengarkan masukan dari karyawan sebagai subjek perubahan bukanlah sebuah hal yang salah. Mendengarkan dan mengaplikasikan masukan yang dapat dilakukan adalah salah satu cara yang baik dalam menghargai karyawan dan kontribusinya dalam perkembangan perusahaan. Karyawan yang suaranya di dengar, bahkan sampai diaplikasikan tentunya akan merasa senang dan merasa bahwa dirinya dihargai, setidaknya ini akan menumbuhkan sifat memiliki dalam karyawan tersebut, yang artinya karyawan tersebut akan dengan senang hati melakukan perubahan, bahkan dapat menjadi bantuan untuk mengajak karyawan lainnya.

Buat Perubahan Secara Bertahap

Sebuah perubahan, apalagi terhadap hal yang mendasar tidak dapat dilakukan secara semena-mena dan mendadak. Perubahan secara mendadak tidak akan berakhir baik, hal tersebut hanya akan memunculkan konflik. Setiap perubahan pasti memerlukan proses, tetapi jangka waktu penerimaan adalah hal yang tidak dapat diprediksi, lebih baik membuat waktu perubahan secara bertahap agar setiap komponen dalam perusahaan bisa menyesuaikan diri secara efektif dengan perubahan yang terjadi.

Buat Program yang Konsisten untuk Perubahan Secara Total

Sebuah program atau perencanaan tahapan perubahan adalah hal yang baik untuk dibuat dan dilakukan. Dengan adanya sebuah perencanaan tahapan, kita dapat mengukur dan memperkirakan akan memakan waktu berapa lama hingga sebuah perubahan dapat terjadi. Dengan mempunyai perencaan serta tahapan tersebut kita juga dapat memperkirakan hambatan apa saja yang akan terjadi dan mempersiapkan mitigasinya.

Perubahan yang paling mudah terlihat, sederhana, dan biasanya diawasi oleh kantor adalah jam masuk atau absensi karyawan  untuk menilai performanya, apakah butuh penyesuaian atau tidak. Dengan sistem HRIS yang terintegrasi dan mudah diakses serta digunakan anda dapat mempermudah pekerjaan ini. Jojonomic mempunyai sistem tersebut untuk memudahkan anda dengan JojoTimes.

Pantau Karyawan Anda dengan JojoTimes

JojoTimes

JojoTimes adalah sebuah sistem HRIS yang memiliki fitur absensi melalui selfie dari perangkat seluler karyawan. Anda tidak perlu lagi repot untuk mengantri absensi di mesin fingerprint ataupun absensi manual. Karyawan hanya tinggal melakukan selfie dan data absensinya akan langsung terekam di sistem HR JojoTimes. Sistem kami merekam semua data, mulai dari wajah, waktu login/absen datang, lokasi absensi, dan waktu absen keluar/waktu pulang.

Sistem kami memiliki anti fraud yang sudah di uji dan geotagging yang akurat, sehingga karyawan tidak dapat memalsukan data yang di input ke dalam sistem.

Selain itu JojoTimes memiliki sebuah keunggulan lain, yaitu kemudahan untuk pengajuan, penyetujuan, dan pengaturan cuti secara online. Karyawan dapat mengajukan cuti secara online melalui aplikasi JojoTimes yang terinstall di gawainya. Aplikasi JojoTimes juga membagi cuti-cuti tersebut ke dalam beberapa kategori, seperti cuti sakit, jatah cuti tahunan, hingga izin setengah hari bekerja. Jadi tidak ada kebingungan dalam merekapitulasi jatah cuti antara HRD dan bagian lain.

Selain itu atasan dapat langsung menyetujui permitaan cuti yang dilakukan oleh karyawannya hanya dengan satu sentuhan, membatalkan permintaan cuti, hingga meminta karyawan tersebut meninjau kembali cutinya. Kemudahan-kemudahan seperti ini ditawarkan oleh aplikasi kami, JojoTimes!